Adanya
Virus Corona Virus, Membuat Bumi Istirahat
Oleh : Kania Sekar Kinasih / XI IPS 2/
21
Merebaknya
virus corona [COVID-19] di berbagai belahan dunia telah menimbulkan
kekhawatiran masyarakat global. Umat manusia tengah menghadapi musuh bersama,
musuh yang tidak terlihat oleh mata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintahan
berbagai negara, salah satunya dengan mengimbau penduduknya tinggal di rumah,
mengurangi bepergian. Meskipun, dampak COVID-19 begitu hebat, namun setidaknya,
ada hal ‘positif’ juga yang terjadi karenanya.
Semua
orang diperintahkan untuk tinggal di rumah saja, dan untuk mereka yang bisa
melakukannya, kegiatan bekerja dan belajar dilakukan dari kediaman masing-masing.
Semua langkah ini bertujuan mengendalikan penyebaran Covid-19, juga dengan
harapan mengurangi korban jiwa. Tapi semua perubahan ini juga menyebabkan
konsekuensi yang tak terduga
Menurut
Badan Antariksa Eropa [ESA], serta beberapa peneliti independen, emisi nitrogen
dioksida telah menurun signifikan di Italia setelah lockdown yang disebabkan penyebaran COVID-19.
Satelit Copernicus Sentinel-5P mendeteksi, penurunan emisi tersebut menandakan berkurangnya
polusi udara, dengan perubahan paling signifikan diamati di bagian utara negara
itu.
“Penurunan
emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata,” kata
Claus Zehner, manajer misi ESA Copernicus Sentinel-5P. “Meskipun mungkin ada
sedikit variasi data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, kami sangat yakin
pengurangan emisi yang dapat kita lihat, bertepatan dengan lockdown di Italia
menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri.”
Jalanan
di Wuhan, China, lengang setelah pemerintah setempat menjalankan karantina
wilayah yang ketat alias lockdown. Di Italia, pembatasan perjalanan
paling luas sejak Perang Dunia II diberlakukan. Sementara di London, pub, bar
dan teater yang biasanya ramai pengunjung ditutup. Di seluruh dunia penerbangan
dibatalkan atau dibekukan, sehingga industri penerbangan mulai terpuruk. Ketika
banyak industri, jejaring transportasi dan perusahaan tutup, jumlah emisi
karbon di udara turun drastis. Udara yang bersih itu terlihat dengan
nyata, menaikkan nitrogen dioxide. Sebagaimana kita ketahui bahwa
China adalah penyumbang 30% emisi carbondioxide (CO2) terbesar di seluruh
dunia. Dengan adanya lockdown
itu, pengurangan emisi karbondioxide itu terus menurun
menjadi 25%.
Jalanan di Wuhan Lengang |
Ketika
semua negara yang mengalami dampak corona terbesar seperti Italy dan Spanyol
maka terlihatlah bagaimana langit di Barcelona dan Madrid itu menjadi
biru dan udara segar pun terasa benar. Melihat Venice dengan air di kanal-kanal
yang bersih, sedikitnya gondola-gondola yang beroperasi dimana
gondola itu biasanya menggunakan gas sebagai sumber penggeraknya. Di Venice
ikan-ikan kecil yang berada di kanal pun merasakan kegembiraan menikmati
kebersihan air yang biasanya sibuk dengan lalu lalang dari transportasi air.
Sungai Venice airnya menjadi jernih |
Ikan-Ikan di Venice |
Polusi udara yang kita kenal itu ternyata berdampak buruk sekali kepada kesehatan manusia, bahkan akan mengurangi usia kehidupan manusia. Dengan adanya Corona, mengajarkan kepada kita semua bahwa bumi ini menjadi tempat yang menyenangkan dan terhindar dari polusi udara yang terjadi. Berikut merupakan efek akibat adanya korona, udara-udara diberbagai negara menjadi lebih bersih, dapat dilihat dibawah ini
Satu yang pasti, tidak jelas sampai kapan penurunan emisi ini akan berlangsung. Saat nanti keparahan pandemi berkurang, akankan emisi karbon dan polutan "melambung kembali"? Atau perubahan yang kita rasakan sekarang dapat bertahan? Semoga dengan adanya keadaan seperti ini, senantiasa membuat manusia di dunia menjadi sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan