Thursday, April 22, 2021

BAHAN PENYUSUN FORMULA KOMERSIAL NUTRISI SEIMBANG RUMAH SAKIT

 

BAHAN PENYUSUN & NILAI GIZI FORMULA ENTERAL RUMAH SAKIT

Nilai Gizi

Skim

FCM

M Canola

M Kelapa

Gula

MaltoD

 

 

 

E

366.6

500

856.8

900

364

364

 

% kal gula

6.0

P

30

23.2

0

0

0

0

 

Total KNP

1214.1

L

0

26.6

92.82

100

0

0

 

N : KNP

104.2

KH

56.6

43.3

0

0

94

94

 

 

 

Natrium

466.6

316.6

0

0

0.3

0.3

 

 

 

Kalium

1000

1266.6

0

0

0.5

0.5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

FERS : NUTRISI SEIMBANG

 

 

 

Berat bahan (g) :

150

120

15

5

25

25

 

Σ Total

% Zat Gizi

Energi (kkal) :

549.9

600.0

128.5

45.0

91.0

91.0

 

340.0

 

Protein (g) :

45.0

27.8

0.0

0.0

0.0

0.0

 

1505.4

 

Lemak (g) :

0.0

31.9

13.9

5.0

0.0

0.0

 

72.8

19.4

Karbohidrat (g) :

84.9

52.0

0.0

0.0

23.5

23.5

 

50.8

30.4

Natrium

699.9

379.9

0.0

0.0

0.1

0.1

 

183.9

48.9

Kalium

1500.0

1519.9

0.0

.0.0

0.1

0.1

 

1080.0

 

Harga (Rp) :

17500

17700

396

70

420

720

 

3020.2

 

Kemasan (g) :

200 cc :

68 g

 

300 cc :

102 g

 

 

36806

 

MENGKONTRUKSI ARTIKWEL OPINI

 

Nama      : Kania Sekar Kinasih

Kelas       : XII IPS 2

Presensi  : 23

 

Mengonstruksi artikel opini :

a.    Topik                      :  Sumber Daya Alam di Indonesia

b.    Judul                      : Ketergantungan Indonesia Terhadap PLTU Berbahan Bakar Batu Bara

c.    Pernyataan tesis :

     Menjadi Negara kepulauan terbesar di dunia tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Dengan setiap daerahnya yang terpisahkan oleh laut, membuat Indonesia mau tidak mau harus melakukan pemerataan di segala aspek khususnya pada bidang listrik. Segala upaya dilakukan Indonesia agar pasokan listrik pada setiap daerah terpenuhi termasuk juga penggunaan energi batu bara sebagai pembangkit listrik tenaga uap atau yang sering disebut sebagai PLTU.

d.    Argumentasi      :

·         Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa kontribusi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara masih mendominasi yakni mencapai 50,4% atau sebesar 31.827 mega watt (MW). Apalagi saat ini Indonesia menempati posisi sebagai produsen batu bara terbesar ke-4 di dunia yang seolah membuat Negara ini cenderung mengarah kepada ketergantungan khususnya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap/PLTU.

·         Masih bergantungnya listrik Indonesia pada PLTU berbahan bakar batu bara ini sangatlah kurang baik karena akan diperburuk saat harga dan ekspor batu bara melambung sangat tinggi. Imbasnya, banyak pengusaha lebih memilih menjual batu bara mereka ke pasar luar negeri ketimbang kepada PT PLN (Persero) sehingga membuat ketidakstabilan pasokan batu bara untuk PLTU. Maka dari itu, Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Faisol Riza mengungkapkan bahwa kemungkinan akan ada pemadaman listrik secara bergilir hingga Maret 2021 mendatang ini dikarenakan ketidakstabilan ini.

·         Penambahan jumlah PLTU berbahan bakar batu bara juga dirasa gagal untuk melihat bagaimana semakin murahnya dan menurunnya harga energi terbarukan, yang juga diikuti oleh perkembangan teknologi pada saat ini. Kondisi tersebut, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan intervensi yang maksimal tanpa harus menambah penggunaan energi tak terbarukan khususnya batu bara yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Sebagian besar kalangan mengangggap pembangunan ini malah membuat keuangan negara terus terbebani karena kapasitas infrastruktur ketenagalistrikan yang telah terpasang sebesar 64.924,80 MW, sebanyak 45,68% diantaranya adalah pembangkit berjenis PLTU, dimana 58,15% PLTU dimiliki oleh PT PLN (Persero) yang mana perusahaan tersebut pastinya didukung oleh pemerintah karena BUMN. Sinergi antara pemerintah dengan para pihak terkait sangat diperlukan untuk segera melakukan penambahan jumlah pembangkit listrik dengan energi alternatif seperti tenaga bayu, air, surya, dan lain sebagainya. Selain itu, dukungan dan kesadaran dari setiap manusia diperlukan untuk selalu melakukan penghematan listrik agar pasokannya dapat terpenuhi secara baik.

e.    Penegasan ulang      :

       Negara harus hadir dan memiliki tanggung jawab besar terhadap ketenagalistrikan di Indonesia agar tidak selalu bergantung terhadap batu bara melainkan menggantinya dengan energi alternatif lain. Dengan hal tersebut diharapkan tidak akan ada lagi kekurangan pasokan listrik bahkan pemadaman bergilir serta pemerataan listrik juga dapat terealisasi.



KETERGANTUNGAN INDONESIA TERHADAP PLTU BERBAHAN BAKAR BATU BARA


Menjadi Negara kepulauan terbesar di dunia tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Dengan setiap daerahnya yang terpisahkan oleh laut, membuat Indonesia mau tidak mau harus melakukan pemerataan di segala aspek khususnya pada bidang listrik. Segala upaya dilakukan Indonesia agar pasokan listrik pada setiap daerah terpenuhi termasuk juga penggunaan energi batu bara sebagai pembangkit listrik tenaga uap atau yang sering disebut sebagai PLTU.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan KonservasiEnergi (EBTKE)Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan bahwa kontribusi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara masih mendominasi yakni mencapai 50,4% atau sebesar 31.827 mega watt (MW). Apalagi saat ini Indonesia menempati posisi sebagai produsen batu bara terbesar ke-4 di dunia yang seolah membuat Negara ini cenderung mengarah kepada ketergantungan khususnya sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap/PLTU.

Masih bergantungnya listrik Indonesia pada PLTU berbahan bakar batu bara ini sangatlah kurang baik karena akan diperburuk saat harga dan ekspor batu bara melambung sangat tinggi. Imbasnya, banyak pengusaha lebih memilih menjual batu bara mereka ke pasar luar negeri

IMG_20200324_085147
 

 

 

 

 

 

 

 


Oleh :

Kania Sekar Kinasih

 

ketimbang kepada PT PLN (Persero) sehingga membuat ketidakstabilan pasokan batu bara untuk PLTU. Maka dari itu, Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Faisol Riza mengungkapkan bahwa kemungkinan akan ada pemadaman listrik secara bergilir hingga Maret 2021 mendatang ini dikarenakan ketidakstabilan ini.

Penambahan jumlah PLTU berbahan bakar batu bara juga dirasa gagal untuk melihat bagaimana semakin murahnya dan menurunnya harga energi terbarukan, yang juga diikuti oleh perkembangan teknologi pada saat ini. Kondisi tersebut, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan intervensi yang maksimal tanpa harus menambah penggunaan energi tak terbarukan khususnya batu bara yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Sebagian besar kalangan mengangggap pembangunan ini malah membuat keuangan negara terus terbebani karena kapasitas infrastruktur ketenagalistrikan yang telah terpasang sebesar 64.924,80 MW, sebanyak 45,68% diantaranya adalah pembangkit berjenis PLTU, dimana 58,15% PLTU dimiliki oleh PT PLN (Persero) yang mana perusahaan tersebut pastinya didukung oleh pemerintah karena BUMN. Sinergi antara pemerintah dengan para pihak terkait sangat diperlukan untuk segera melakukan penambahan jumlah pembangkit listrik dengan energi alternatif seperti tenaga bayu, air, surya, dan lain sebagainya. Selain itu, dukungan dan kesadaran dari setiap manusia diperlukan untuk selalu melakukan penghematan listrik agar pasokannya dapat terpenuhi secara baik.

Negara harus hadir dan memiliki tanggung jawab besar terhadap ketenagalistrikan di Indonesia agar tidak selalu bergantung terhadap batu bara melainkan menggantinya dengan energi alternatif lain. Dengan hal tersebut diharapkan tidak akan ada lagi kekurangan pasokan listrik bahkan pemadaman bergilir serta pemerataan listrik juga dapat terealisasi.

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...