ABSTRAK
Daun Kemangi
(Ocimum basilicum) sebagai Obat
Hipertensi
(Oleh: Nindya
Tresna Wiwitan)
DIV Jurusan Gizi,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
nindyatw@gmail.com
Hipertensi
atau darah tinggi merupakan keadaan seseorang memiliki tekanan darah yang
tinggi atau berada diatas noemal. WHO atau Badan Kesehatan Dunia memperkirakan,
jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk
yang membesar (www.healtkompas.com). Herlin Widaswara et al (2012:153) mengatakan
bahwa menurut Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga BPPK Depkes tahun 2000
prevalensi penderita hipertensi berdasarkan tingkat keparahan hipertensi adalah
sebagai berikut: 48,8% termasuk dalam hipertensi ringan, 23,9% termasuk dalam
hipertensi sedang dan untuk hipertensi berat adalah sebanyak 20,9%. Faktor yang
menyebabkan penyakit hipertensi antara lain keturunan, berat badan, pola hidup,
makanan, obesitas, dan merokok. Usaha untuk menguragi terjadinya hipertensi salah
satunya yaitu dengan memanfaatkan sumber daya lokal yaitu daun kemangi (Ocimum basilicum).
Kata
kunci : Hipertensi, daun kemangi
Apa itu Hipertensi?
Hipertensi
atau darah tinggi merupakan suatu gangguan pada sistem peredaran darah.
Hipertensi ditandai dengan tekanan diastolik yang lebih dari 90mmHg dan
tekanann sistolik lebih dari 140mmHg.
Penyakit
hipertensi adalah penyakit yang berbahaya apabila tidak segera ditangani akan
menjadi komplikasi dan dapat menimbulkan penyakit baru dari dalam tubuh.
Berapa Banyak Penderita Hipertensi
di Indonesia?
Parsudi
(dalam Khotimah, 2013) mengemukakan bahwa pravelensi penyakit hipertensi di
Indonesia selalu mengalami peningkatan. Apabila tidak segera ditanggulangi
penyakit hipertensi ini, akan berakibat fatal pada diri manusia
Penyakit
tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap
tahunnya. Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar (www.healtkompas.com).
Menurut Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga BPPK, Depkes tahun 2000
prevalensi penderita hipertensi berdasarkan tingkat keparahan hipertensi adalah
sebagai berikut: sebanyak 48,8% termasuk dalam hipertensi ringan, sebanyak
23,9% termasuk dalam hipertensi sedang dan untuk hipertensi berat adalah
sebanyak 20,9% (Herlin Widaswara et al, 2012)
WHO
menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju 35%. Di kawasan Asia Tenggara, 36% orang dewasa mengalami
hipertensi (Candra, 2013) dalam Sahrantika (2017:1). Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis. Ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki
hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Dengan ini
menunjukkan, 76% kasus hipertensi pada masyarakat belum terdiagnosis atau 76%
masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi di dapat pada
sata Depkes 2012, (dalam, Efa 2007:1)
Faktor yang Menyebabkan Penyakit
Hipertensi
Hipertensi
sebagai sebuah penyakit kronis dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor resiko
terjadinya hipertensi terbagi dalam faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Faktor risiko yang
dapat dimodifikasi yaitu obesitas, kurang berolahraga atau aktivitas, merokok,
alkoholisme, stress, dan pola makan (Mohd Arifin et al, 2016)
Langkah
yang seharusnya kita lakukan untuk mencegah penyakit hipertensi yaitu melakukan
pola hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, mengurangi asupan makanan yang
banyak mengandung lemak, kolesterol, dan garam natrium. Selain itu diimbangi
dengan olahraga, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan selain itu
langkah selanjutnya menciptakan
suasana ataupun kondisi yang membuat badan merasa rileks sehingga jauh dari
rasa stress.
Daun Kemangi (Ocimum basilicum) sebagai Obat Hipertensi
(sumber gambar :
http://www.khasiat.co.id/daun/kemangi.html)
Dalam
menanggulangi peningkatan penyakit hipertensi, cara yang ampuh dilakukan yaitu
dengan memanfaatkan sumber daya lokal yaitu memanfaatkan daun kemangi (Ocimum basilicum).
Nama latin dari daun kemangi
adalah (Ocimum basilicum). Daun kemangi adalah tanaman yang daunnya memiliki banyak manfaat. Tanaman ini tumbuh tegak hingga 100
cm dan bercabang–cabang.
Kandungan
Daun Kemangi (Ocimum basilicum)
Guyton &
Hall
(dalam Efa, 2017:3–4) mengemukakan bahwa, Nevadensin, salvigenin, xanthomicrol, gardenin
B, isothymusin, pedunculin, pilosin (5,7,8-trihydroxy-6,4-‘-dimethoxyflavone)
merupakan beberapa jenis flavonoid. Flavonoid memiliki efek menghambat ACE (Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitor) sehingga angiotensin I tidak diubah menjadi
angiotensin II. Hal ini membuat pembuluh darah tidak mengalami vasokonstriksi
namun justru vasodilatasi, tahanan perifer total menurun. Juga menimbulkan
berkurangnya sekresi hormon aldosteron dan ADH (Anti Diuretic Hormone)
yang menyebabkan peningkatan ekskresi air dan garam. Keadaan-keadaan tersebut
akan menurunkan tekanan darah.
Daun
Kemangi mengandung energi sebesar 43 kilokalori, protein 5,5 gram, karbohidrat
7,5 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 35 miligram, fosfor 106 miligram, dan zat besi 1 miligram. Hasil
tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Daun Kemangi,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 65 %. (http://www.organisasi.org)
Daun kemangi memiliki
kandungan magnesium dan betakaroten yaitu mineral yang dapat memperlancar
peredaran darah, dan menyetabilkan tekanan darah.
Daun ini tidak berbahaya dan
dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan seperti anak-anak, remaja, dewasa dan lansia.
Daun ini diolah secara alami tanpa adanya bahan pewarna dan pengawet. Mengolah
daun kemangi menjadi obat hipertensi sangatlah mudah, daun ini bisa langsung
dimakan namun harus dicuci terlebih dahulu. Daun ini memiliki rasa pahit, oleh
karena itu bila terdapat konsumen yang tidak menyukai rasa pahit, daun kemangi
dapat diolah menjadi pil, jus, dan teh dengan ditambahkan gula atau madu.
Khasiat
Daun Kemangi (Ocimum basilicum)
·
Melancarkan
peredaran darah,
·
Mengobati
dan mengatasi hipertensi,
·
Meredakan
sakit kepala,
·
Menjaga
kesehatan organ jantung,
·
Meningkatkan
kekebalan tubuh,
·
Menangkal
radikal bebas, dan
·
Mengobati
sariawan.
Daftar
Pustaka
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Anonymous. 2012. Isi Kandungan Gizi Daun Kemangi - Komposisi
Nutrisi Bahan Makanan. (http://www.organisasi.org), diakses 10 Oktober 2017
Anonymous. 2017. 15 Manfaat dan Khasiat Daun Kemangi untuk
Kesehatan. (http://www.khasiat.co.id/), diakses 10
Oktober 2017
Candra A, (2013). Penderita Hidpertensi
Terus Meningkat. Tersedia (www.healtkompas.com) diakses tangga 9 Oktober 2017
Efa, Yosia. 2007. Peran
Daun Kemangi (Ocimum americanum 'Lime') Terhadap Tekanan Darah Normal Pada
Wanita Dewasa. Undergraduate thesis, Universitas Kristen Maranatha. (http://repository.marantha.edu), diakses
pada tanggal 10 Oktober 2017
Khotimah. 2013. Stres
Sebagai Faktor Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Jurnal Eduhealth, 3 (2): 80 (www.journal.unipdu.ac.id), diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
Mohd Arifin, MHB et al. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kelompok
Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Petang I Kabupaten Badung Tahun
2016. E-Jurnal Medika, Vol. 5,
No.7, hal 2. (http://ojs.unud.ac.id/
), diakses 10 Oktober 2017
Sahrantika, D. 2017. Hubungan Antara Interaksi Sosial Dengan
Kualitas Hidup Lanjut Usia Yang Mengalami Hipertensi Di Posyandu Lanjut Usia
Peduli Insani Mendungan Pabelan Sukoharjo. Hal 2. (http://eprints.ums.ac.id), diakses pada tanggal 10 Oktober 2017
Widaswara, H et al. 2012. Pengaruh Terapi Lintah Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Di Klinik Terapi Lintah Medis Purba Kawedusan Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 8, No. 3, hal 153. (ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/), diakses 9 Oktober
2017.