MODUL PEMBELAJARAN
KEWIRAUSAHAAN
PROSES KEWIRAUSAHAAN
Disusun
Oleh :
Kelompok
4 :
1. Nindya
Tresna Wiwitan (P17111171005)
2. Jonathan
Soegiono (P17111173030)
3. Feby
Andriyanti (P17111173037)
4. Firda
Auliya’ Rosyida (P17111174063)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MALANG
JURUSAN GIZI
PRODI DIV-GIZI
2019
PROSES KEWIRAUSAHAAN
I. Deskripsi
Etimologi
kata wirausaha adalah berasal dari kata “wira” dan “usaha”. “Wira” berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Sedangkan “usaha” berarti, perbuatan untuk mencapai sebuah
tujuan. Jadi, secara etimologis/harfiah, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yang melakukan perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.
Kewirausahaan secara umum
adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha
dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
II. Tujuan
Pembelajaran
a. Tujuan
Pembelajaran Umum
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi mengenai pengertian proses kewirausahaan, faktor pemicu
kewirausahaan, model proses kewirausahaan, proses kewirausahaan, langkah
keberhasilan kewirausahaan, serta faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan.
b. Tujuan
Pembelajaran Khusus
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi pengertian proses kewirausahaan.
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi faktor pemicu kewirausahaan.
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi model proses kewirausahaan.
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi proses kewirausahaan.
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi langkah keberhasilan kewirausahaan.
-
Mahasiswa dapat
mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat kewirausahaan.
III. Pokok
Bahasan Dan Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian
proses kewirausahaan
2. Faktor
pemicu kewirausahaan
3. Model
proses kewirausahaan
4. Proses
kewirausahaan
5. Langkah
keberhasilan kewirausahaan
6. Faktor
pendorong dan penghambat kewirausahaan
IV. Bahan
Belajar
a. Laptop
b. LCD
c. Papan
tulis dan Spidol
V. Langkah
– Langkah Kegiatan Pembelajaran
No |
Waktu |
Kegiatan |
Kegiatan
Pembelajaran |
Kegiatan
Peserta |
1.
|
5
menit |
Pembukaan
|
1. Mengucapkan
salam pembuka 2. Menjelaskan
tujuan pembelajaran 3. Menyebutkan
sub pokok bahasan yang akan disampaikan |
1. Menjawab
salam 2. Memahami
tujuan pembelajaran 3. Memahami
dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan |
2. |
20
menit |
Pelaksanaan
|
Menjelaskan materi pembelajaran
secara sistematis tentang konsep dasar kewirausahaan |
Mendengarkan,
memperhatikan menyimak, dan memahami. |
3. |
15
menit |
Evaluasi |
Meminta
siswa untuk menjelaskan dan menyebutkan kembali materi yang telah disampaikan |
Menjawab pertanyaan
yang diberikan |
4. |
5 menit |
Penutup
|
1. Menyimpulkan
materi 2. Mengucapkan
terimakasih dan salam |
1. Menyimak
2. Menjawab
salam |
VI. Uraian
Materi
1.
Pengertian
Proses Kewirausahaan
Proses adalah urutan
pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin
menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan
suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
Proses kewirausahaan
diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut
timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinsiatif, yang tidak lain adalah
berpikir kreatif dan bertindak inovatif (Suryana, 2006: 3). Inovasi tersebut
dipengeruhi oleh berbagai faktor
baik yang berasal
dari pribadi maupun
di luar pribadi.
Secara
internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu,
seperti locus of control, toleransi,
nilai-nilai, pendidikan, pengalaman.
Sedangkan faktor yang
berasal dari lingkungan
diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu,
inovasi berkembang menjadi
kewirausahaan melalui proses
yang dipengaruhi oleh lingkungan, organisasi dan keluarga.
2.
Faktor
Pemicu Kewirausahaan
Faktor
pemicu yang berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas,
pesaing, inkubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Orang yang berhasil
dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama
(pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan praktis.
Faktor-faktor
yang menjadi pemicu kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi hak kepemilikan, kemampuan, dan insentif.
Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan. Jadi, kemampuan berwirausaha
merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasi kreativitas,
inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi resiko untuk memperoleh
peluang, Suryana (2000: 34)
3.
Model
Proses Kewirausahaan
Model proses perintisan dan
pengembangan kewirausahaan ini di gambarkan oleh Bygrave menjadi urutan
langkah-langkah berikut ini.
1.
Innovation
(Inovasi)
a)
faktor
personal yang mendorong inovasi adalah
·
keinginan
berprestasi
·
adanya
sifat penasaran
·
keinginan
menanggung resiko
·
faktor
pendidikan dan
·
faktor
pengalaman.
b)
faktor
lingkungan yang medorong inovasi adalah :
·
adanya
peluang
·
pengalama
·
kreativitas
2.
Triggering
Event (pemicu)
a)
Faktor
personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau memaksa seseorang untuk
terjun kedunia bisnis adalah :
·
adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
·
adanya
pemutusan hubungan kerja (PHK)
·
tidak
ada pekerjaan lain
·
dorongan
karena faktor usia
·
keberanian
menanggung resiko
·
komitmen
dan minat tinggi terhadap bisnis.
b)
faktor-faktor
lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah :
·
sumber-suber
yang bis adi manfaatkan, misalnya tabungan, modal, warisan, memiliki bangunan
yang strategis
·
mengikuti
latihan-latihan bisnis, kursus bisni. Dst
3.
Implementasi
(pelaksanaan)
a)
Faktor
personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis adalah sebagai berikut:
·
siap
mental secara total
·
adanya
manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama
·
adanya
komitmen yang tinggi terhadap bisnis
·
adanya
visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan.
4.
Growth
( Proses Pertumbuhan )
·
adanya
tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana dan pelaksanaan
operasional berjalan produktif
·
adanya
strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
·
adanya
roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas
makanan, lokasi usaha, manajemen, personalia dsb
·
adanya
konsumen dan pemasok barang yang continu
·
adanya
pihak investor yang memberikan fasilitas keuanga
·
adanya
kebijaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang ekonomi yang
menguntungkan
4.
Proses
Kewirausahaan
1.
Tahap
Memulai Usaha
Menurut
Thomas W Zimmerer (1996) dalam Suryana (2003), kewirausahaan adalah penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan
peluang yang dihadapi setiap hari. Begitu juga menurut Carol Noore dalam
Suryana (2003), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal
seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan, dan lingkungan (Bygrave
(1996) dalam Suryana (2003)).
Bygrave
(1995) dalam Suryana (2003) menyatakan bahwa kewirausahaan muncul apabila
seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses
kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas, dan tindakan yang berhubungan
dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha. Oleh sebab itu,
wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan sesuatu
organisasi untuk mengejar peluang itu.
Syarat
berwirausaha harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh
keuntungan dari peluang-peluang itu. Esensi dari kewirausahaan adalah
menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses kombinasi antara sumber daya
dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1995)
dalam Suryana (2003), nilai tambah tersebut diciptakan melalui cara-cara
sebagai berikut:
1. Pengembangan
teknologi baru (developing new technology)
2. Penemuan
pengetahuan baru (discovering new
knowledge)
3. Perbaikan
produk dan jasa yang sudah ada (improving
existing products or services)
4. Penemuan
cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding
different ways of providing more goods and services with fewer resources).
Merintis
usaha merupakan pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun. Yang
terpenting adalah keyakinan dan niat yang kuat untuk usaha mandiri. Memulai
merintis usaha mandiri merupakan tahapan kritis bagi wirausaha untuk berhasil
atau gagal. Mengapa tahap merintis usaha mandiri dikatakan sebagai masa kritis?
Kesalahan akan menimbulkan kebangkrutan secara ekonomi atau trauma secara
psikologis. Untuk itu, menjadi wirausaha membutuhkan kesiapan mental menghadapi
berbagai kemungkinan terbaik atau terburuk, berupa kegagalan dalam bisnis
(Sudjatmoko, 2009).
Menurut
Suryana (2003), ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha
atau memasuki dunia usaha, yaitu:
1) Merintis
usaha baru (starting), yaitu
membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi,
dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat
dirintis, yaitu:
-
Perusahaan milik sendiri,
yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang
-
Persekutuan, yaitu suatu
kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan
usaha bersama
-
Perusahaan berbadan hukum,
yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal
saham-saham.
2) Membeli
perusahaan orang lain (buying), yaitu
dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir
oleh orang lain dengan nama (good will)
dan organisasi usaha yang sudah ada.
3) Kerja
sama manajemen (franchising), yaitu
suatu kerja sama antara entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisee/parent company) dalam
mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha
(waralaba). Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan
tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan
karyawan, pembukuan, pencatatan dan akuntansi, konsultasi, penetapan standar,
promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber
permodalan.
Untuk
memasuki dunia usaha (business)
sesorang harus berjiwa wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang
mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi risiko. Sebagai
pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operation), ia harus memiliki kecakapan untuk
bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif, dan lebih menyukai tantangan
(Suryana, 2003).
Menurut
Lambing (2000) dalam Suryana (2003), ada dua pendekatan utama yang digunakan
wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru: Pertama,
pendekatan “inside out” atau disebut
dengan “idea generation”, yaitu
pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan
usaha. Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakang, dan
sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis. Kedua, pendekatan “the out-side in” yang juga disebut “opportunity recognition”, yaitu
pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil
apabila menanggapi atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.
Menurut
Lambing, keunggulan dari pendatang baru di pasar adalah dapat mengidentifikasi
“kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”. Berdasarkan pendekatan “in-side out” di atas, bahwa untuk
memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha
(Suryana, 2003). Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan
meliputi:
-
Kemampuan teknik, yaitu
kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara
menyajikannya.
-
Kemampuan pemasaran, yaitu
kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang
tepat.
-
Kemampuan finansial, yaitu
kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara
menggunakannya.
-
Kemampuan hubungan, yaitu
kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan mengembangkan relasi,
dan kemampuan komunikasi serta negoiasi.
Dalam
memasuki arena bisnis atau memulai usaha baru, seseorang dituntut tidak hanya
memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan, yang harus
diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.
Gambar 1. Bagan Proses Bisnis
Sumber
: Scarborough (1993) dalam Suryana (2003)
Pada gambar 1. di atas,
bahwa untuk memulai usaha harus diawali dengan ide. Setelah ada ide, langkah
berikutnya adalah mencari sumber dana dan fasilitas baik barang maupun orang.
Sumber dana tersebut adalah berasal dari badan-badan keuangan seperti bank
dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Tentu
saja, barang dan jasa yang akan dijadikan objek bisnis tersebut harus memiliki
pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar merupakan langkah yang harus
dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar
untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa akan mudah laku dan
segera mendatangkan keuntungan (Suryana, 2003).
Menurut
Suryana (2003), dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Bidang
dan jenis usaha yang dimasuki.
b.
Bentuk usaha dan bentuk
kepemilikan yang akan dipilih.
c. Tempat
usaha yang akan dipilih.
d. Organisasi
usaha yang akan digunakan.
e. Jaminan
usaha yang mungkin diperoleh.
f. Lingkungan
usaha yang akan berpengaruh.
Pengertian lain dari peluang
usaha yaitu sebuah kesempatan yang muncul untuk memperoleh inspirasi. Dimana
seseorang dapat membuka sebuah kesempatan untuk melakukan atau memulai sesuatu
yang baru. Pengertian lainnya, peluang usaha adalah kesempatan atau waktu yang
sangat tepat agar diambil dan dimanfaatkan sesorang. Upaya untuk memperoleh
peluang usaha diperlukan kerja keras dengan berbagai pengorbanan. Peluang usaha
merupakan kemampuan seseorang atau pebisnis untuk melihat adanya kesempatan
berbisnis dari lingkungan sekitarnya. Peluang usaha biasanya muncul ketika
seseorang mempunyai niat untuk memulai suatu usaha walaupun dengan modal
seadanya. Untuk memanfaatkan peluang usaha, seorang wirausaha harus memiliki
rasa percaya diri yang tinggi, harus yakin dengan usaha yang ia lakukan.
A.
Unsur-Unsur
Peluang Bisnis Baru
Sebelum
memulai sebuah usaha, seorang wirausahawan haruslah memperhatikan beberapa hal,
diantaranya adalah:
1. Lihat
karakter usaha anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi anda. Anda perlu mengenali karakter bidang usaha
anda. Tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar anda sesuai dengan
karakter usaha anda.
2. Lihat
apakah anda menyukai usaha tersebut Merupakan syarat mutlak bahwa seseorang
harus menyukai usaha yang akan digelutinya. Kenyataan menunjukkan bahwa rasa
suka pada usaha akan membuat seseorang lebih giat, tekun, dan pantang menyerah
dalam menjalankannya sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang baik. Memulai
usaha dari hobi akan menjadi pertimbangan anda, karena hobi biasanya merupakan
suatu hal yang disukai, maka hobi bisa berpotensi menjadi usaha yang berhasil,
tentukan diperlukan dukungan analisa lainnya.
3. Lihat
apakah anda mampu menjalankan usaha tersebut Sangat penting bagi kita untuk
mengukur kemampuan diri dengan tujuan untuk melihat apakah kita mampu
menjalankan usaha tersebut. Kita bisa mengukur kemampuan kita dengan mengadakan
beberapa analisa atau riset sederhana mengenai usaha tersebut, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan kemampuan kita.
Selain unsur-unsur diatas,
masih terdapat beberapa unsur lainnya dalam peluang usaha baru, yaitu:
1. Kebutuhan
akan sumber penemuan Sebelum memulai usaha, ada baiknya dilakukan pengamatan
tentang kebutuhan pasar terhadap produk yang akan ditekuni. Pengamatan ini
diperlukan agar usaha yang dijalankan dapat berlanjut.
2. Membuat
inovasi baru Hal penting yang perlu dilakukan oleh seorang wirausaha adalah
melakukan inovasi untuk produk yang akan dijalani.
3. Sesuai
keahlian Usaha yang dilakukan berdasarkan pada keahlianyang dimiliki hasilnya
akan lebih memuaskan.
4. Menyesuaikan
dengan kebutuhan sekitar Menyesuaikan kondisi usaha yang akan dijalani dengan
kebutuhan sekitar akan berpengaruh pada permintaan pasar, khususnya pasar-pasar
terdekat yang mudah dijangkau.
5. Memanfaatkan
koneksi dan relasi Koneksi dan relasi yang kita miliki juga sangat berguna,
baik dalam hal promosi maupun pengembangan usaha.
6. Mengamati
kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada. Melakukan pengamatan terhadap
produk atau jasa merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh usahawan
agar kekurangan pada produk atau jasa yang dihasilkan dapat diperbaiki,
sehingga hasilnya diharapkan akan memuaskan.
7. Pemanfaatan
produk dari perusahaan lain Memanfaatkan produk dari perusahaan lain juga dapat
dilakukan untuk menjadi bahan pembantu dalam produk atau jasa yang dihasilkan.
8. Usaha
warisan Suatu usaha yang dijalankan juga dapat dilakukan melalui usaha turun
temurun.
9. Ikut-ikutan
trend Sebuah usaha yang ditekuni oleh wirausahawan karena join bersama partner.
10. Coba-coba
Usaha juga dapat ditemukan dengan cara coba-coba pada awalnya.
B. Mengidentifikasi Peluang Usaha
Cara mengidentifikasi
peluang usaha dapat dilakukan dengan mengamati bidang hasil usaha, yaitu:
1. Segmentasi
pasar
2. Posisi
Produk
3. Sumber
daya manusia
4. Keuangan
5. Tanggung
jawab sosial
6. Pengembangan
usaha
Mengidentifikasi
peluang usaha dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Berfikir
positif setiap ide-ide baru yang datang dalam dunia bisnis.
2. Menerima
saran-saran orang lain demi perkembangan bisnis.
3. Mempunyai
konsep ATM (amati, tiru, modifikasi)
C.
Analisis Peluang Usaha
1. Analisis
kebutuhan pasar atau konsumen Sebelum memulai konsep usaha terlebih dahulu
harus tau, apakah konsep tersebut telah memenuhi syarat kebutuhan pasar?
Contoh: Jasa Laundry Targetnya: para pekerja “kantoran”, atau mahasiswa kos,
atau businessman, dst. Lokasi tidak cocok di pemukiman padat.
2. Analisis
kebutuhan materi dan produk Jika konsep usaha sudah tepat dengan kebutuhan
pasar. Apakah materi dari usaha anda dapat diperoleh dengan mudah? Misalnya:
bahan baku, tempat, harga, dan lain-lain. Contoh: Perusahaan kripik daun
singkong Membutuhkan bahan baku segar Apakah bahan baku akan mudah ditemui di
daerah usaha dan bagaimana dengan jarak bahan baku tersebut dengan lokasi usaha
dilihat dari transfortasi.
3. Analisis
keberlanjutan usaha kedepan Kedepan, kita harus merancang, apakah usaha saya
akan berjalan dengan lancar atau perlu inovasi? Contoh: Beternak ikan Louhan
Beberapa tahun yang lalu, ikan louhan sangat digemari Apakah usaha tersebut
kedepan masih dibutuhkan?
4. Analisis
persaingan usaha Harus melihat usaha lain atau kompetitor sejenis disekitar
lokasi usaha, agar kita dapat: Menentukan harga jual Menentukan fasilitas dan
pelayanan Menentukan alternatif lain untuk ditambahkan dalam usaha Menambahkan
inovasi baru dalam usaha Contoh: Usaha Warnet Banyakkah usaha sejenis di
sekitar lokasi? Harus yakin dan teliti dengan konsep usaha Bagaimana usaha
tersebut mampu bersaing dengan usaha sejenis.
5. Analisis
pendapatan dan pengembangan Tujuan usaha diantaranya adalah memperoleh
pendapatan dan laba Lakukan analisis BEP (Break Event Point) sehingga dapat
merancanakan berapa besar pendapatan yang harus dicapai agar mendapat
keuntungan. Setelah menganalis pendapatan, diperlukan analisis pengembangan
usaha kedepan.
2.
Tahap
Melakukan Usaha
Dalam tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, sdm, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
a.
Pembiayaan
Aspek keuangan adalah
aspek yang sangat penting dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis. Bisnis
membutuhkan investasi/penanaman modal yang dilakukan saat ini untuk mendapatkan
manfaat di masa yang akan datang. Pengelolaan dana investasi perlu direncanakan
secara tepat agar berhasil dan dana investasi dapat kembali dalam waktu yang
sesuai dengan yang direncanakan.
Investasi yang dilakukan
dalam berbagai bidang bisnis (usaha), sudah barang tentu memerlukan sejumlah
modal (terutama uang), disamping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk
membiayai suatu bisnis antara lain terdiri dari biaya pra-investasi, biaya
investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja. Untuk pertama kali modal
digunakan untuk membiayai pra-investasi dan seperti pengurusan izin-izin dan
pembuatan studi usaha. Selanjutnya modal digunakan untuk pembelian aktiva tetap
seperti pembelian tanah, pendirian bangunan atau gedung, pembelian mesin-mesin,
dan aktiva tetap lainnya. Modal juga digunakan pada saat bisnis tersebut
dijalankan, misalnya untuk biaya bahan baku, gaji, dan biaya operasi lainnya.
Besarnya modal untuk investasi yang diperlukan tergantung dari jenis bisnis
(usaha) yang akan digarap. Perhitungan terhadap besarnya kebutuhan investasi
perlu dilakukan sebelum investasi dilaksanakan.
Semua ini tentunya
menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang akhirnya akan dituangkan dalam aliran
kas perusahaan selama periode usaha.
Langkah selanjutnya adalah menilai kelayakan investasi tersebut melalui
kriteria kelayakan investasi. Tujuannya Penilaian kelayakan investasi adalah
adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan dilihat
dari aspek keuangan.
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam studi kelayakan aspek keuangan antara lain adalah:
1.
Sumber dan Penggunaan
Dana Analisis sumber dan
penggunaan dana, atau sering juga disebut dengan analisa aliran dana, merupakan
alat analisa finansial yang digunakan untuk mengetahui dari mana dana
didapatkan dan untuk apa dana itu digunakan. Laporan yang menggambarkan dari
mana dana didapatkan dan untuk apa dana itu digunakan disebut dengan “Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana”. Sumber dana adalah dari mana dana itu didapatkan,
yaitu bisa dari hutang baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dan dari
modal. Penggunaan dana adalah untuk apa dana itu digunakan. Penggunaan dana
bisa berupa dana kas untuk membiayai operasional perusahaan, piutang,
persediaan, pembelian aktiva tetap. Informasi penggunaan dana ini terletak pada
Neraca bagian Pasiva.
2.
Modal Kerja
Modal kerja adalah jumlah
keseluruhan akiva lancar (kas, piutang dan persediaan). Pengertian ini disebut
dengan modal kerja bruto. Sedangkan pengertian modal kerja neto adalah selisih
antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
3.
Biaya Modal
Biaya modal (Cost of
Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan
laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan
besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
b.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau biasa
disingkat menjadi SDM adalah potensi yang terkandung dalam
diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk
sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri
serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Sedangkan dalam hubungannya denagan
kewirausahaan, SDM merupakan Individu-individu dalam organisasi kerwirausahaan
yang dapat memberikan kontribusi atau sumbangan yang berharga berupa
peroduktivitas dari posisi yang mereka pegang untuk mencapai tujuan sistem
organisasi kewirausahaan.
Faktor-faktor seperti latar belakang,
umur, pengalaman yang berhubungan dengan jabatan, dan tingkat pendidikan formal
kesemuanya mempunyai peranan di dalam menentukan tingkat ketepatan posisi
individu-individu pada organisasi kewiraswastaan.
Langkah-langkah penyediaan sumber daya
manusia:
1) Perekrutan karyawan Penarikan tenaga
kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia bagi
organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat posisi yang kosong.
2) Seleksi calon karyawan. Seleksi tenaga
kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia
untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah
yang relatif sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa.
3) Pelatihan karyawan Pelatihan karyawan
adalah keterampilan yang diajarkan pihak perusahaan kepada karyawannya.
4) Penilaian hasil kerja
Penilaian tentang hasil kerja yang
telah dilakukan oleh karyawannya, apakah sesuai dengan yang diharapkan atau
belum.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Terdapat beberapa tujuan yang
direncanakan manajemen perusahaan , yakni meliputi:
a.
Membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya
b.
Mempekerjakan
tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan ketrampilan secara efisien
c.
Merencanakan
dan menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan motivasi bagi pegawai.
d.
Meningkatkan
kepuasan kerja dan meningkatkan ras percaya diri karyawan. Memelihara dan
mengembangkan kualitas kerja sejalan dengan tujuan organisasi.
e.
Mensosialisasikan
kebijakan manajemen kepada seluruh karyawan perusahaan
f.
Membantu
memelihara kebijakan tentang etika dan tanggung jawab sosial perusahaan.
g.
Membina
hubungan dan kerjasama yang baik antar karyawan dengan masyarakat luas.
c.
Kepemilikan
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah bisnis
yang dimiliki oleh 1 orang saja. Sehingga pemilik perusahaan ini mempunyai
tanggung jawab sekaligus kuasa tak terbatas atas perusahaan beserta
aset-asetnya. Karena ialah yang memiliki, mengelola, sekaligus memimpin perusahaan
tersebut. Semua risiko yang terjadi pada perusahaan, ia yang menanggungnya.
b. Firma
Firma adalah bisnis yang terjalin atas
persekutuan 2 orang atau lebih dengan menggunakan nama bersama dalam
menjalankan usaha. Tanggung jawab dari setiap anggota firma tidak terbatas,
dengan pembagian keuntungan atau pun pertanggungan kerugian yang sama oleh
masing-masing anggota
c. Perseroan Komanditer
CV adalah kepanjangan dari commaditaire
vennotschap dalam bahasa Belanda. CV merupakan persekutuan bisnis yang
didirikan oleh 2 orang atau lebih yang menyerahkan sekaligus memercayakan
uangnya untuk kemudian digunakan sebagai modal CV. Perseroan ini bisa dianggap
sebagai perluasan dari bentuk perusahaan perseorangan.
d.
Perseroan
Terbatas (PT)
Adalah bentuk bisnis yang terdapat
pemisahan pada harta, hak dan kewajiban pribadi dengan pendiri maupun pemilik
perusahaan. Perseroan terbatas memiliki modal usaha berupa saham yang dimiliki
oleh pendiri, sekutu atau pun pihak lain yang mengambil bagian melalui
pembelian saham. Dan para pemilik modal saham tersebut memiliki tanggung jawab
yang terbatas atas utang-utang perusahaan sesuai porsi modal saham yang
dimilikinya.
e. Perseroan Terbatas Negeri (Persero)
Awalnya Persero lebih dikenal dengan
Perusahaan Negara (PN). Berubah nama menjadi Persero karena PN mengadakan
pembentukan modal dengan memberikan penawaran pada pihak swasta.
f. Perusahaan Negara Umum (Perum)
Perum adalah bentuk bisnis milik
negara dengan tujuan mencari keuntungan namun dengan tidak mengabaikan
kesejahteraan masyarakat. Jadi kegiatan usaha Perum adalah untuk melayani
kepentingan umum dengan bidang-bidang usaha vital bagi masyarakat. Perum
dipimpin oleh direksi dengan pengelolaan usaha diatur dalam hukum perdata.
Pihak swasta boleh menamankan modal pada Perum.
g. Perusahaan Negara Jawatan (Perjan)
Perjan adalah bentuk bisnis negara
yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat umum dengan memperhatikan faktor
efisiensi. Perjan merupakan bagian dari Direktorat Jenderal sehingga memiliki
hak pada fasilitas-fasilitas negara. Status seluruh karyawan Perjan adalah
pegawai negeri. Perjan memiliki hubungan hukum publik, artinya jika terjadi
sengketa, Perjan berkedudukan sebagai pemerintah.
h. Perusahaan Daerah
Adalah bentuk bisnis dengan
kepemilikan saham oleh pemerintah daerah dengan pemisahan harta antara milik
perusahaan dengan milik negara. Tujuan perusahaan ini adalah untuk mencari
keuntungan yang digunakan untuk pembangunan daerah. Pengelolaan Perusahaan Daerah oleh
kepala daerah setempat sesuai Surat Keputusan Menteri dalam Negeri no. 18 tahun
1969.
i. Koperasi
Koperasi adalah bentuk bisnis yang
beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang bekerja sama dengan asas
kekeluargaan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota.
d.
Organisasi
Dengan adanya organisasi
maka sumber daya masuk ke dalam suatu pola, sehingga orang-orang yang bekerja
di dalam perusahaan dapat bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna untuk
mencapai suatu tujuan. Organisasi : wadah kegiatan yang ada dan perlu ada, agar
tujuan usaha dapat tercapai sesuai dengan harapan. Fungsi organisasi dalam
usaha : untuk menetapkan kegiatan yang harus dilaksanakan serta mengelompokkan
kegiatan dalam berwirausaha. Sasaran faktor organisasi : untuk mendapatkan
bentuk kerja sama yang berguna bagi perusahaan.
Pengertian Organisasi Perusahaan
Menurut yoder (1970) tentang organi sasi kerja mengatakan bahwa secara teoritik
istilah orgasisasi pada umumnya adalah di pakai dengan dua arti,yaitu :
-
organisasi
dipandang sebagai sebuah asosiasi yang di buatdengan jangka panjang dan di
pelihara untuk mncapai tujuandan melaksanakan misi misi khusus.
-
Organisasi
menunjukan suatu proses pemeliharaan dan penciptaan struktur.dalam hal ini
proses pemeliharan organisasi dipakai untuk mengembangkan memperluas hal-hal
lain dari organisasi kerja.
-
Memmbahas
mengenai organisasi perusahaan tidak dapat dilepaskan dari maanajemennya .
manajemen yang dibutuhkan untuk suatu tujuan organisansi peusahaan terdapat
beberapa fungsi menurut koontz dan o’doneel antara lain :
-
Planning
(perencanaan) merupakan fungsi dalam membuat keputusan untuk menentukan
aktivitas perusahaan dalam setiap departemen atau bagian yang ada dalam
kewirausahaan.
-
Organizing
(pengorganisasian) merupakan fungsi dalam menentukan kegiata yang di perlukan
dalam usaha dalammencapai tujuan.
-
Staffing
(penyusunan) yaitu fungsi dalam jabatan menjaga dan memelihara agar mereka
tetap pada jabatan yang telah di tetapkanoleh struktur organisasi harus
dilaksanakan dalam interaksi melalui wewenangyang merupakan aspekdari
pengarahan.
-
Leading
(pengarahan) fungsi untuk mempengaruhi dan pengarahan orang orang agar berusaha
keras serta dengansenang hati dalam mencapai tujuan organisasi
-
Controlling
(pengawasan) merupakan fungsi pengawasan dan penilaian dan koreksi dari
aktivitas anggota untukmenjamin agar terjadi penyesuaian antara pelaksanaan
kerja dengan rencananya.
e.
Kepemimpinan
Pemimpin adalah
orang-orang yang menentukan tujuan, motivasi dan tindakan kepadaorang lain.
Pemimpin adalah orang yang memimpin. Pemimpin dapat bersifat resmi (formal) dan
tidak resmi (non formal).
Griffin dan Ebert
mengemukakan 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu:
A.
Gaya Otokratik (autocratic style) pada umumnya memberikan
perintah-perintah dan meminta bawahan untuk mematuhinya
B.
Gaya Demokratik (democratic style), pada umumnya meminta
masukan kepada para bawahan/stafnya terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan, namun pada akhirnya menggunakan kewenangannya dalam mengambil
keputusan
C.
Gaya bebas terkendali (free-rein style). pada umumnya memposisikan
dirinya sebagai konsultan bagi para bawahannya dan cenderung memberikan
kewenangan kepada para bawahan untuk mengambil keputusan.
Syarat-syarat Kepemimpinan
:
Ada tiga hal penting dalam
konsepsi kepemimpinan antara lain:
1. Kekuasaan Kekuasaaan
adalah otorisasi dan legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat
2. Kewibawaan Kewibawaan
merupakan keunggulan, kelebihan, keutamaan sehingga pemimpin mampu mengatur
orang lain dan patuh padanya.
3. Kemampuan Kemampuan adalah
sumber daya kekuatan, kesanggupan dan kecakapan secara teknis maupun social,
yang melebihi dari anggota biasa.
Sementara itu menyatakan
pemimpin itu harus mempunyai kelebihan sebagai persyaratan, antara lain:
1. Kepastian, kecerdasan,
kewaspadaan, kemampuan berbicara, kemampuan menilai.
2. Prestasi, gelar
kesarjanaan, ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu.
3. Tangggung jawab, berani,
tekun, mandiri, kreatif, ulet, percaya diri, agresif.
4. Partisipasi aktif,
memiliki stabilitas tinmggi, kooperatif, mampu bergaul.
5. Status, kedudukan social
ekonomi cukup tinggidan tenar.
f.
Bagaimana Mengambil Risiko
1. Mengidentifikasi resiko
Proses ini meliputi
identifikasi resiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi resiko secara akurat dan
kompleks sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi
resiko : mendaftar resiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
identifikasi resiko antara lain:
1)
Brainstorming
2)
Survey
3)
Wawancara
4)
Informasi historis
5)
Kelompok kerja
2. Menganalisa resiko
Setelah melakukan
identifikasi resiko, maka tahap berikutnya : pengukuran resiko dengan cara
melihat seberapa besar potensi terjadinya kerusakan (severity) dan probabilitas
terjadinya resiko tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event
sangatlah subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman.
3. Monitoring resiko dan
evaluasi
Mengidentifikasi,
menganalisa dan merencanakan suatu resiko Sangatlah penting untuk selalu
memonitor proses dari awal mulai dari identifikasi resiko dan pengukuran resiko
untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya resiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu resiko terjadi maka
respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.
4. Melakukan penyebaran
risiko.
Mengurangi kerugian atau
biaya yang diterima saat risiko terjadi, salah satunya dengan berinvestasi
(misalnya saham, reksadana, obligasi, dll).
5. Melakukan pengawasan risiko.
Pengawasan yang
harus dilakukan oleh perusahaan yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung risiko yang terjadi agar dapat memperkirakan kemampuan
yang harus dimiliki dalam menanggulangi risiko tersebut.
2. Memiliki sistem peringatan lebih awal agar mampu melihat
tanda/gejala yang timul yang dapat mendatangkan risiko di masa yang akan
datang.
3. Melakukan dokumentasi secara teratur. Hal ini harus dilakukan oleh
manajer risiko dimana mereka harus menyimpan data-data yang berisikan tentang
risiko yang telah terjadi, penanganan suatu risiko, catatan perawatan, polis
asuransi, dll
4. Melakukan audit terhadap risiko agar setiap risiko yang akan
terjadi dapat diatasi dan dapat diidentfikasi sehingga mudah ditangani.
5. Menyusun anggaran untuk manajemen risiko.
6. Memakai jasa konsultan manajemen resiko. Hal ini bertujuan agar
dapat berkonsultasi pada orang yang tepat dan biaya yang rendah. Terlepas dari
itu semua, yang terpenting, dari konsultasi tersebut, karyawan memilikikemampuan yang meningkat
dan mendapat pengetahuan yang baru menganai risiko.
7. Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan
merupakan suatu hal yang penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil
keputusan kadang-kadang mudah, tetapi lebih sering sulit. Kemudahan atau
kesulitan dalam mengambil keputusan bergantung pada banyaknya alternatif yang
tersedia. Semakin banyak altrnatif semakin sulit dalam mengambil keputusan.
Dasar dan teknik dalam
pengambilan keputusan juga diengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1. Intuisi (Perasaan pembuat
keputusan)
2. Fakta (dianggap paling
baik, jika berdasarkan kenyataan)
3. Pengalaman (belajar atau
melihat kejadian di masa lalu)
4. Keterampilan (dalam hal
ini memimpin diri sediri).
Beberapa jenis keputusan
menurut bidangnya dalam suatu bisnis, antara lain sebagai berikut:
1. Luas permasalahan
2. Susunan atau tata letak
(lay out) perusahaan
3. Lokasi perusahaan
4. Metode-metode produksi
5. Pembayaran gaji/upah
6. Riset dan teknik produksi
7. Praktik pembelian dan
penjualan
8. Inspeksi dan supervisi
9. Jumlah inventaris
8. Pemasaran
Aspek pasar
dan pemasaran merupakan aspek yang sangat penting
dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis. Bisnis dapat berjalan jika
terdapat pasar (pembeli yang potensial) dari produk yang berbentuk barang
maupun jasa yang ditawarkan. Pemahaman apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan
pasar perlu dipertimbangkan dalam studi kelayakan bisnis.
Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam aspek pasar yaitu:
1. Pasar potensial
Pasar di sini didefinisikan sebagai
orang–orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan
kemauan untuk membelanjakan. Jadi dalam pengertian tersebut terdapat tiga
faktor utama yang menunjang terjadinya pasar.
a. Orang dengan segala keinginannya
b. Daya beli mereka
c. Tingkah laku dalam
pembelian mereka.
Pasar potensial adalah
sekumpulan konsumen yang menyatakan level minat yang memadai atas tawaran pasar
tertentu pada periode tertentu dan pada wilayah tertentu. Akan tetapi, minat konsumen
tidak memadai untuk mendefenisikan pasar apabila tidak didukung oleh pendapatan yang cukup untuk membeli produk
tersebut dan akses terhadap produk yang ditawarkan itu. Informasi pasar
potensial yang telah lalu dapat diukur menggunakan penjualan industri, yaitu
total penjualan produk sejenis pada semua perusahaan dalam wilayah tertentu pada waktu
tertentu.
2.
Market share
Market share/pangsa pasar
adalah bagian dari pasar potensial yang dapat dicapai oleh perusahaan. Ibarat
pasar potensial adalah kue yang berbentuk lingkaran, market share adalah irisan
kue yang menjadi bagian perusahaan. Market share/pangsa pasar merupakan bagian
pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila dibandingkan dengan penjualan
seluruh industrinya (total penjualan perusahaan yang sejenis). Sehingga dapat
dikatakan bahwa market share merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap
keseluruhan penjualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu
sendiri. Tingkat market share ditunjukan dan dinyatakan dalam angka prosentase.
Besaran market share dapat
memberikan informasi pada kedudukan perusahaan dan juga kedudukan
pesaing-pesaingnya dipasar. Sehingga seringkali tingkat market share dapat
dipergunakan dalam pedoman atau standar keberhasilan pemasaran perusahaan dalam
kedudukannya dengan pesaing-pesaingnya. Market-Share (absolute maupun relatif)
yang merupakan indikator perusahaan yang mampu menjelaskan tentang :
a. Kemampuan perusahaan
menguasai pasar. Kemampuan penguasaan pasar dapat dipandang sebagai salah satu indikator
keberhasilan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan atau
meningkatkan tingkat market share. Sehingga pencapaian tujuan berarti juga
dianggap sebagai keberhasilan perusahaan. Perusahaan yang menguasai market
share sebesar 50% ke atas disebut sebagai perusahaan dominan.
b. Kedudukan (posisi)
perusahaan di pasar persaingan. Berdasar tingkat market share, kedudukan
masing-masing perusahaan dapat dilakukan urutan atau rangkingnya dalam pasar
persaingan. Secara berturut-turut posisi perusahaan dapat dibedakan sebagai:
Marker Leader, Challenger, Follower, dan Market Nicher.
3.
Strategi pemasaran.
Strategi pemasaran
merupakan keseluruhan program perusahaan untuk menentukan target pasar dan
memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran.
Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik
yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesarnya. Proses ini meliputi
segmentasi pasar, pasar sasaran, positioning dan diferensiasi.
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar
yang heterogin menjadi pasar yang homogin. Segmentasi pasar dibagi
berdasarkan: Pembagian pasar terdiri
dari:
1) Segmentasi geografik
adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok homogen berdasarkan lokasi.
Lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut
mempunyai keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu
mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi.
2) Segmentasi dari
demografis dibagi menjadi :
a) Usia : Kebutuhan dan
keinginan konsumen berubah seiring usia.
b) Jenis kelamin : Membagi
pasar sesuai jenis kelamin
3) Pendapatan : Membagi
pasar sesuai kelompok pendapatan yang berbedabeda.
4) Psychographic : Membagi
pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi.
5) Tingkah Laku : Membagi
pasar berdasarkan pengetahuan konsumen, sikap, dan respon terhadap sebuah
produk.
Pasar Sasaran (Market
Targeting) Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah mengevaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau
lebih untuk dilayani. Kegiatan menetapkan pasar meliputi :
a. Evaluasi segmen pasar,
terdiri dari:
1.
Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data penjualan terakhir,
proyeksi laju pertumbuhan, dan margin laba dari setiap segmen.
2.
Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas.
3.
Sasaran dan sumber daya perusahaan.
b. Memilih segmen, yaitu
menentukan satu atau lebih segmen yang memilki nilai tinggi bagi perusahaan,
menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani.
1.
Pemasaran serbasama. Melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam
arti tidak ada perbedaan.
2.
Pemasaran serbaaneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan,
tujuan atau kepribadian. Seperti beda desain untuk industri mobil.
3.
Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang
terbatas.
c. Posisi Pasar (Market
Positioning)
Posisi pasar adalah
menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atas suatu pasar. Tujuan
penetapan posisi pasar (martket positioning) adalah untuk membangun dan
mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang dihasilkan ke dalam benak
konsumen. Penentuan posisi pasar bagi
produk barang dari sebuah perusahaan adalah sangat penting. Menentukan posisi
pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk pasar. Produk
diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh konsumen, sehingga dapat menarik
minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara menentukan di mana posisi yang ingin ditempati dalam segmen
tersebut. Adapun tahapan dalam
melaksanakan strategi penentuan posisi pasar adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi keunggulan
kompetitif Didalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan
dengan produk pasaing. Tujuan manajemen mengidentifikasi keunggulan tersebut
adalah meng-identifikasi keunggulan tersebut sebanyak dan selengkap mungkin.
Hal ini dilakukan dengan mengadakan perbedaan, yaitu :
a) Diferensiasi produk
b) Diferensiasi personil
pemasaran
c) Diferensiasi citra.
2) Memilih keunggulan
kompetitif yang tepat Setelah diidentifikasi keunggulan-keunggulan kompetitif,
lalu dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling banyak.
Pertimbangannya adalah sebagai berikut:
a) Berapa banyak perbedaan
dipromosikan
b) Perbedaan mana yang
dipromosikan.
3) Mewujudkan dan
mengkomunikasikan posisi yang dipilih Posisi pasar yang telah dipilih sebaiknya
diwujudkan, kemudian dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan
termasuk pihak intern perusahaan d. Bauran Pemasaran Setelah memutuskan target pasarnya,
perusahaan memutuskan rencana detail untuk bauran pemasaran. Bauran pemasaran
terdiri dari:
a) Product (produk/jasa)
Produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Unsur-unsur di dalamnya antara lain: jenis-jenis produk, kualitas, desain,
features, brand name, kemasan, ukuran, pelayanan, dan garansi.
b) Price (harga) Harga
adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa. Unsur-unsur di dalamnya antara lain: daftar harga, potongan,
bonus, jangka waktu pembayaran, aturan kredit. Ada tiga jenis penetapan harga,
yaitu:
1) Skimming pricing, harga
awal produk yang ditetapkan setinggi-tingginya dengan tujuan bahwa produk atau
jasa memiliki kualitas tinggi.
2) Penetration pricing,
dengan menetapkan harga yang serendah-rendahnya mungkin dengan tujuan untuk
menguasai pasar.
3) Status quo pricing,
harga ditetapkan sesuai dengan harga pesaing.
c) Promotion/communication
Promosi dan komunikasi adalah kegiatan penting dalam pemasaran. Dalam hal ini
perusahan mempromoskan seluruh produk atau jasa yang dimilikinya baik secara
langsung maupun tidak langsung. Unsur-unsur di dalamnya antara lain: promosi
penjualan, periklanan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat.
d) Place (tempat)
Penentuan lokasi beserta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting,
hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada,
sehingga sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang nyaman dan aman kepada
seluruh konsumennya. Unsur-unsur di dalamnya antara lain: saluran distribusi,
cakupan, lokasi, pergudangan dan transportasi.
9. Evaluasi
Kelemahan perusahaan dapat
berupa tidak memiliki sumber daya yang kompeten, kurangnya modal dan lainlain.
Perusahaan perlu mengevaluasi kelemahannya sehingga dapat dengan cepat
menemukan penyelesaiannya. Sedangkan tujuan menganalisis kelemahan adalah untuk
mencari titik-titik di mana perusahaan
perlu melakukan peningkatan. Beberapa hal yang harus digali dalam
analisis kelemahan adalah:
a. Apa yang tidak berjalan
dengan baik pada bisnis Anda?
b. Apa yang tidak disukai
pelanggan dari produk atau jasa Anda?
c. Dimana titik-titik
tekanan dalam bisnis Anda?
d. Apa yang lebih baik
dari pesaing Anda?
3.
Tahap Mempertahankan Usaha
Mempertahankan usaha, tahap
di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang
dihadapi. Keberhasilan usaha hanya dapat diperoleh apabila wirausahawan
memiliki keberanian mengadakan perubahan dan adaptif terhadap peralihan waktu.
4.
Tahap Mengembangkan Usaha
Pengertian
pengembangan usaha mengacu pada hal-hal yang dilakukan perusahaan setelah semua
proses kegiatan dalam perusahaan berjalan. Misalnya perluasan lahan usaha,
penambahan gedung, peningkatan teknologi, diversifikasi produk/jasa, dan
lain-lain (Riniwati, H, 2016).
Menurut
Suryana (2003), berdasarkan hasil penelitian terhadap 115 usaha kecil unggulan
di Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh penulis diperoleh kesimpulan bahwa
pada umunya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki
tiga ciri penting, yaitu:
1. Tahap
imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating)
2. Tahap
duplikasi dan pengembangan (duplicating
and developing)
3. Tahap
menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (creating new and different)
Tahap
pengembangan dalam hasil penelitian tersebut berada di urutan kedua. Pada tahap
duplikasi dan pengembangan, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya.
Dalam tahap duplikasi produk misalnya, wirausaha mulai mengembangkan produknya
melalui diversifikasi dan diferensiasi dengan di desain sendiri (Suryana,
2003).
Demikian
pula dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai dikembangkan model-model
pemasaran sendiri. Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan yang lambat
dan cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya desain
dan teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima tahun
sekali, pemasaran cenderung dikuasai oleh bentuk-bentuk monopsoni oleh para
pedagang pengumpul seperti usaha kecil pada umumnya (Suryana, 2003).
Sedangkan
hasil studi yang dilakukan oleh John Eggers dan Kim Leahy mengidentifikasi enam
tahap pengembangan bisnis yaitu tahap konsepsi (conseption), survival, stabilisasi, orientasi pertumbuhan,
pertumbuhan yang cepat,dan kematangan. Pada setiap tahap tersebut gaya
kepemimpinan wirausaha dan keterampilan yang diperlukan cenderung berubah.
Menurut Lambing (2000) ada dua keterampilan yang sangat diperlukan oleh pemilik
perusahaan dalam rangka pengembangan perusahaan, yaitu manajemen personal dan
manajemen keuangan (Suryana, 2003).
Sedangkan,
secara spesifik, ahli lain Burns (1990) dalam Suryana (2003), menyarankan bahwa
agar perusahaan kecil berhasil take-off, maka
harus ada usaha-usaha khusus yang diarahkan untuk survival, consolidation,
control, planning, dan expectation. Dalam
tahapan ini, juga diperlukan penguasaan manajemen, yaitu dengan mengubah
pemilik sebagai pengusaha (owners as
businessman) yang merekrut tenaga yang diberi wewenang secara jelas.
Dalam
melakukan kegiatan pengembangan usaha, seseorang wirausaha pada umumnya
melakukan pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap-tahap pengembangan
usaha sebagai berikut:
a. Memiliki
Ide Usaha
Awal usaha seorang wirausaha
berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausaha dapat
berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul setelah melihat
keberhasilan bisnis orang lain dengan pengamatan. Selain itu, ide usaha juga
dapat timbul karena adanya sense of
business yang kuat dari seorang wirausaha.
b. Penyaringan
Ide/Konsep Usaha
Pada tahap selanjutnya,
wirausahawan akan menuangkan ide usaha ke dalam konsep usaha yang merupakan
tahap lanjut ide usaha ke dalam bagian bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan
ide-ide usaha akan dilakukan melalui suatu aktifitas penilaian kelayakan ide usaha
secara formal maupun yang dilakukan secara informal.
c. Pengembangan
Rencana Usaha (Business Plan)
Wirausaha adalah orang yang
melakukan penggunaan sumber daya ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Maka
komponen utama dari perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh wirausaha
adalah perhitungan proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan. Proyeksi
laba-rugi merupakan muara dari berbagai komponen perencanaan bisnis lainnya
yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional. Dalam menyusun rencana usaha
(business plan), para wirausahawan
memiliki perbedaan yang dalam membuat rincian rencana usaha.
d. Implementasi
Rencana Usaha dan Pengendalian Usaha
Rencana usaha yang telah
dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis maupun tidak tertulis selanjutnya
akan diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi
panduan bagi dalam pelaksanaan usaha yang akan dilakukan seorang usaha. Dalam
kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausaha akan mengerahkan
berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja
untuk menjalankan kegiatan usaha.
Dalam
rangka mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha, seorang pengusaha juga
membangun jaringan. Jaringan biasanya dibangun untuk menghadapi persaingan dari
luar kelompok. Dengan begitu, pesaing tidak bisa masuk begitu saja ke dalam
ikatan tali-temali itu. Lagi pula, jaringan itu telah saling menghidupi dan
sama-sama memenuhi kebutuhan para anggota, memasok bahan baku maupun
menyediakan pasarnya. Dalam kaitan yang lebih luas, jaringan juga menyajikan
informasi secara informal dan memberikan rasa aman. Ia bukan merupakan satuan
perusahaan yang terpusat, melainkan suatu integrasi dari berbagai kepentingan
yang membentuk suatu sistem yang sinergis.
5.
Proses Inovasi Usaha
Kewirausahaan berkembang dan di
awali dengan adanya inovasi. Inovasi ini dapat dipicu oleh faktor pribadi,
lingkungan, dan sosiologi. Faktor Individu yang memicu kewirausahaan adalah
pencapaian Locus Of Control, toleransi, Pengambilan risiko, nilai-nilai
pribadi, pendidikan, pengalaman usia, komitmen, dan kepuasan. Sedangkan Faktor
pemicu dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktivitas, pesaing,
inkubator, sumberdaya, dan kebijakan pemeritah. Sedangkan faktor pemicu yang
berasal dari lingkungan sosial meliputi keluaga, oang tua, dan jaringan
kelompok.
Wirausaha mempunyai peranan untuk
mencari kombinasi–kombinasi baru yang merupakan gabungan dari proses inovasi
(menemukan pasar baru, pengenalan barang baru, metode produksi baru, sumber
penyediaan bahan mentah baru dan organisasi industri baru).
Berfikir kreatif dan inovatif
sangatlah diperlukan dalam kehidupan sosial maupun dalam pekerjaan, sementara
bagi seorang wirausaha, harus mengetahui cara berfikir kreatif dan inovatif,
karena merupakan modal yang sangat penting. Perkembangan bisnis akan ditentukan
oleh kreativitas wirausaha. Di saat bisnis sudah tidak lagi berkembang maka
kita perlu perubahan, disitulah saat nya kreativitas diperlukan, guna melakukan
perubahan, agar sesuai dengan perkembangan pasar. Tentunya diperlukan kehadiran
produk atau jasa baru yang sesuai dengan permintaan pasar.
Sebagai wirausaha, sudah pasti akan
menghadapi medan persaingan yang ketat, itu sebabnya wirausaha harus
benar-benar kreatif, dengan kreatif maka mampukeluar, melihat, dan menangkap
peluang. Pasar tidak membutuhkan produk atau jasa yang dihasilkan, tetapi yang
dibutuhkan adalah solusi dan manfaat. Untuk itu, seorang wirausaha harus
inovatif, artinya menciptakan produk dan jasa yang dapat diterima oleh pasar.
Lakukan lah inovasi atas produk atas jasa yang dihasilkan, agar dapat
memberikan manfaat bagi konsumen.
Inovasi adalah suatu proses mengubah
peluang menjadi gagasan atau ide-ide yang dapat dijual dan merupakan hal atau
terobosan baru. Sedangkan kemampuan inovatif seorang wirausahawan merupakan
proses mengubah peluang suatu gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. “Inovatif”
adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi,
berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya, dalam menghasilkan produk
baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.
A.
Pentingnya
Inovatif
Ada beberapa hal yang harus
dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya,
antara lain :
1. Berorientasi kepada tindakan untuk
selalu berinovasi,
2. Membuat produk dengan penuh inovatif
dengan proses secara sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan.
3. Memulai membuat produk dengan
inovatif yang terkecil.
4. Menentukan tujuan dalam berinovatif.
5. Menjalankan uji coba dan revisi.
6. Mulailah belajar berinovasi dari
pengalaman.
7. Mengikuti jadwal yang sudah
ditentukan dalam berinovatif.
8. Menghargai karyawan yang mempunyai
gagasan dalam berinovatif.
9. Mempunyai keyakinan dan bekerja
dengan penuh inovatif.
B. Menerapkan Kemampuan
Berinovatif
Seorang wirausahawan yang
berinovatif tinggi dikenal mempunyai kemampuan menggabungkan imajinasi dan
pikiran kreatif secara sistematis dan logis. Kombinasi tersebut menjadi bekal
penting bagi keberhasilan di dalam berwirausaha.
Menurut Koratko (1955), ada 4 jenis
proses penerapan kemampuan inovatif, yaitu :
1. Invensi (penemuan) merupakan
penemuan produk atau jasa yang merupakan proses yang benar-benar baru. Contoh :
Penemuan pesawat terbang oleh Wright bersaudara, penemuan pesawat telepon oleh
Alexander Graham Bell, lampu pijak oleh T.A. Edison.
2. Ekstensi (pengembangan) merupakan
pemanfaatan baru atau penerapan lain pada produk, jasa, atau proses yang ada.
Contoh : Pengusaha restoran MC. Donald’s yaitu Raynoc.
3. Duplikasi (penggandaan) merupakan
replikasi kreatif atas konsep yang telah ada. Contoh : Walmart (Departement
Store)
4. Sintesis merupakan kombinasi atas
konsep dan faktor-faktor yang telah ada dalam penggunaan atau formulasi baru.
Contoh : Merril Lyuch (Lembaga Keuangan) dan Fred Smith (Federal Express).
C.
Prinsip-Prinsip
Inovasi
Prinsip Keharusan :
1.
Keharusan
menganalisis peluang Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara
sistematis. Tujuannya adalah mencari peluang yang benar-benar sesuai dengan
inovasi yang akan dilakukan. Keharusan memperluas wawasan. Makin banyak hal-hal
baru yang kita dapat maka makin mudah bagi kita untuk mencari gagasan yang
inovatif, memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara lebih banyak membaca,
mendengar dan merasakan.
2.
Keharusan
untuk bertindak efektif , Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah
kesederhanaan sehingga timbul pernyataan “hal ini sebetulnya sederhana, mengapa
tidak berpikir sebelumnya”.
3.
Keharusan
untuk tidak berpikir muluk. Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini
merupakan sumber inspirasi untuk melakukan sebuah inspirasi. Tetapi akan lebih
baik jika dari hal-hal yang lebih kecil dahulu.
D.
Mengembangkan
Cara Berpikir Inovatif
Untuk
mengembangkan cara berpikir Inovatif dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a)
Membiasakan memiliki kemampuan
b)
Memperkaya sumber ide
c)
Membiasakan diri menerima perbedaan dan perubahan
d)
Menumbuhkan sikap empati
e)
Merupakan kemampuan inovatif
6.
Proses Pemicu Usaha
Proses pemicu merupakan salah satu proses kewirausahaan.
Proses Pemicu yaitu keadaan yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis
dikarenakan adanya ketidak puasan terhadap kenyataan atau kondisi saat ini.
Berinovasi semakin merangsang untuk terus berproses dan timbulah kejadian
pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor
pribadi yang mempengaruhi kejadian pemicu yaitu:
·
Ketidak puasan terhadap pekerjaan yang sekarang.
·
Adanya PHK atau tidak ada pekerjaan lain.
·
Dorongan Karena faktor usia.
·
Keberanian menanggung resiko.
·
Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.
b. Faktor
lingkungan yang memicu terdiri dari:
·
Adanya persaingan dalam dunia kehidupan.
·
Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan.
·
Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis.
·
Kebijakan pemerintah, misalnya adanya kemudahan-kemudahan
dalam lokasi berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha.
c. Faktor
sosiologi memicu terdiri dari:
·
Adanya hubungan- hubungan atau relasi dengan orang lain.
·
Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha.
·
Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha.
·
Adanya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahan.
·
Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya.
7.
Proses
Pelaksanaan Usaha
Proses pelaksanaan/implementasi merupakan proses lanjutan
dari proses pemicu. Proses ini dipengaruhi faktor yang mendorong pelaksanaan
dari sebuah bisnis/usaha. Implementasi dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Faktor
pribadi mempengaruhi implementasi terdiri atas visi, komitmen, manajer,
pemimpin, dan wirausahawan.
b. Faktor
lingkungan mempengaruhi implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok,
investor, bankir, incubator, sumber daya, dan kebijakan pemerintah.
c. Faktor
jaringan mempengaruhi implementasi meliputi: jaringan, kelompok, orang tua,
keluarga, dan model peran.
8.
Proses
Pertumbuhan Usaha
A.
Ciri-Ciri
Penting Tahap Permulaan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Pada
umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki
tiga ciri penting, yaitu:
1)
Tahap
imitasi dan duplikasi (imitating and
duplicating).
Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para
wirausaha mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis
usaha baru diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam menciptakan jenis
barang/jasa yang akan dihasilkan meniru yang sudah ada. Demikian pula dengan
teknik produksi, desain, pemprosesan, organisasi usaha, dan pola pemasaran
meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu diperoleh melalui magang
atau pengalaman baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi
tidak sedikit pula wirausaha yang berhasil karena proses pengamatan.
2)
Tahap
duplikasi dan pengembangan (duplicating
and developing).
Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan
pengembangan, para wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya. Dalam tahap
duplikasi produk misalnya, wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui
diversifikasi dan diferensiasi dengan didesain sendiri. Demikian pula dalam
organisasi usaha dan pemasaran mulai dikembangkan dengan model-model pemasaran
sendiri. Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan yang lambat dan
cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit perubahan. Misalnya desain
dan teknik yang cenderung monoton, mungkin berubah tiga sampai lima tahun
sekali, pemasaran cenderung dikuasai oleh bentuk-bentuk monopsoni oleh para
pedagang pengumpul seperti usaha kecil pada umumnya.
3)
Tahap
menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda (creating new and different).
Beberapa
wirausaha diantaranya ada juga yang mangikuti model pemasaran dan cenderung
berperan sebagai market follower dan
beberapa perusahaan lagi mengikuti kehendak pedagang pengumpul.Setelah tahap
duplikasi dan pengembangan kemudian tahap menciptakan sendiri sesuatu yang baru
dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus berkembang. Pada tahap ini
wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan
dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai timbul dan adanya
keinginan untuk mencapai hasil yang lebih unggul secara menggebu-gebu. Pada
tahap ini organisasi usaha mulai diperluas dengan skala yang luas pula, produk
mulai diciptakan sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan beradsarkan kebutuhan
konsumen, ada keinginan untuk menjadi penentang pasar (market challenger) bahkan pemimpin pasar (market leader).Produk-produk unik yang digerakkan oleh pasar(market driven) mulai diciptakan dan
disesuaikan dengan perkembangan teknik yang ada.Beberapa industri kecil
tertentu,misalnya industri kecil sepatu dan industri konveksi mulai menantang
pasar (market challenger) , sedangkan
industri lainnya yang mulai menjadi pengikut pasar (market follower).
Dilihat
prosesnya, Zimmerer (1996 : 15-16) membagi tahap perkembangan
kewirausahaan menjadi dua,yaitu :
(1) Tahap awal
(2) Tahap pertumbuhan
Tabel
1. Ciri-Ciri Tahap Awal dan Pertumbuhan Kewirausahaan
TAHAP AWAL (START-UP) |
TAHAP PERUMBUHAN (GROWTH) |
Tujuan dan Perencanaan Kesinambungan
tujuan dan rencana pokok (menciptakan ide-ide ke pasar). |
Tumbuh sederhana, efisien, orientasi laba dan
rencana langsung untuk mencapainya. |
Sifat
atau Ciri-Ciri Kunci Personal - Memfokuskan
pada masa yang akan datang daripada masa sekarang dan usaha-usaha jangka menengah
diarahkan untuk jangka pankang. - Pengambil
resiko yang moderat dengan tingkat toleransi yang tinggi terhadap kegagalan - Kapasitas
untuk menemukan ide-ide inovatif yang memberi kepuasaan kepada konsumen. - Pengetahuan
teknik dan pengalaman inovasi pada
bidangnya. |
- Sama
seperti tahap awal - Sama
seperti tahap awal - Kapasitas
untuk menempa selama pertumbuhan cepat, kemurnian organisasi dan kemampuan
berhitung - Pengetahuan manajerial dan pengalaman dengan
menggunakan orang lain dan sumber daya yang ada. |
Sifat
untuk Desain -
Struktur
pola yang sederhana dan luas dengan jaringan kerja komunikasi yang luas
secara horizontal -
Otoritas
pengambilan keputusan dimiliki oleh wirausaha -
Informal
dan system kontrol personal |
- Struktur yang fungsional atau vertical akan
tetapi saluran komunikasi informal sering digunakan. - Mendelegasikan otoritas pengambilan
keputusan kepada manajer level kedua - Kuasi informal (tidak terlalu kompleks atau
bekerja bersama) dalam beroperasi. |
5.Langkah Menuju Keberhasilan Wirausaha
Untuk
menjadi wirausaha yang berhasil hal yang harus dimiliki antara lain:
a.
Memiliki ide atau visi
bisnis yang jelas.
b.
Kemauan dan keberanian untuk
menghadapi resiko baik waktu maupun uang.
c.
Membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan, dan menjalankannya.
d. Agar
usaha berhasil selain harus bekerja keras sesuai urgennya, wirausahawan harus
mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak
yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Menurut Rhenald Kasali
prinsip sukses seorang wirausaha terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Reputasi
Seorang
entrepreneur senantiasa menjaga reputasinya (nama baik) agar mendapatkan
kepercayaan dari banyak orang.
2. Tumbuh dari bawah
Seorang
entrepreneur biasa memulai pekerjaan dari nol ataupun dari sesuatu yang
kecilmeskipun modal dasar memulainya berbeda-beda.
3. Konsentrasi
Seorang
entrepreneur yang sudah memutuskan untuk masuk ke bidang tertentu , hendaknya
fokus dan konsentrasi. Sebelum satu
usaha berjalan dengan sangat baik jangan dulu berpindah ke bidang lain.
4. Anti kerumunan
Seorang
entrepreneur sebaiknya tidak terjun ke bidang yang telah banyak dimasuki oleh
orang lain (bukan pengekor), kecuali mampu memberikan nilai lebih yang dapat
membedakannya dengan usaha sebelumnya. Jadi selalu berusaha menciptakan ssuatu
yang berbeda.
5. Modal hanya pelengkap
Sebagai entrepreneur harus berfikir
untuk memulai dari kemampuan terkecil untuk memperoleh modal.
6.
Faktor Pendorong dan
Penghambat Kewirausahaan
Wirausaha berhasil ditentukan oleh:
a.
Kemampuan
dan kemauan, orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan
orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan , keduanya tidak
akan menjadi wirausaha sukses.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras, orang yang tidak
memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja
keras tetapi memiliki tekd yang kuat, keduannya tidak akan menjadi wirausaha
yang berhasil
c. Kesempatan dan peluang, mengenal peluang yag ada dan
berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Selain
keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi kegagalan
yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibanding sekedar kesuksesan. Zimmerer mengemukakan beberapa
faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya :
1. Tidak kompeten dalam manajerial
2. Kurang mampu mengendalikan keuangan
3. Gagal dalam perencanaan.
4. Kurang berpengalaman baik kemampuan
teknik, memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, keterampilan mengelola
sumber daya dan mengintegrasikan operasi perusahaan.
5. Lokasi yang kurang tepat, seorang
wirausahawan mempunyai kemampuan bawah sadar (instinc) dalam melihat tempat
yang tepat. Karena baru memulai usaha instinc belum terasah shingga kesalahan
dalam memilih tempat bisa terjadi.
6. Kurangnya pengawasan peralatan,
peralatan operasi yang digunakan perlu dipelihara dengan baik, jika tidak
peralatan akan cepat rusak dan akan menganggu kegiatan operasi perusahaan serta
memerlukan biaya yang besar untuk perbaikannya.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berwirausaha, jika usaha dilakukan tidak sepenuh hati maka kemungkinan
kegagalan selalu membayangi.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan, sulit memberikan kepercayaan kepada orang
lain dapat menjadi penyebab ke gagalan seorang wirausaha dalam melakukan proses
transisi.
Beberapa potensi yang menjadi penyebab
seseorang mundur dari kewirausahaan,
yaitu :
1.
Pendapatan
yang tidak menentu.
2.
Kerugian
yang mengakibatkan hilangnya modal investasi.
3.
Perlu
kerja keras dan waktu yang lama.
4.
Kualitas
hidup yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.
VII.
Referensi
Alma, Buchari, Kewirausahaan, Edisi Revisi,
Bandung: Alfabeta, 2010.
Alma, Buchari. 2013. Kewirausahaan. Bandung:
Alfabeta.
Jannah, S. 2017. BAB
II. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA, (http://eprints.walisongo.ac.id), diakses pada
01 Agustus 2019.
Kasali, Rhenald.
1997. SEMBILAN FENOMENA BISNIS. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Latief, Jamil. 2017.
Kewirausahaan Kiat Sukses Menjadi Wirausaha. Jakarta
Munawaroh,Munjiati ;
Rimiyati, Hasnah; Fajarwati. 2016. Kewirausahaan Untuk Program Strata 1.
Yogykata : LP3M UMY.
Pakpahan,
Maruji.2013. Materi Kuliah Kewirausahaan.Jakarta : Universitas Budi Luhur.
Pelajaran.co.id.
2016. Pengertin Dan Jenis Pengambilan Keputusan Seorang Wirausaha. Online
(http://
www.pelajaran.co.id/2016/05/pengertian-dan-jenis-pengambilan-keputusan-seorng-wirausaha.html
), diakses 02 Agustus 2019.
Riniwati, H. 2016.
MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA: Aktivitas Utama dan Pengembangan SDM. Cetakan
Pertama. Malang: UB Press.
Sudjatmoko. 2009.
PANDUAN LENGKAP WIRAUSAHA: Cara Cerdas menjadi Pengusaha Hebat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Visimedia.
Suryana. 2003.
KEWIRAUSAHAAN: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Edisi Pertama.
Jakarta: Salemba Empat.
http://pusdiklathut.org/baktirimbawan/kewirausahaan/tahaptahap_kewirausahaan.html
(diakses tanggal 02 agustus 2019)
Suryana. 2003.
KEWIRAUSAHAAN: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses. Edisi Pertama.
Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2003.
Kewirausahaan. Jakarta : PT Salemba Emban Patria..
Winarto, Hari. 2011. Menuju
sukses berwirausaha. Majalah ilmiah
ekonomika volume 14
nomor 1, februari
2011 : 1 – 38.
Suryana. 2003.
Kewirausahaan. Jakarta : PT Salemba Emban Patria..
Srie Sulastri, Atty. 2008.
Kewirausahaan: Proses Kewirausahaan. Bandung: Grafindo Media Pratama. )
SOAL
1. Pak
khabir ingin merintis usaha baru. Pak khabir membentuk dan mendirikan usaha baru
dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang
sendiri, serta akan mengelola usahanya sendiri. Berdasarkan bentuk usaha, usaha
Pak khabir termasuk bentuk usaha..
a.
Perusahaan
milik sendiri
b. Persekutuan
c. Perusahaan
berbadan hokum
d. Perusahaan
sekunder
e. Perusahaan
primer
2. Zara
adalah seorang pengusaha bakery. Dalam menjalankan usahanya Zara harus memiliki
kompetensi atau kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta
harga yang tepat, kemampuan yang harus dimiliki zara yaitu..
a. Kemampuan
teknik
b. Kemampuan
dagang
c.
Kemampuan
pemasaran
d. Kemampuan
hubungan
e. Kemampuan
financial
3. Alya
memutuskan untuk membuat suatu usaha. Dalam memulai usaha Alya harus mampu
mengidentifikasi peluang usaha , salah satu cara mengidentifikasi peluang usaha
yang dapat dilakukan oleh Alya yaitu..
a.
Mempunyai
konsep ATM (amati, tiru, modifikasi)
b. Tanggung
jawab social
c. Pengembangan
usaha
d. Memperhatikan
SDM
e. Analisis
kebutuhan materi
4. Pak
Zaidan akan membuat suatu usaha, dimana dalam melakukan usahanya tersebut saat
ini Pak Zaidan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, sdm, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan, hal ini Pak Zaidan berada dip roses kewirausahaan
tahap…
a. Memulai usaha
b.
Melaksanakan usaha
c. Proses inovasi
d. Proses pertumbuhan
e. Mempertahankan usaha
5. Hasna
adalah seorang usaha, untuk mengembangkan usahanya tersebut Hasna harus mampu
memahami perhitungan proyeksi rugi-laba dari bisnis yang dijalankan. Hal ini
merupakan pengembangan usaha tahap.
a. Konsep
ide
b. Pengendalian
usaha
c.
Rencana
usaha
d. Implementasi
usaha
e. Inovasi
usaha
6.
Bapak Andi adalah seorang
pemilik toko kue. Ia menjual kue tradisional salah satunya adalah lumpur. Seiring
dengan berjalannya waktu Bapak A ingin membuat sesuatu yang baru dan berbeda.
Disebut apa tindakan Bapak A?
a. Konsep
b.
Inovasi
c. Kreatifitas
d. Penemuan
e. Ide
7.
Jonathan memutuskan untuk
berhenti bekerja dengan alasan ingin mendirikan usaha sendiri. Awalnya dia tidak
mempunyai pengalaman berbisnis sebelumnya. Proses apakah yang harus lakukan
terlebih dahulu?
a. tahap
mempertahankan
b. tahap
mengembangkan
c. tahap
melakukan
d.
tahap
memulai
e. tahap
melakukan
8.
Dina, Dila, dan Dito adalah
sahabat dari kecil, setelah dewasa mereka memiliki hobi yang sama yaitu
berbisnis. Bisnis yang mereka dirikan memberikan respon positif bagi setiap
kalangan yaitu bisnis makanan siap saji
namun bergizi. Mereka memiliki strategi yang mantab, tim yang kompak serta
struktur budaya dan organisasi yang baik. Dari sifat yang dimiliki mereka
bertiga termasuk kedalam proses kewirausahaan?
a. Proses
pelaksanaan
b.
Proses
pertumbuhan
c. Proses
pemicu
d. Proses
inovasi
e. Proses
perkembangan
9.
Samsul baru saja lulus
menjadi Sarjana Terapan Gizi, setelah lulus
ia memulai karirnya dengan mendirikan usaha catering sehat. Ia pun mulai
mengamati dan meniru produk wirausahawan lain yang memiliki usaha serupa, Namun
dalam beberapa hal ia tetap mengaplikasikan ketrampilan yang sudah
didapatkannya saat kuliah. Tahap kewirausahaan apakah yang sedang dijalani
Samsul saat ini?
a. Tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating)
b. Tahap
duplikasi dan pengembangan (duplicating
and developing).
c.
Tahap imitasi dan menciptakan sendiri (imitating
and creating)
d. Tahap pengembangan dan
jasa baru yang berbeda (duplicating
e. Tahap pelaksanaan usaha
dan proses inovasi
10. Ibu
Nani adalah seorang pedagang batik keliling. Seiring perkembangan waktu, usaha
Ibu Naniberkembang sangat pesat dan berubah menjadi toko batik yang menempati
gedung. Beberapa tahun kemudian usaha Ibu Nani mengalami kemerosotan namun Ibu
Nani terus berusaha untuk memulihkan kondisi keuangannya. Sikap Ibu Nani
tersebut merupakan karakteristik seorang wirausaha....
a.
Memiliki
dorongan untuk berhasil
b. Memiliki
sasaran jelas
c. Mudah
putus asa
d. Memiliki
keteguhan hati yang kuat
e. Menanggapi
saran dan kritik positif
11. Yeni merupakan pengusaha yang bergerak di
bidang makanan, pada tahun pertama usahanya sangat laku keras,
karyawan-karyawannya sangat produktif dan tidak malas dalam mempromosikan
makanan yang dijual. Termasuk peluang usaha apakah yang di dapat Yeni?
a. Segmentasi Pasar
b. Posisi Produk
c.
Sumber Daya Manusia
d. Keuangan
e. Keberuntungan
- Perusahaan
NinJo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang ternak lele, pendiri
dari perusahaan tersebut adalah Nindya dan Jonathan. Termasuk Kepemilikan
usaha yang bagaimana perusahaan tersebut??
a. Perusahaan 2 orang
b.
Firma
c. Perseroan Komanditer
d. Perseroan Terbatas
e. Koperasi
- Perusahaan
Y melakukan pengecekan dalam perencanaannya yang terdahulu guna
menghindari masalah di kemudian hari. Termasuk kedalam identifikasi resiko
apakah perusahaan Y tersebut??
a. Branstorming
b. Survey
c. Wawancara
d.
Informasi Historis
e. Kelompok Kerja
- Ali
merupakan wirausaha dengan mengembangkan banyak produk lama menjadi lebih
baik lagi. Ali menjadi pengusaha yang sukses, inovasi apa yang dilakukan
ali?
a. Invensi
b.
Ekstensi
c. Duplikasi
d. Sintesis
e. Inovatif
- Ari
merupakan pengusaha sukses, dahulu Ari merintis usahanya dari sebuah kios
kecil hingga sekarang menjadi 5 ruko yang tersebar di kota Magelang.
Prinsip apa yang dipegang Air??
a. Reputasi
b.
Tumbuh dari bawah
c. Konsentrasi
d. Anti Kerumunan
e. Modal hanya pelengkap
16. Indra
merupakan karyawan di perusahaan K, suatu hari Indra merasa berada masih dibawa
standar pencapaiannya. Akhirnya Indra keluar dan membuka usaha sendiri.
Termasuk kedalam model proses kewirausahaan apakah yang dialami Indra?
a. Inovasi
b. Pemicu
c. Pelaksanaan
d. Proses
pertumbuhan
e. Kebetulan
- Aldi merupakan
mahasiswa Universitas J, suatu waktu Aldi mengamati sebuah potensi dari
daun kelor. Akhirnya Aldi ingin mencoba membuat pepes daun kelor dan
menjualnya di kawasan kampus. Termasuk kedalam faktor inovasi apakah Aldi?
a. Keinginan
belajar
b. Sifat Penasaran
c. Faktor
dosen
d. Faktor
Pengalaman
e. Keinginan
menanggung resiko
- Siti ingin memulai
sebuah usaha, dia sudah menyiapkan dana, tempat, dan sebagainya. Tetapi
pada waktu usahanya berjalan Siti merasa bingung apa yang harus
dilakukannya untuk kedepan. Faktor apa yang dilupakan Siti ketika memulai
usaha?
a. Siap
Mental
b. Manajer
pelaksanaan
c. Tim
yang siap dan kompak
d. Komitmen
yang kuat
e. Visi dan Misi
- Tika dan kawan-kawannya
ingin memulai subuah usaha di bidang catering sehat, seiring berjalannya
waktu usaha catering sehat mulai mengalami penurunan pelanggan. Apa yang
harus dilakukan tika dan teman-temannya agar cateringnya bisa tetap
berjalan?
a. Adanya
tim yang pasif
b. Strategi yang mantap
c. Produk
yang lama
d. Investor
yang kuat
e. Orang
pemerintahan
- Yadi merupakan karyawan
Perusahaan H, Suatu hari Yadi ditawari oleh temannya untuk berwirausaha,
tetapi Yadi tidak ingin bergabung bersama temanya karena takut rugi,
padahal usaha yang dilakukan temannya akan menghasilkan untung yang luar
biasa. Apa hal yang kurang dari
Yadi?
a. Kreatifitas
b. Inovasi
c. Kerja
keras
d. Kebranian menghadapi resiko
e. Rajin