ALAT SEDERHANA PENGOLAH LIMBAH SAMAPAH PLASTIK
Senin, 29 Oktober 2012
Oleh:
akmad hussein S.T
Bermula dari pemberitaan
di salah satu stasiun televisi tentang anak SMP yang berhasil membuat alat pengubah limbah plastik menjadi minyak. Rasa penasaran mulai membayangi, coba
bayangkan jika tiap keluarga mampu membuat alat ini, dan memakainya untuk
mengubah limbah sampah plastik disekitar rumah, hampir bisa dipastikan tak akan
ada lagi sampah plastik yang bertebaran, lingkungan jadi semakin bersih dan
tanpa sadar kita sudah berpartisipasi pada usaha penyelamatan bumi dari
pencemaran limbah plastik.
Sebagai tambahan, plastik baru bisa terurai setelah
100 tahun berada dalam tanah, bisa juga lebih, tergantung pada jenis
plastiknya. hmmm lama banget kan !!
Selain itu, untuk keperluan sehari hari kita tidak
perlu membeli minyak tanah yang harganya semakin tak terjangkau. Sebab minyak
yang dihasilkan alat ini kualitasnya lebih bagus dari minyak tanah. Dan jika
mau, kita bisa mengkonversi lebih lanjut menjadi bensin, solar etc.
Isu kenaikan BBM yang sedang menghangat, sepertinya
bakalan menambah kebermanfaatan alat ini pikirku. Penasaran semakin berlanjut
yang pada akhirnya memaksaku untuk berkeliling seputaran google. Ada banyak
informasi dan referensi yang aku dapatkan, dimulai dari sebuah mesin raksasa
dari Amerika yang dapat menghabiskan ribuan ton sampah dalam setiap tahunnya
untuk kemudian dikonversi menjadi minyak mentah.
Lanjut ke seorang warga Jepang yang membuat alat
pengubah sampah plastik menjadi minyak. Alat ini lebih simpel dan diproduksi
untuk kebutuhan rumah tangga, namun sayang harganya yang masih selangit yaitu
sekitar 100 juta rupiah. Alat ini diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama
Blest,
Tidak hanya sampai disitu, ternyata di kota Ngawi
anak anak SMK mampu membuat alat yang lebih sederhana dan lebih masuk akal
untuk masyarakat Indonesia. Alat ini menggunakan bahan utama tabung elpiji 3 kg
dan pipa besi, dilengkapi dengan dua lubang penguapan yang mampu menghasilkan
bensin dan solar. Hmmmm mantap juga nih alat, namun sayangnya lagi, untuk dapat
membuat alat ini memerlukan modal sekitar 600 ribu rupiah, murah? iya tapi
masih belum cukup hemat untuk ukuran kantongku.
Akhirnya pencarian referensi dan informasi
sampailah pada titik konsep bahwa sebenarnya plastik memiliki kemiripan unsur
pembentuk dengan bahan bakar minyak. Saat dipanaskan plastik akan meleleh lalu
mencair, cairan plastik ini jika terus dipanaskan akan membentuk uap panas, dan
jika uap panas ini melewati pendingin (kondensor) dia akan mengembun dan
membentuk minyak. Mungkin itu konsep dasar yang aku tangkap. Mohon koreksinya
kalo salah.
Setelah tertangkap konsep dasarnya, aku kembali
melihat video anak smp di awal, akhirnya alat ini yang aku jadikan patokan,
karena dari semua alat yang ada hanya inilah yang paling sederhana.
Okeeey sobat saatnya kita memulai pembuatan
alat dengan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan:
1. Kaleng bekas biskuit Khong Guan, tanggo atau sejenisnya
2. Pipa besi sepanjang 2 meter atau lebih panjang akan lebih bagus. Jika kurang dari 2 meter, kondensasi uap panasnya tidak maksimal. aku menggunakan pipa bekas antene
3. Lem besi
4. Sampah plastik
Beberapa sampah plastik yang aku gunakan.
Selanjutnya tinggal merakitnya menjadi bentuk seperti di bawah.
Yang perlu diperhatikan adalah saat pengeleman,
usahakan tiap sambungan tertutup lem dengan rapat, sebab jika ada kebocoran
akan berpengaruh pada proses kondensasi dan banyaknya minyak yang dihasilkan.
Ini adalah tampilan alat sederhana buatanku..
Dari percobaan yang sudah aku lakukan, sampah
plastik satu kaleng tango dapat menghasilkan minyak sebanyak setengah botol air
mineral. Sebenarnya kuantitas minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah jenis sampah plastik yang digunakan. Plastik
botol minum seperti (aqua, mizone, pocari sweat, ember plastik etc) dapat
menghasilkan lebih banyak minyak jika dibandingkan dengan kantong plastik, ato
plastik-plastik snack.
Alat ini juga sudah aku coba di sekolah, dan
alhamdulillah berhasil, berikut hasil percobaan kita.
Kita mencoba memanfaatkan barang-barang yang sudah
tidak dipakai serta sampah yang ada disekitar sekolah, termasuk tempat uji coba
juga dilakukan pada bekas reruntuhan bangunan sekolah . Ohya untuk pembakaran
bisa dengan media apapun, disekolah aku nyoba make bahan bakar kayu, Namun
untuk hasil yang maksimal, kita bisa menggunakan kompor gas, kenapa? yaaa
karena panasnya lebih stabil dan kita mudah dalam mengatur suhu pemanasannya.
Foto anak anak sedang melakukan pengeleman pada
pipa besi.
Jika pemanasan stabil (sayangnya aku ga sempet
ngukur suhu pemanasannya) sekitar 20 - 30 menit pemanasan, minyak akan mulai
menetes pada ujung pipa.
Dan ini dia hasilnya, aku sempet membuktikan bahwa
minyak yang dihasilkan lebih bagus kualitasnya dari minyak tanah, sebab minyak
ini dapat menyala di atas pipa besi dan sempet menyambar kumpulan minyak yang
ada di bawahnya.
Menurut keterangan yang aku dapatkan, minyak
yang dihasilkan dengan alat sederhana ini masih termasuk minyak mentah, artinya
minyak ini masih bisa diproses lebih lanjut menjadi bensin, solar, minyak tanah
dan sejenisnya.
Ohya semenjak ada alat ini, semua sampah plastik di
rumah, aku kumpulkan untuk kemudian aku konversi menjadi minyak dan
mudah-mudahan dengan adanya alat seperti ini lingkungan sekitar rumahku
terbebas dari sampah plastik.
Sekian, semoga menginspirasi.
No comments:
Post a Comment