Thursday, November 26, 2020

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI JURNAL INTERNASIONAL MENURUT LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI YANG DIGUNAKAN

 

ANALISIS DAN IDENTIFIKASI JURNAL INTERNASIONAL

MENURUT LANGKAH-LANGKAH ADVOKASI YANG DIGUNAKAN

 

TUGAS KELOMPOK

Untuk memenuhi tugas Advokasi Gizi

yang diampu oleh Bapak Juin Hadisuyitno, SST, M.Kes

Oleh:

KELOMPOK 4

1.      Nindya Tresna Wiwitan                (P17111171005)

2.      Nathasya Arleta Dewi                  (P17111171010)

3.      ‘Alaa Qamara Waskita                 (P17111171012)

4.      Siti Qodriyatus Solikhah              (P17111173031)

5.      Tri Auri Putri Ayuningtyas            (P17111173035)

6.      Elma Natalia Anggraeni               (P17111173016)

7.      Pambajeng Lestanto Putri           (P17111174066)

 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

FEBRUARI 2020

 

Judul               : Diabetes Advocacy and Care in Nigeria: A Review

Penulis            : Sunday Chinenye, Rosemary Ogu, dan lbitrokoemi Korubo (Departments of lnternal Medicine and 0bstetrics & Gynaecology, University of Port Harcourt Teaching Hospital, Port Harcourt, Nigeria)

A.     Langkah-Langkah Advokasi yang Digunakan dalam Jurnal

1.   Analisis

Nigeria, merupakan negara yang paling padat penduduknya di Afrika. Memiliki transisi epidemiologi yang cepat ditandai dengan secara simultan meningkatnya beban penyakit menular dan tidak menular yang semakin memburuk merupakan sebuah tantangan kesehatan. Diabetes Melitus merupakan gangguan sistem metabolisme endokrin. Di Nigeria, prevalensi penderita Diabetes Melitus seperti jumlah prevalensi penderita diabetes melitus yang dimiliki oleh negara lain dengan besar prevalensi >90% memiliki Diabetes Melitus Tipe 2. Sementara, Diabetes Melitus Tipe 2 ini di negara maju mempengaruhi individu yang lebih tua, di negara berkembang seperti Nigeria ini akan mempengaruhi populasi yang lebih muda di usia puncak kehidupan kerja menjadi ancaman yang besar terhadap kesehatan-kesehatan individu-individu ini.

Epidemi penyakit diabetes ini sejajar dengan peningkatan prevalensi hiperglikemik keadaan darurat, akut makrovaskuler, dan komplikasi makrovaskuler yang menyumbang morbiditas dan mortalitas akibat diabetes di Nigeria. Selain itu, semakin tingginya prevalensi hiperglikemi pada kehamilan menunjukkan implikasi dari diabetes melitus siklus dengan kondii ibu dan petugas dengan tingginya morbiditas dan mortalitas prenatal.

Mengingat peningkatan cepat dari epidemi diabetes di Nigeria, semua tingkatan pencegahan dan perawatan (primer,sekunder, dan tersier adalah harus dilakukan secara bersaman karena lebih 50% penderita diabetes terutama Diabetes Melitus Tipe 2 tidak terdiagnonis di negara tersebut. Berdasarkan hal yang diuraikan diatas, screening populasi dengan tujuan untuk mendiagnosis dan mengobati mayoritas diabetes harus menjadi prioritas karena kami berupaya meningkatkan skala kedua pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. Oleh karena itu, penting di sebuah negara padat seperti Nigeria dengan lebih dari 170 juta penduduk dengan beragam budaya dan bahasa, metode screening dan diagnosa untuk diabetes terutama di komunitas pedesaan kami harus sederhana, hemat biaya dan lebih sedikit mengonsumsi waktu selain pertimbangan tujuan populasi ini, screening berbasis pencegahan sekunder diabetes akan membutuhkan kebijakan advokasi kesehatan yang besar dalam hal ini.

Kebijakan kepemimpinan politik yang kuat dibutuhkan untuk mengkatalisasi dan mempertahankan prioritas perawatan penyakit tidak menular di level pertama, dan Nigeria tidak mampu untuk tetap puas menghadapi meningkatnya penyakit tidak menular. Stakeholder juga harus meningkatkan pencegahan hal tersebut untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam akses dan promosi prinsip-prinsip cakupan kesehatan universal.

2.   Strategi

Strategi yang dilakukan merupakan dengan penyaringan populasi dengan tujuan untuk mendiagnosis dan mengobati diabetes yang menjadi prioritas dalam meningkatkan skala kedua penjegahan diabetes melitus tipe 2. Hal tersebut dikarenakan peningkatan diabetes di Nigeria sangat cepat, sehingga usaha pencegahan dan perawatan baik primer, sekunder hingga tersier harus dilakukan secara kolaborasi. Advokasi kesehatan yang dilakukan bersifat terencana dan terstruktur dalam proses menginformasikan dan memperngaruhi pembuat keputusan untuk mendukung mengubah kebijakan.

Strategi Nigeria salah satunya menandatangani rencana aksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan secara objektif menyoroti kebutuhan pembangunan dan penguatan kebijakan dan rencana nasional untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Tujuan dari aksi tersebut adalah reorientasi dan memperkuat sistem kesehatan, memberi respon lebih efektif dan adil terhadap kebutuhan perawatan kesehatan penderita penyakit kronis. Tujuan tersebut menjelaskan pentingnya layanan kesehatan primer dalam peran strategis kesehatan.

Pemerintah Nigeria membuat pendekatan strategis dengan membuat Primary Health Care (PHC) untuk meningkatkan kesehatan dari akar masalah. Pada pelayanan kesehatan tingkat sekunder dan tersier diharapkan dapat melengkapi layanan lanjutan yang disediakan oleh PHC, seperti layanan khusus sebagai titik rujukan.

Intervensi diabetes yang dikeluarkan oleh WHO untuk PHC dalam sumber daya yang masih rendah, mengidentifikasi kondisi tersebut sebagai prioritas yang harus segera ditangani pada kesehatan tingkat primer diantaranya penyakit diabetes, jantung, pernapasan kronis dan kanker. Intervensi ini meruakan intervensi yang layak dilakukan terutama untuk masyarakat sumberdaya rendah. Dengan pemberian pelayanan primer oleh dokter dan petugas kesehatan lain, intervensi ini akan menjadi peningkatan investasi dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas di Nigeria.

3.   Mobilisasi

Mobilisasi yang dilakukan adalah bagaimana lintas sektor turut serta dalam membantu menangani dan bagaimana penggunaan media massa sebagai pengangkatan isu/permasalahan. Dalam pelaksanaan perawatan diabetes di Nigeria, advokasi akan sangat penting terutama dalam LMICs seperti Nigeria untuk memastikan kemajuan itu dipantau dan target direalisasikan. Selanjutnya, sementara advokasi global penting, kemajuan yang berkelanjutan hanya akan terjadi dicapai melalui aksi di tingkat negara melalui agen perubahan lokal dan masyarakat sipil yang kuat koalisi seperti Asosiasi Diabetes dari Nigeria, Aliansi dan Medis NCD Nigeria Asosiasi Wanita Nigeria. Pendekatan kemitraan multisektoral untuk diabetes dan pencegahan NCD lainnya dan kontrol harus menjadi landasan Tanggapan Nigeria.

Sistem Perawatan Kesehatan Utama (PHC) adalah pendekatan strategis Pemerintah Nigeria dirancang untuk meningkatkan kesehatan di akar rumput. Tingkat sekunder dan tersier perawatan kesehatan diharapkan untuk melengkapi layanan yang disediakan di PHC, berikan lebih banyak perawatan khusus serta berfungsim sebagai rujukan titik. Namun karena lemahnya kapasitas tenaga kesehatan dan infrastruktur yang buruk fasilitas, kualitas layanan yang diberikan telah tidak memadai dan 14 miskin di sekolah dasar tingkat.

Advokasi yang dilakukan 4 tahun lalu berhasil mengambil respons global dengan kemajuan yang signifikan terhadap Diabetes dan NCD lainnya. Dalam hal ini adalah proses KTT Global PBB 2011 tentang NCD, pengembangan NCD Global Rencana Aksi dan Pemantauan NCD Global Kerangka Kerja, Tinjauan PBB 2014 tentang kemajuan dan yang terbaru dimasukkannya Diabetes / NCD dalam berkelanjutan.

4.   Tindakan/ Aksi

Advokasi Diabetes di Nigeria berdampak pada penyediaan Diabetes terpadu / NCD atau perawatan tingkat dasar; kesadaran tentang diabetes; penguatan sistem kesehatan (pendanaan, infrastruktur, kapasitas bangunan dll), mobilisasi untuk meningkatkan kemauan politik dan diabetes internasional / survei NCD. Pendekatan kemitraan multisektoral untuk diabetes dan pencegahan NCD lainnya harus menjadi landasan tanggapan Nigeria dengan tujuan untuk meningkatkan pencegahan dan perawatan primer pada penyakit tidak menular di Nigeria dalam rangka mengatasi ketidaksetaraan dalam akses dan promosi prinsip-prinsip cakupan kesehatan universal. Kemajuan yang berkelanjutan dapat dicapai melalui aksi di tingkat negara melalui agen perubahan lokal dan masyarakat sipil yang kuat seperti Asosiasi Diabetes dari Nigeria, Aliansi dan Medis NCD Nigeria dan Asosiasi Wanita Nigeria.

5.   Evaluasi

Peningkatan diabetes dan NDC pada prevalensi di Nigeria mempunyai komplikasinya sangat besar yang berdampak pada kesehatan masyarakatnya. Membutuhkan kebijakan dan kerangka kerja kesehatan untuk menerapkan aksi menghentikan peningkatan tren diabetes melalui perawatan primer dan hasil ini yang dinilai efektif, terutama di pedesaan komunitas Nigeria. Advokasi ini yang bertujuan menyoroti meningkatnya beban Diabetes di Nigeria. Selain itu untuk mengevaluasi masing-masing masalah advokasi DM di Nigeria. Advokasi, kebijakan dan perawatan sangat penting komponen dalam pencegahan dan pengendalian. Salah satunya  diabetes merupakan bukti besar bahwa tersedianya perawatan tingkat  primer yang hemat biaya intervensinya. Advokasi  kebijakan yang disengaja dan proses pemberian informasi yang terstruktur dan mempengaruhi pembuat keputusan dalam mendukung kebijakan mendapatkan bukti.

Hal ini bertujuan untuk menyoroti beban diabetes dan NCD terkait dan faktor risiko di Nigeria serta pentingnya mengintegrasikan NCD pencegahan dan kontrol ke tingkat perawatan primer . Efek negatif dari Non penyakit menular pada kesehatan dan perkembangan sosial ekonomi semakin meningkat dan membutuhkan respons yang kuat dari semua pemangku kepentingan. Ini membutuhkan penguatan sistem kesehatan dan peningkatan sosial penentu kesehatan. Politik yang kuat serta kepemimpinan dibutuhkan untuk mengkatalisasi dan mempertahankan memprioritaskan perawatan NCD di sekolah dasar level. Dan Nigeria tidak mampu untuk tetap puas menghadapi meningkatnya beban penyakit tidak menular. Stakeholder harus meningkatkan pencegahan dan perawatan primer untuk penyakit tidak menular di Nigeria untuk mengatasi ketidaksetaraan dalam akses dan promosi prinsip-prinsip.

6.   Berkesinambungan

Kebijakan politik yang kuat dibutuhkan untuk mempertahankan prioritas perawatan penyakit tidak menular seperti yang telah dilakukan Nigeria yaitu menandatangani rencana aksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan secara objektif menyoroti kebutuhan pembangunan dan penguatan kebijakan dan rencana nasional untuk Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Pemerintah Nigeria juga membuat pendekatan strategis dengan membuat Primary Health Care (PHC) untuk meningkatkan kesehatan dari akar masalah dengan pemberian pelayanan primer oleh dokter dan petugas kesehatan lain, intervensi ini akan menjadi peningkatan investasi dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas di Nigeria. Sedangkan pada pelayanan kesehatan tingkat sekunder dan tersier diharapkan dapat melengkapi layanan lanjutan yang disediakan oleh PHC, seperti layanan khusus sebagai titik rujukan.

Selanjutnya juga diperlukan mobilisasi yaitu bagaimana lintas sektor dan penggunaan media massa turut serta dalam membantu penanggulangan masalah. Dalam pelaksanaan perawatan diabetes di Nigeria, advokasi akan sangat penting terutama dalam LMICs untuk memastikan kemajuan itu perlu memantau target yang akan direalisasikan. Aksi yang dilakukan pada tingkat negara juga dilakukan seperti Asosiasi Diabetes dari Nigeria, Aliansi dan Medis NCD Nigeria, serta Asosiasi Wanita Nigeria. Advokasi yang dilakukan 4 tahun lalu berhasil mengambil respons global dengan kemajuan yang signifikan terhadap diabetes dan NDC yaitu KTT Global PBB 2011 tentang NCD, pengembangan NCD Global Rencana Aksi dan Pemantauan NCD Global Kerangka Kerja, Tinjauan PBB 2014 tentang kemajuan dan yang terbaru dimasukkannya Diabetes / NCD sebagai proses berkelanjutan.

Semua proses yang dilakukan bertujuan untuk menyoroti beban diabetes dan NCD terkait dan faktor risiko di Nigeria serta pentingnya mengintegrasikan NCD pencegahan dan kontrol ke tingkat perawatan primer. Efek negatif dari penyakit tidak menular pada kesehatan dan perkembangan sosial ekonomi semakin meningkat dan membutuhkan respons yang kuat dari semua pemangku kepentingan dimana politik yang kuat akan mempertahankan prioritas perawatan NCD pada dasar level.

Dengan adanya penguatan kesehatan primer atau perawatan penyakit yang membutuhkan proses jangka panjang, pasien terpusat, berbasis masyarakat, dan berkelanjutan akan menurunkan kejadian NDC di Nigeria. Selain itu, dengan dilakukannya pendekatan, teknologi dan biaya yang efektif untuk intervensi dapat mengurangi beban NDC di negara-negara berpenghasilan rendah. Pentingnya fasilitas tersier melalui pencegahan, diagnosis dini, dan perawatan di tingkat pertama dapat mengurangi beban penyakit pada populasi. Terlepas dari pencapaian ini, advokasi akan sangat penting terutama dalam LMICs seperti Nigeria untuk memastikan kemajuan dengan memantau target yang akan direalisasikan. Pendekatan kemitraan multisektoral untuk diabetes, pencegahan NCD lainnya dan kontrol harus menjadi landasan tanggapan Nigeria kedepannya.

 

  DAFTAR PUSTAKA

 

Chinenye, S., Ogu, C. R., dan Korubo, I. 2015. Diabetes Advocacy and Care in Nigeria: A Review. The Nigerian Health Journal, 15 (4) : 145-150.

 

No comments:

Post a Comment

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...