Saturday, August 26, 2023

KATALOG MENU BALITA

 

KATALOG

A.      Nasi

-Nasi merah

-Nasi tim

- Nasi tim beras merah

- Bubur nasi

B.      Ayam

-Bola-bola ayam kuah

-Siomay ayam

-Tumis ayam cincang

-Ayam suwir bumbu kuning

-Ayam goreng suwir

-Ayam suwir kukus

-Ayam panggang

C.      Ikan

-Pepes ikan gabus bumbu kuning

-Fillet salmon crispy

-Bola-bola ikan crispy

D.      Daging

-Bistik daging

-Empal daging

-Abon sapi

-Opor daging

-Semur daging

-Empal suwir

E.       Telur

- Rolade telur saus tomat

-Telur kukus potong kecil

-Scrambel egg

-Semur telur puyuh

-Telur dadar

F.       Tempe

-Sate tempe

-Tempe goreng

-Tempe bumbu kuning

-Nugget tempe

-Tumis tempe kecap

-Perkedel tempe

-Tempe mendol

G.     Tahu

-Tahu bumbu kacang

-Pesmol tahu

-Lapis tahu

-Perkedel tahu

-Tahu bakso sapi

-Martabak tahu

-Rolade tahu

-Perkedel tahu

-Terik tahu

-Sate tahu bacem

-Tahu goreng potong kecil

-Bola-bola tahu

-pepes tahu

-Tim tahu

-Gimbal tahu

-Tahu bacem

H.     Dadar jagung

I.        Sayur

-Tumis bokcoy cincang

-Tomato soup

-Sayur bening kacang panjang

-Steam brokoli wortel cincang

-Cah sayur

-Sup oyong misoa

-Tumis sayuran

-Sayur rebus

-Sayur sup merah

-Tumis sayur wortel buncis

-Sayur bening bayam merah

-Tumis kangkung

-Tumis kacang panjang+labu siam+kacang merah

-Soup

-Setup wortel buncis

-Tumis wortel brokoli

-Wortel buncis bumbu kuning

-Acar wortel dan kacang panjang

-Sayur sop daun katuk

-Cah sawi hijau dan wortel

-Sayur bobor bayam

-Cah sawi putih

-Cah wortel dan buncis

J.        Buah

-Pisang ammbon

-Pisang susu

-Apel

-Semangka

-Pear

-Melon

-Kiwi

-Mangga harum manis

-Pepaya

K.      Smoothies

-Smoothies fruit

-Smoothies melon

-Smoothies strawberry

-Smoothies pisang

L.       Roti

-Roti putih

-Roti panggang isi coklat

M.    Minuman

-Jus jeruk

-Susu sapi

-Susu bendera 123

-Yoghurt

-Bubur kacang hijau

 

 

Alasan perlu diwujudkan adanya program kesehatan dan program gizi dalam penanganan masalah kesehatan dan gizi di Indonesia

 

Tantangan masa depan Pembangunan Kesehatan

Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan antara lain :

-          Masih rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang terlihat dari masih tingginya angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA) dan angka kematian ibu melahirkan (AKI) serta tingginya proporsi anak balita yang mengalami gizi kurang;

-          Terjadinya kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah, gender, dan kelompok pendapatan.

-          Belum memadainya jumlah, penyebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan; serta

-          Terbatasnya sumber pembiayaan dan belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan

Menjelang tahun 2025 derajat kesehatan masyarakat akan bertambah baik (Kemenkes RI, 2015) :

-          karena menurunnya AKB dan AKABA,

-          meningkatnya status gizi masyarakat, serta

-          Usia Harapan Hidup meningkat.

Menjelang tahun 2025, (Depkes RI, 2009) terdapat masalah kesehatan masyarakat lainnya yang dihadapi adalah

-          Beban ganda penyakit yaitu disatu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani.

-          Penyakit tidak menular mulai meningkat.

-          Penyakit infeksi selama beberapa dekade sudah teratasi cenderung meningkat kembali (re-emerging diseases) seperti penyakit TB, DBD, malaria, dan Anthrax.

-          Munculnya penyakit infeksi baru, utamanya yang disebabkan virus (new emerging diseases) seperti : HIV/AIDS, SARS, flu burung (avian influenza), ebola, West Nile Encephal tis.

Pelayanan kesehatan masyarakat menjadi sangat maju menjelang tahun 2025.

a.       Hampir seluruh penduduk Indonesia diperkirakan telah tergabung dlam sistem jaminana kesehatan sosial.

b.      Semua penduduk miskin telah memperoleh jaminan kesehatan sesuai kebutuhan dasar kesehatannya.

c.       Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan pada umumnya masih menempatkan masyrakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan kesehatan. Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat perlu terus ditingkatkan.

d.      Sumber daya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermanfaat dan bermutu penting untuk sepenuhnya tersedia secara merata dan terjangkau serta dapat diakses oleh masyarakat

Sebagai akibat dari perubahan sosial ekonomi serta perubahan lingkungan strategis, baik global, regional, maupun nasional telah muncul tantangan baru dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Tantangan global antara lain adalah :

a.       upaya dalam pencapaian sasaran Milllenium Development Goals (MDGs) dan Sustainable Development Goals (SDGs). Adanya perdaganan bebas, sumber daya kesehatan yang ikut menglobal, teorisme, dan sebagainya perlu diatasi.

b.      Pengaruh globalisasi dan liberalisasi perdagangan serta pelayanan.

Guna mendukung pembangunan kesehatan diperlukan manajemen kesehatan yang mantap, meliputi :

a.       Administrasi kesehatan

b.      Sistem informasi kesehtaan

c.       Pengembangan IPTEK dan

d.      Hukum kesehatan yang handal

 

Tujuan pembangunan kesehatan

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah :

1.      Meningkatnya kesadaran sehat bagi setiap orang dan masyarakat Indonesia,

2.      Kemauan hidup seht bagi setiap orang, dan masyarakat Indonesia

3.      Kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dan masyrakat Indonesia. Agar terwujud derajat kesehatan masyrakat yang setinggi-setingginya melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai :

a.       Penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat.

b.      Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta

c.       Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-setingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada tahun 2025, utamanya dalam upaya penurunan AKI dan AKB, daya dorong (diving forces) strategis berikut ini harus diupayakan secara konsisten (terutama bila sekenario 4 yang ditetapkan):

1.      Adanya dukungan politis secara nasional dalam upaya penurunan AKI dan AKB.

2.      Semua desa memiliki tenaga bidan yang berkualitas (competence), yang ditunjang dengan dukungan operasional yang memadai.

3.      Semua puskesmas telah memiliki tenaga dokter, tenaga paramedis, dan medis sesuai standar, dengan dukungan sarana dan biaya operasional yang memadai (institutional competence)

4.      Pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan ibu dan anak lebih ditingkatkan

5.      Terselenggaranya sistem pembiayaan kesehatan yang bberdasarkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

6.      Semua desa telah memiliki pondok bersalin desa atau poliklinik desa yang dilengkapi dengan sarana dan biaya operasional yang memadai.

7.      Semua posyandu telah direvitalisasi dan aktif melaksanakan kegiatan minimum sebulan sekali.

8.      Semua puskesmas mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal (PONED)

9.      Semua rumah sakit di kabupaten/kota mampu melaksanakan Pelayanan Obsentrik dan Neonatal Komprehensif (PONEK)

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Aksi Kegiatan Pusat Data dan Informasi Tahun 2015 – 2019. [Online : http://www.depkes.go.id/resources/download/LAKIP%20ROREN/1%20perencanaan%20kinerja/Rencana%20Aksi%20Kegiatan%20Pusdatin.pdf] diakses pada tanggal 5 April 2019.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025. [Online : http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_2/Blok%201%20-%20Sistem%20Kesehatan/Referensi%20Sesi_3_Blok_I_Rencana_RPJPK_2005-2025.pdf] diakses pada tanggal 5 April 2019.

Naomy. 2013. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta : In Media

 

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...