Saturday, February 15, 2014

“ Sang Juara ”
Walau tampak gigih dalam berjuang,
Ganas menghempas, tak kenal menyerah ..
Garang menerjang, kokoh bertahan ..
Seorang juara sering meneteskan air mata,
Bersesak dada, saat berdera kemenangan ..

       Sang juara bukan menangis, karena mengenang
Betapa ia babak belur tunggang langgang dalam perjuangan,
                Betapa ia harus mengorbankan beberapa hak pribadi demi penyempurnaan diri
Tidaaak ..

Ia terharu karena tiba tiba sadar,
Betapa ia sangat cinta pada dirinya 
pada kawannya dan pada orangtuanya ..



 "We Will Never Walk Alone"
Berjalan beriring, Senada Seirama, Seia dan Sekata
-SEMAR-






Tuesday, February 11, 2014

Saksi Mata :3


Hai teman-teman kali ini aku mau cerita nih, gini ceritanya ~~
Sepulang sekolah aku lapar pada waktu itu jam menunjukkan pukul 14.15. Kemudian aku bergegas mengambil sepeda ditemani temanku yang bernama sopyan. Lalu aku berkata pada sopyan kalau aku lapar, akhirnya aku bersama sopyan pergi ke penjual colit yah colit yang biasa disebut cilot di depan sekolah. Pada saat itu antri panjangg sekalii, pada saat itu aku orang terakhir yang membeli. Pada waktu Aku dilayani oleh Penjual colit itu HP ku berdering~~ yah aku nampak malu karena deringan Hpku berbunyi seperti itu, pada waktu itu aku sambil bergurau dengan spyan “sop, patenono Hpmu munine loh nggilani” “woo wong Hpne loh sing muni” balas sopyan. Akhirnya sopyan berbalik arah karena penjual colitnya tinggal sedikit lagi sudah melayani saya. Kemudian saya memberikan uang saya yang berjumlah 3ribu pada saat pak penjual colitnya memasukkan colitnya. Biasanya, penjual colit itu menayakan pada pembeli kalau colitnya diberi kuah atau tidak? Diberi saos atu tidak? Diberi kecap atau tidak? Diberi sambel atau tidak? Tapi anehnya orang itu tidak menanyakan.
                 Yah peristiwa yang membikin aku mberinding ini terjadi .
Tiba tiba orang penjual colit itu terjatuh pingsan / meninggal entah kenapa. Setelah penjual itu jatuh para penjual lainnya mengerumuni penjual colit itu, si penjual colit dikira meninggal ada yang bilang “saaken keluargamu cak, ojok ninggalno aku pisan” ”celokno becak becak becak” “eh ngombe ngombe” “eh langsung gowo nang RS bhayangkara age cepetaan” semuanya pada bingung . Aku hanya bisa berdiri ditempat saja, karena pada saat itu saksi matanya hanya aku saja, tiba tiba setelah beberapa menit kemudian bisa dihitung 3 menit kemudian si penjual membuka mata kembali kemudian diberi minum air putih oleh temantemannya. Dan aku segera berbalik arah untuk pulang karena jam menunjukkan pukul 14.30 aku bergegas menuju ke tempat bimbelku. --- masih kebayang kejadian tadi ---

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...