Tuesday, April 7, 2020

Adanya Virus Corona Virus, Membuat Bumi Istirahat

Adanya Virus Corona Virus, Membuat Bumi Istirahat
Oleh : Kania Sekar Kinasih / XI IPS 2/ 21


Merebaknya virus corona [COVID-19] di berbagai belahan dunia telah menimbulkan kekhawatiran masyarakat global. Umat manusia tengah menghadapi musuh bersama, musuh yang tidak terlihat oleh mata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintahan berbagai negara, salah satunya dengan mengimbau penduduknya tinggal di rumah, mengurangi bepergian. Meskipun, dampak COVID-19 begitu hebat, namun setidaknya, ada hal ‘positif’ juga yang terjadi karenanya.
Semua orang diperintahkan untuk tinggal di rumah saja, dan untuk mereka yang bisa melakukannya, kegiatan bekerja dan belajar dilakukan dari kediaman masing-masing. Semua langkah ini bertujuan mengendalikan penyebaran Covid-19, juga dengan harapan mengurangi korban jiwa. Tapi semua perubahan ini juga menyebabkan konsekuensi yang tak terduga
Menurut Badan Antariksa Eropa [ESA], serta beberapa peneliti independen, emisi nitrogen dioksida telah menurun signifikan di Italia setelah lockdown yang disebabkan penyebaran COVID-19. Satelit Copernicus Sentinel-5P mendeteksi, penurunan emisi tersebut menandakan berkurangnya polusi udara, dengan perubahan paling signifikan diamati di bagian utara negara itu.
“Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata,” kata Claus Zehner, manajer misi ESA Copernicus Sentinel-5P. “Meskipun mungkin ada sedikit variasi data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, kami sangat yakin pengurangan emisi yang dapat kita lihat, bertepatan dengan lockdown di Italia menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri.”
Jalanan di Wuhan, China, lengang setelah pemerintah setempat menjalankan karantina wilayah yang ketat alias lockdown. Di Italia, pembatasan perjalanan paling luas sejak Perang Dunia II diberlakukan. Sementara di London, pub, bar dan teater yang biasanya ramai pengunjung ditutup. Di seluruh dunia penerbangan dibatalkan atau dibekukan, sehingga industri penerbangan mulai terpuruk. Ketika banyak industri, jejaring transportasi dan perusahaan tutup, jumlah emisi karbon di udara turun drastis.  Udara yang bersih itu terlihat dengan nyata, menaikkan nitrogen dioxide. Sebagaimana kita ketahui bahwa  China adalah penyumbang 30% emisi carbondioxide (CO2) terbesar di seluruh dunia.  Dengan adanya lockdown itu, pengurangan emisi karbondioxide itu terus menurun  menjadi 25%.  
Jalanan di Wuhan Lengang
Ketika semua negara yang mengalami dampak corona terbesar seperti Italy dan Spanyol maka  terlihatlah bagaimana langit di Barcelona dan Madrid itu menjadi biru dan udara segar pun terasa benar. Melihat Venice dengan air di kanal-kanal yang bersih, sedikitnya  gondola-gondola  yang beroperasi dimana gondola itu biasanya menggunakan gas sebagai sumber penggeraknya. Di Venice ikan-ikan kecil yang berada di kanal pun merasakan kegembiraan menikmati kebersihan air yang biasanya sibuk dengan lalu lalang dari transportasi air.
Sungai Venice airnya menjadi jernih



Ikan-Ikan di Venice
















Polusi udara yang kita kenal itu ternyata berdampak buruk sekali kepada kesehatan manusia, bahkan akan mengurangi usia kehidupan manusia.  Dengan adanya Corona, mengajarkan kepada kita semua bahwa  bumi ini menjadi tempat yang menyenangkan dan terhindar dari polusi udara yang terjadi. Berikut merupakan efek akibat adanya korona, udara-udara diberbagai negara menjadi lebih bersih, dapat dilihat dibawah ini

 Satu yang pasti, tidak jelas sampai kapan penurunan emisi ini akan berlangsung. Saat nanti keparahan pandemi berkurang, akankan emisi karbon dan polutan "melambung kembali"? Atau perubahan yang kita rasakan sekarang dapat bertahan? Semoga dengan adanya keadaan seperti ini, senantiasa membuat manusia di dunia menjadi sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan


KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...