Wednesday, August 29, 2012

RA KARTINI


Raden Ajeng Kartini
Jepara, Jawa Tengah 21 April 1879
Wafat 17 September 1904
Riwayat Pendidikan : E.L.S (Europese Lagere School) / SD
Suami : Raden Adipati Joyodiningrat
Prestasi yang Telah di Raih : Pendiri sekolah wanita
Kumpulan Surat – Surat R.A Kartini :
Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang)
Penghormatan :
©    Mendapat gelar pahlawan Kemerdekaan Nasional
©  Tanggal kelahiran R.A Kartini ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari besar.



R.A Kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879, jadi bertepatan 131 tahun lalu. Raden Ajeng Kartini adalah anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Beliau adalah putri dari Bupati Jepara yang bernam bernama Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan cucu dari Bupati Demak, Tjondronegoro. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya.
Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan oleh orangtuanya. Saat R.A Kartini menginjak dewasa, beliau menilai kaum wanita penuh dengan kehampaan, kegelapan, ketiadaan dalam perjuangan yang tidak lebih sebagai perabot kaum laki-laki yang bekerja secara alamiah hanya mengurus dan mengatur rumah-tangga saja.
R.A Kartini tidak bisa menerima keadaan itu, walaupun dirinya berasal dari kaum bangsawan, namun tidak mau ada perbedaan tingkatan derajat, kemudian ia mencoba mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya). Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu.
Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
 Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia di nikahkan oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “ Sekolah Kartini ”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
 Semenjak itu R.A Kartini sering turun berbaur dengan masyarakat bawah yang bercita-cita merombak perbedaan status sosial pada waktu itu, dengan semboyan, “Kita Harus Membuat Sejarah, Kita Mesti Menentukan Masa Depan Kita yang Sesuai Keperluan Kita Sebagai Kaum Wanita dan Harus Mendapat Pendidikan Yang Cukup Seperti Halnya Kaum Laki-Laki.”
R.A Kartini mengecap pendidikan tinggi setara dengan pemerintah kolonial Belanda dan terus memberi semangat kaum perempuan untuk tampil sama dengan kaum laki-laki. Pernikahan dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyoningrat, lebih meningkatkan perjuangannya melalui sarana pendidikan dan lain-lain.
Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Beliau pergi meninggalkan Bangsa Indonesia dalam usia sangat muda yang masih penuh cita-cita perjuangan dan daya kreasi yang melimpah.

Perjuangan R.A Kartini berhasil menempatkan kaum wanita ditempat yang layak dan mengangkat derajat kaum wanita dari tempat gelap ke tempat terang benderang sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal berjudul, Habis Gelap Terbitlah Terang.”
Sampai saat ini setiap tanggal 21 April selalu dirayakan hari besar R.A Kartini. Saya mengidolakan R.A  Kartini karena Kartini telah memperjuangkan hak – hak perempuan Indonesia. Perjuangan Kartini bisa di jadikan sebagai acuan wanita Indonesia dalam berkarya dgn menciptakan sesuatu yang bermanfaat tanpa melupakan kodrat kewanitaannya.

                                                                      

Ibu kita kartini ...
Putri sejati ...
Putri Indonesia,
Harum namanya ...
Ibu kita kartini ...
Pendekar bangsa ...
Pendekar kaumnya ...
Untuk merdeka !!
Wahai ibu kita kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita – citanya ...
Bagi Indonesia ...



KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...