Defisiensi Iodium
Makalah
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Patologi Penyakit Tidak Menular
yang dibimbing oleh Ibu Ir. Endang Sutjiati, M.Kes
DISUSUN OLEH :
Kelompok
1
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA
TERAPAN GIZI
Januari 2019
PENYUSUN
1.
Alfa Laili Rohmatin (P17111171001)
2.
Santy Oktaviani (P17111171003)
3.
Nindya Tresna
Wiwitan (P17111171005)
4.
Novanda Rizkiadefta D. (P17111171007)
5.
Ulul Azmi Mu’affa (P17111171011)
6. Siti Qodriyatus
Solikhah (P17111173031)
Dan kami
berharap semoga tugas ini mampu menambah pengalaman serta ilmu bagi para
pembaca. Sehingga untuk kedepannya kami sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatan isian.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman, kami percaya
tetap banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu kami
sangat berharap saran dan kritik yang membangun dan memotivasi.
Malang, 24 Januari 2019
Penyusun
HALAMAN JUDUL
PENYUSUN……………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR..................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................6
1.3 Tujuan.........................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Defisiensi
Iodium……………………………………………….8
2.2 Etiologi Defisiensi
Iodium…………………………………………………..9
2.3 Patogenesis Defisiensi
Iodium………………………………………………9
2.4 Tanda dan Gejala Defisiensi Iodium………………………………………..13
2.5
Tatapelaksanaan Defisiensi Iodium.............................................................25
2.51 Perilaku..........................................................................................25
2.52 Fisik...............................................................................................27
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..................................................................................................29
3.2 Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasrkan letak geografis Indonesia,
semestinya Indonesia memiliki simpanan bahan pangan yang kaya. Namun masalah
yang terjadi di Indonesia tidak hanya Gizi lebih dikarenaknan banyaknya
simpanan bahan pangan.Namun sebagai negara berkembang Indonesia juga memiliki
masalah kekurangan gizi. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ketidaktepatan
masyarakat dalam mengelola bahan pangan yang melimpah yang sesuai dengan
standard gizi kesehatan. Salah satu zat gizi yang masih sering mengalami
permasalahan kekurangan yaitu Defisiensi Iodium.
Defisiensi Iodium merupakan suatu kondisi
dimana tubuh mengalami kekurangan zat gizi iodium sehingga tubuh akan
mengeluarkan benjolan di leher yang disebut dengan Gondok ataupun Gondong.
Dengan melihat letak geografis semestinya masyarakat Indonesia terjamin akan
kebutuhan Iodium di dalam tubuhnya. Namun dikarenakan kurangnya kualitas Sumber
Daya Manusia menyebabkan terjadinya kesalahan yang berdampak terhadap status
gizi seseorang.
Defisiensi Iodium akan mengarah kepada
GAKY atau yang disebut dengan Gangguan AKibat Kekurangan Yodium. Di Indonesia
penderita GAKY mengalami kenaikan setiap tahunnya sehingga diperlukannya
edukasi kepada masyarakat agar mengetahui bagaimana cara memanfaatkan sumber
daya alam yang melimpah sehingga tidak terjadi kekurangan gizi.
Untuk mengatasi permasalahan kekurangan
yodium dapat memanfaatkan garam sebagai pemenuhan yodium dalam tubuhnya.
Berdasarkan Standard Nasional Indonesia (SNI) garam yang beryodium harus
mengandung 30 – 80 ppm, kebutuhan tersebut sesuai dengan kebutuhan setiap
individu 100 – 150/g tiap orang per hari.
Kegiatan penanganan defisiensi iodium
dapat dilakukan dengan penilai awal pada seseorang sebagai pendeteksi apakah
seseorang tersebut menderita kekurangan iodium. Salah satu bentuk pencegahan
lainnya dengan adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai defisiensi iodium.
Penyuluhan tersebut mengenai pengertian defisiensi iodium sampai pada
perjalanan terjadinya kekurangan iodium serta tanda dan gejala dan diakhiri dengan bagaimana tatalaksana
jika seseorang mengalami defisiensi iodium.
Apabila seseorang yang telah mengalami
defisiensi iodium dalam rentan waktu yang lama, maka dapat mengarah kepada GAKY
(Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). GAKY dapat menganggu system tubuh menjadi
tidak normal dan sulit untuk melakukan kegiatan belajar. GAKY juga mengarah
kepada gangguan pemikiran pada seseorang. Sehingga perlu adanya pemahaman
masyarakat mnegenai pentingnya Iodium dalam tubuh dan cara memenuhi kebutuhan
Iodium dalam tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan antara lain :
1.
Apakah pengertian defisiensi iodium ?
2.
Bagaimana etiologi seseorang mengalami defisiensi iodium ?
3.
Bagaimana patogenesis defisiensi iodium yang terjadi pada seseorang ?
4.
Bagaimana tanda gejala pada seseorang yang mengalami defisiensi iodium ?
5.
Bagimana tatalaksana penderita defisiensi iodium yang meliputi zat gizi,
perilaku, dan fisik?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum defisiensi iodium yang terjadi
pada seseorang
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Dapat menjelaskan pengertian defisiensi iodium
2.
Dapat menjelaskan etiologi seseorang mengalami defisiensi iodium
3.
Dapat menjelaskan defisiensi iodium yang terjadi pada seseorang
4.
Dapat menjelaskan tanda gejala pada seseorang yang mengalami defisiensi
iodium
5.
Dapat menjelaskan tatalaksana penderita defisiensi iodium yang meliputi
zat gizi, perilaku, dan fisik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Defisiensi Iodium
Iodium merupakan zat gizi essensial bagi
tubuh, karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan
organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini, yaitu trijodotyronin (T3) dan
tetrajodotyronin (T4) atau thyroxin. Iodium dikonsentrasikan di dalam kelenjar
gondok (glandula thyroxin) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon Universitas
Sumatera Utara thyroxin. Hormon ini ditimbun dalam folikel kelenjar gondok,
terkonjugasi dengan protein (globulin) yang disebut thyroglobulin yang
merupakan bentuk yodium yang disimpan dalam tubuh, apabila diperlukan,
thyroglobulin dipecah dan akan melepaskan hormon thyroxin yang dikeluarkan oleh
folikel kelenjar ke dalam aliran darah (Yuastika, 1995).
Kekurangan yodium memberikan kondisi
hypothyroidism dan tubuh mencoba untuk mengkompensasikan dengan penambahan
jaringan kelenjar gondok yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid tersebut.
Jumlah iodium dalam tubuh manusia
relative sangat kecil dan kebutuhan untuk pertumbuhan normal hanya 100-150
mikrogram (0,1-0,15 mg) perhari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6
gram garam beriodium dengan kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60 mikrogram
iodium yang dikonsumsi tersebut akan ditangkap oleh kelenjar tiroid untuk
pembentukan hormon thyroxin (Permaesih, 2000).
2.2 Etiologi Defisiensi Iodium
Etiologi
defisiensi iodium
1. Kandungan
iodium dalam tanah rendah
2. Konsumsi
iodium kurang dari kebutuhan harian selama beberapa waktu
Kebutuhan iodium harian
pada orang dewasa sekitar 150 mg dan meningkat menjadi 200 mg saat kehamilan.
Selain itu, pubertas pada anak perempuan juga menyebabkan peningkatan kebutuhan
iodium.
3. Konsumsi
makanan tinggi goiterogenik,
Konsumsi makanan tinggi
goiterogenik dapat menghambat penyerapan iodium
4. Kegagalan
bawaan dalam hal sintesis hormon tiroid (dishormonogenesis)
2.3 Patogenesis Defisiensi Iodium
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan
yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok
dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan
mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.
(Supariasa, 2002).
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan
diderita oleh sejumlah besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang
dapat ditimbulkan karena tubuh kekurangan yodium secara terus-menerus dalam
jangka waktu yang cukup lama. Setelah cadangan iodium itu habis, barulah timbul
manifestasi gangguan akibat kekurangan iodium misalnya pembesaran kelenjar
tiroid
Tubuh kita memiliki sistem keseimbangan iodida. Iodida
masuk kedalam lambung dalam bentuk ion iodida, kemudian ia akan diproses
menjadi iodida kemudian diserap di usus halus. Pada kondisi kekurangan iodium
atau iodida, cadangan iodida tubuh akan digunakan sehingga kondisi kekurangan
itu tidak akan berdampak apapun pada tubuh. Yang menjadi masalah adalah apabila
kondisi kekurangan iodida tersebut terjadi selama kurun waktu yang cukup lama,
lebih dari 2 bulan misalnya, sehingga menyebabkan tubuh kehabisan cadangan iodida
(Guyton, 2008).
Ketika
tubuh kehabisan cadangan iodida, maka hormon tiroksin atau triiodotironin yang
dihasilkan akan berkurang, hal ini akan menimbulkan manifestasi kekurangan
hormon tiroid dalam tubuh. Kekurangan iodida mencegah produksi hormon tiroksin
dan triiodotironin. Akibatnya tidak tersedia hormon yang dapat dipakai untuk
menghambat produksi TSH oleh hipofisis anterior, hal ini menyebabkan kelenjar
hipofisis menyekresi banyak sekali TSH (Guyton, 2008).
Selanjutnya
TSH merangsang sel-sel tiroid menyekresi koloid tiroglobulin kedalam folikel,
dan kelenjarnya tumbuh semakin besar. Tetapi oleh karena iodida yang kurang,
produksi tiroksin dan triiodotironin tidak meningkat dalam molekul tiroglobulin
dan oleh karena itu tidak ada penekanan secara normal pada produksi TSH oleh
kelenjar hipofisis. Ukuran folikelnya menjadi sangat besar dan kelenjar
tiroidnya dapat membesar 10 sampai 20 kali ukuran normal (Guyton, 2008).
Aktifitas
utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah untuk
membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid
cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi
yodium individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid
terlalu rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut
thyroid stimulating hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini
merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang
besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang disebut sebuah
gondok.
Kelenjar
tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH)
yang juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar
hipofisis, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin
releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Thyrotropin bekerja
pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid. Serum hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan
balik ke hipofisis, mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH
hormon tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid.
Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau
agonis reseptor TSH, seperti chorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok
difus. Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas
metastasis untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.
Kekurangan
dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan produksi TSH meningkat.
Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan cellularity dan hiperplasia kelenjar
tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Jika proses ini
berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan hormon
tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium, dan
goitrogens.
Gondok
dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong reseptor
TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid
hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi
human chorionic gonadotropin.
·
Periode Patogenesis
a. Subklinis
1) Iodium darah kurang dari normal
(dapat di tes melalui urin).
2) Peningkatan produksi TSH (jml
TSHdalam darah meningkat).
3) Penurunan sintesis hormon tiroid.
b. Klinis
1. Pembesaran kelenjar tiroid.
2. Kretinisme (cebol).
3. IQ rendah (pada anak).
4. kelelahan kronis
c. Preventif Sekunder
1. Memberi
makanan dengan nutrisi simbang.
2. Pemberian Iodium secara bertahap
hingga kadar iodium darah kembali normal.
d. Periode
Kovalesens
1. Sembuh total (kelenjar gondok dapat
kembali keukuran normal).
2. Sekuele ( cacat mental biasanya
bersifat permanen.
3. Meninggal
(bila tidak segera ditanggulangi)
Ketika tubuh mengalami kekurangan yodium, kandungan hormon T4 dalam darah akan mengalami penurunan. Tubuh akan berusaha menyeimbangkan keadaan dengan cara mengaktivasi thyroid-stimulating hormone (TSH). Hormon TSH akan memaksa kelenjar tiroid untuk bekerja lebih keras guna menghasilkan hormon tiroid. Kerja hormon TSH menyebabkan peningkatan signifikan pada kadar T3, yang jauh lebih aktif daripada T4 dan membutuhkan lebih sedikit yodium. Hal tersebut adalah cara tubuh untuk mengimbangi rendahnya produksi T4 karena kekurangan yodium.
Pemeriksaan kadar T4 dan TSH merupakan salah satu pemeriksaan dasar penegakan diagnosis kelainan fungsi tiroid. Pemeriksaan fungsi tiroid. Metode diagnosis studi fungsi tiroid adalah dengan cara mengukur kadar hormon TSH, triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) dalam darah. Pada penderita kekurangan yodium dan eutiroidisme, kandungan TSH dalam darah umumnya berada pada level normal atau mengalami peningkatan.
Kandungan
T3 dalam darah akan cenderung mengalami peningkatan sedangkan T4 akan mengalami
penurunan. Pada penderita kekurangan yodium ekstrim, baik kandungan T3 maupun
T4 akan mengalami penurunan dari level normal diikuti dengan kenaikan level TSH
di atas normal.
2.4 Tanda dan Gejala Defisiensi Iodium
Yodium berperan
penting dalam memproduksi hormon tiroid dalam tubuh. Hormon tiroid ini
berfungsi untuk membantu metabolisme dan mendukung tumbuh kembang anak.
Meskipun hanya
dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi faktanya tidak sedikit orang yang
mengalami kekurangan asupan mineral yang satu ini. Berbagai tanda dan gejala
kekurangan yodium meliputi:
A. Gejala Klinik
1.
Pembengkakan kelenjar tiroid
Saat asupan yodium Anda kurang dari
100 mcg (mikrogram) per hari, tubuh akan mulai memproduksi hormon tiroid (TSH)
secara berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan kelenjar
tiroid, atau yang dikenal sebagai goiter.
Di Indonesia sendiri, kondisi ini
lebih dikenal sebagai penyakit gondok. Benjolan gondok dapat terlihat jelas
di bagian leher dan terasa nyeri.
2. Berat badan naik drastis
Berat badan naik drastis, padahal tidak sedang makan banyak,
bisa jadi Anda kekurangan yodium. Namun memang, tidak semua kasus peningkatan
berat badan sudah pasti gejala kekurangan yodium.
Fungsi utama hormon tiroid adalah
membantu mengendalikan metabolisme tubuh, yaitu dengan memecah makanan menjadi
energi dan panas. Saat kadar hormon tiroid ini rendah, maka tubuh akan
kewalahan untuk memproses makanan. Akibatnya, kalori dari makanan akan disimpan
dalam bentuk lemak dan menambah berat badan.
3. Mudah lelah dan
kedinginan
Wajar jika tubuh merasa lelah setelah
seharian beraktivitas. Namun hati-hati, ini juga bisa jadi salah satu gejala
kekurangan yodium.
Sebuah penelitian yang diterbitkan
pada jurnal Hippokratia tahun 2010 mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen orang
dengan kadar tiroid yang rendah cenderung gampang kelelahan dan kedinginan.
Pasalnya, metabolisme tubuh yang lambat membuat tubuh gagal memproduksi energi.
Tubuh pun jadi terasa lemas dan mudah kedinginan.
4. Rambut rontok dan kulit
kering
Bukan hanya mengatur metabolisme
tubuh, hormon tiroid juga berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan folikel
rambut. Saat hormon tiroid tubuh rendah, folikel rambut Anda akan berhenti
beregenerasi alias tumbuh kembali. Hal inilah yang membuat rambut tipis dan mudah rontok.
Tak hanya rambut, regenerasi sel juga
bergantung pada tinggi atau rendahnya hormon tiroid dalam tubuh. Sel-sel kulit
akan sulit beregenerasi dan lebih jarang berkeringat saat tubuh kurang
mendapatkan asupan yodium. Akibatnya, kulit cenderung kering dan mudah
terkelupas.
5. Detak jantung
melambat
Cepat atau lambatnya detak
jantung ternyata dipengaruhi oleh
kandungan yodium dalam tubuh. Jika kadar mineral yang satu ini terlalu rendah,
maka detak jantung akan menurun. Begitu pula sebaliknya, kebanyakan asupan
yodium bisa meningkatkan detak jantung.
Kekurangan yodium yang tergolong parah
dan kronis dapat membuat detak jantung melambat secara abnormal. Jika tidak
segera diatasi, hal ini bisa mengakibatkan tubuh terasa lemah, letih, pusing,
bahkan sampai pingsan.
6. Sulit mengingat
Sebuah studi yang melibatkan 1.000
orang dewasa menemukan bahwa peserta yang kadar hormon tiroidnya tinggi
cenderung memiliki memori yang kuat dan tanggap, dibandingkan peserta yang
hormon tiroidnya rendah.
Hormon tiroid ternyata juga berperan
penting terhadap tumbuh kembang otak. Para ahli menemukan bahwa ukuran
hippocampus, yaitu bagian otak yang mengontrol memori jangka panjang, cenderung
lebih kecil pada orang dengan kadar tiroid yang rendah. Itu sebabnya,
kekurangan yodium bisa menghambat perkembangan otak dan membuat jadi mudah lupa.
B. Manifestasi Klinik
Manifestasi
klinis klasik dari GAKI adalah pembesaran kelenjar gondok dan kretin
1. Kretin
Retardasi mental disertai dengan bisu,
tuli,dan cara berdiri Dan berjalan yang khas, hipothyroid Dan pertumbuhan yang
terhambat (short statue).
Merupakan kelainan akibat defisiensi iodium yang
sangat berat terutama pada masa fetal
Indikator klinik yang penting untuk GAKI
Prevalensi di daerah endemik berat 1%-15%
Pembesaran
kelenjar gondok belum tentu karena kekurangan iodium tapi bisa karena kelebihan
iodium, berikut merupakan
perbedaan dari Hipotiroid dan Hipertiroid
2. Hypothyroid :
1) Gondok (
noduler)
2) Bradikardi
3) Mudah kedinginan
4) Cenderung apatis
5) Tidak bersemangat.Lemas/
6) Mudah lelahKurang /sulit berkeringat
7) Mudah haus(minum banyak)
8) Kurang Nafsu makan
9) Kulit kusam
Kering.
10) Rambut rontok
11) Suara Parau
12) Depresi/Gangguan mental/memory
13) Ngantukan
14) Gangguan mensturasi/ereksi.
15) BB mudah bertambah/gemuk
16) Jarang/sulit BAB (konstipasi)
17) Non piting edema
18) Nyeri Sendi Kebas-kebas/baal/ mudah kram
19) Reaksi gerak lambat
20) Kadar kholesterol meninggi
3.
Hyperthyroid
1) Gondok. ( Rata melebar)
2) Takicardi
3) Selalu marasa panas
4) Tremor
5) Emosional/pemarah/ mudah tesinggung
6) Sangat Mudah capai/lemas
7) Selalu berkeringat berlebihan
8) Selalu lapar dan haus
9) Makan Banyak
10) Sulit tidur
11) Kulit kusam selalu basah ada noda kasar disiku yang
sulit hilang
12) Rambut rontok/patah-patah.
13) BB sulit bertambah/ Kurus.
14) Berbicara groyok
15) Gangguan menturasi/ereksi
16) Gelisah
17) Sering diare.
18) Ada gerakan 2 yang terkontrol.
19) Pegal-pegal di otot gerak (kaki/tangan).
20) Exopthalmus (mata melotot).
C. Biokimia
Kelebihan
Iodium dikeluarkan melalui urine dan sedikitnya melalui feses yang berasal dari
cadangan empedu. TSH adalah hormon perangsang tiroid yang dikenal dengan thyrotropin.
TSH meningkatkan pertumbuhan sel
tiroid yang menyebabkan pembentukan gondok.
TRH yang dilepaskan oleh hipotalamus, membawa thyrotrop di dalam
anterior pituitary (otak) untuk mensintesis
dan melepaskan TSH. TSH disintesis dan dilepaskan dengan cara pulsatile,
yang berpuncak setiap 100 menit. TSH
terikat dengan receptor TSH membran pada sel-sel kelenjar tiroid (Elmer, 2005).
Nilai batasan normal kadar serum TSH di Laboratorium GAKY UNDIP adalah 0,4-0,5
mikroUnit/ml (WHO, 2001).
D. Kadar Iodium Dalam Urine :
•
Klasifikasi Kecukupan Yodium Berdasarkan Median UEI
(Stanbury, 1996)
Klasifikasi |
Nilai UEI |
Defisiensi Berat |
Median UEI < 20µg/L |
Defisiensi Sedang |
Median UEI 20-49 µg/L |
Defisiensi Ringan |
Median UEI 50-99 µg/L |
Klasifikasi |
Nilai UEI |
Optimal |
Median UEI 100-200 µg/L |
Lebih |
Median UEI 200-300 µg/L |
Kelebihan |
Median UEI >300 µg/L |
E. Tata Pelaksanaan Zat Gizi
Yodium merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah tertentu. Fungsi utama yodium adalah untuk sintesis hormon di
dalam kelenjar tiroid. Sumber utama yodium diperoleh adalah dari makanan yang
mengandung garam atau dari makanan laut.
Kebutuhan yodium harian untuk orang dewasa berkisar antara 0,1-0,15 mg per
hari. Detail kebutuhan yodium sesuai kelompok umur berdasarkan rekomendasi
Institut Kedokteran Amerika Serikat dapat dilihat sebagai berikut:
a. Dewasa = 0,15 mg per hari
b. Wanita hamil = 0,22 mg per hari
c.
Wanita menyusui = 0,29 mg per hari
d. Anak usia 1-11 tahun = 0,09-0,12 mg per hari
e.
Bayi = 0,11-0,13 mg per hari
Atau konsumsi yodium antara 50 -1000 mcg dinilai aman/
mencukupi kebutuhan perhari.
Usia |
Asupan (mcg/hari). |
0
- 6 bulan |
40 |
6
- 12 bulan |
50 |
1
- 10 tahun |
70 – 120 |
11
tahun - dewasa |
150 |
Ibu hamil |
175 |
Menyusui |
200 |
Sumber
: World Health Organization. Trace Elements in Human Nutrition. Geneva. WHO,In Press,1994;
Saat ini, sumber utama yodium adalah garam dapur yang sudah ditambahkan
garam yodium. Sedangkan sisanya berasal dari makanan laut. Perlu diingat bahwa
kandungan yodium dalam tanah sangat sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan
sayuran dengan kandungan yodium tinggi. Beberapa jenis makanan bukan dari laut,
namun mengandung yodium tinggi antara lain adalah kuning telur, susu, dan
produk dari susu. Kandungan yodium pada makanan tersebut berasal dari tambahan
yodium untuk pakan ternak (terutama ayam dan sapi).
Daftar makanan dengan
kandungan yodium tinggi adalah sebagai berikut:
a. Garam dapur beryodium
b. Ikan air laut
c.
Kerang
d. Rumput laut
e.
Susu sapi dan produk olahannya (keju,
yoghurt, es krim)
f.
Telur
g.
Susu kedelai
h. Kecap
i.
Multivitamin yang mengandung yodium
F.
Pengaturan Diet
Penyakit Hipo/Hipertiroid
a. Tujuan
Diet
•
Mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal
•
Menormalkan kembali kadar TSH, fT4 dan
fT3
•
Tidak Memperberat kerja kelenjar tiroid
b. Lama
Pemberian
Diberikan sampai kadar TSH, fT4 dan
fT3 dalam darah dan BB menjadi normal
c. Syarat
Diet
1
Hipotiroid
a.
Energi sesuai kebutuhan
b.
Protein 15%, lemak 25%, Kh 50-60%
c.
Hindari makanan yang mengandung
goitrogenikàmenghambat kerja
HT
d.
Konsumsi rumput laut, ikan dan kerangàtinggi kandungan yodium
e.
Asupan iodium >150 mg/hari àkonsumsi dibawah itu àkelenjar tidk dapat mensekresi hormone
secara adekuat.
f.
Konsumsi cukup seng, selenium, coper
(bnyak pada hati dan daging) àmembantu
mensekresi tiroksin dan mengubah tiroksin T4 menjadi T3.
g.
Dianjurkan konsumsi makanan laut (seprti
ikan, kerang), namun usahakn yg masih segar dan jgn sudah diawetkan (seprti
ikan asin)
h.
Konsumsi cukup vitamin A dan omega 3 àmeningkatkan hormone tiroid
i.
Hindari konsumsi produk kedelaià Isoflavon kedelai juga dapat
menyebabkan anti-tiroid antibodi yang akan diproduksi. Ini akan menciptakan
situasi di mana tiroid akan menyerang sendiri seperti dalam Tiroiditis
autoimun.
j.
Hindari konsumsi makanan yang mengandung
gluten pada biji-bijian (gandum, oat)àmemicu
penyakit hashimoto.
2.
Hipertiroid
•
Jenis dietàTKTP
(Tinggi Kalori Tinggi Protein)àuntuk
mencegah dan mengurangi kerusakkan jaringan dan menambah BB
•
Untuk syarat diet bisa dilihat dari
syarat diet TKTP
•
Asupan iodium <150 mg/hari àmencegah membesarnya kelenjar tiroid dan
dpt menurunkan kadar TSH
•
Hindari konsumsi kafein dan nikotin àdapat meningkatkan kerja jantung
•
Hindari konsumsi garam dan makanan yg
mengandung yodium secara berlebihan
•
karena tubuh mengalami metabolisme yang
berlebihan, maka dibutuhkan asupan vitamin dan mineral tambahan, seperti:
vitamin B kompleks (B1, B6, B12), vitamin C, vitamin E, asam amino esensial
yang dapat terkandung di berbagai suplemen.
•
d. Pengaturan
Diet Penyakit Hipo & Hiperthyroid
•
Omega 3 asam lemak yang penting untuk
fungsi normal dari kelenjar tiroid dan karena itu harus dimasukkan dalam diet
untuk hipertiroidisme. Biji rami merupakan sumber ideal untuk asam lemak
esensial.
•
Sayuran berdaun hijau seperti sawi dan
bayam diyakini menekan fungsi tiroid dan harus berlimpah dalam diet. Hindari
sayuran ini jika menderita gejala hipotiroidisme.
•
Anggota dari keluarga sayuran silangan
seperti kubis, kembang kol, dan brokoli juga akan membantu mengontrol gejala
hipertiroid dengan mengurangi produksi hormon.
•
Sayuran lobak mengandung zat yang
disebut thioglucosides yang menghambat penyerapan yodium dan membantu orang
dengan tiroid yang terlalu aktif.
•
Kedelai juga diyakini untuk membantu
diet untuk hipertiroidisme untuk mengontrol tiroid over-dirangsang.
•
Kalsium dan magnesium hanya bekerja sama
dalam rasio 3:1 adalah cara luar biasa untuk meningkatkan diet untuk
hipertiroidisme.
•
Tiroid penurunan berat badan adalah
salah satu gejala hipertiroid. Protein diet tinggi dikombinasikan dengan
latihan moderat diyakini untuk membantu dalam membangun kembali otot massa yang
hilang karena hipertiroid.
•
Antioksidan makanan kaya seperti buah,
anggur, buah-buahan segar dan sayuran harus berlimpah disertakan dalam diet
untuk hipertiroidisme yang akan mengimbangi kekurangan gizi disebabkan oleh
metabolisme yang tinggi.
•
Seluruh butir seperti millet, beras
merah, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan berbagai kacang-kacangan dan
biji-bijian merupakan sumber kaya seng, unsur penting yang diperlukan untuk
semua fungsi tubuh yang mungkin habis karena hipertiroidisme.
•
Produk susu merupakan sumber protein
yang sangat baik dan komponen lemak serta diperlukan untuk diet
hipertiroidisme.
2.5 Tatapelaksanaan Defisiensi Iodium
A. Tata
Pelaksanaan Perilaku
Prinsip pencegahan berbagai penyakit akibat kekurangan yodium adalah dengan mendapatkan asupan yodium yang cukup sesuai dengan rekomendasi. Pada level populasi, kekurangan yodium di suatu daerah dapat dicegah dengan cara menambahkan yodium ke dalam makanan dan minuman. Umunya langkah ini dilakukan dengan cara menambahkan yodium pada garam meja yang digunakan sehari-hari. Pada beberapa negara berkembang, tambahan yodium dilakukan dengan cara injeksi suplemen yodium dalam bentuk minyak.
Penambahan yodium pada suplemen makanan dan minuman harus sesuai dengan rekomendasi instansi kesehatan terkait. Pada orang dewasa, asupan yodium sebanyak 0,15 mg perhari sudah cukup untuk menjaga fungsi tiroid dengan optimal. Cara yang paling mudah untuk menjaga asupan yodium adalah menggunakan garam beryodium pada makanan. Selain dengan asupan yodium dari garam, dapat dianjurkan untuk mengonsumsi sumber yodium lain seperti ikan laut, susu, produk susu, kecap dan telur.
Selain mengkonsumsi garam beryodium, berikut ini ada beberapa upaya penanggulangan terhadap gaky, diantaranya :
1. Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik gondok.
Adapun dosis kapsul yang diberikan berbeda-beda sesuai yang dianjurkan, yaitu :
- Untuk anak usia sekolah dasar yang berada pada daerah endemik berat cukup diberikan 1 kapsul/tahun.
- Sedangkan untuk daerah endemik sedang dan berat; 2 Kapsul/tahun setara dengan 200 mg untuk Wanita Usia Subur, 1 Kapsul /tahun untuk Ibu hamil dan 1 Kapsul selama menyusui untuk Ibu Menuyusui.
Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnyaStroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat menyebabkan kematian.
2. Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.
3. Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik gondok.
4. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan laut.
5. Melakukan pemeriksaan secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan pembesaran kelenjar tiroid.
6. Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium.
B. Tata
Pelaksanaan Fisik
Gaya hidup sehat merupakan hal yang
sangat penting untuk menjaga kondisi fisik kita. Dimana terdapat manfaat bagi
kesehatan, seperti melancarkan metabolisme dalam tubuh, dsb. defisiensi yodium
merupakan salah satu keadaan yang disebabkan ketika seseorang kekurangan asupan
yodium dalam tubuhnya sehingga mengakibatkan
membesarnya kelenjar tiroid, dan gangguan fungsi tubuh lainnya.
Hypothyroid merupakan keadaan dimana
kelenjar tiroid tidak mengeluarkan hormone tiroid. Salah satu akibat dari
hypothyroid adalah penambahan berat badan yang pesat. Untuk mengatasi kelebihan
berat badan tersebut, bisa dilakukan dengan olahraga yang teratur. Selain untuk
mengembalikan berat badan yang optimal, olahraga merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan.
Dalam mengatasi kekurangan yodium dengan
penatalaksanaan fisik akan sulit jika di spesifikasikan. Karena pada umumnya
penyebab dari defisiensi yodium sendiri adalah kurangnya asupan yodium sesuai
kebutuhan. Dimana yodium bisa diperoleh dari pangan, lingkungan/geografis, dsb.
pula, pada aktivitas fisik lebih pada untuk mengoptimalkan fungsi tubuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Iodium merupakan zat gizi essensial bagi
tubuh, karena merupakan komponen dari
hormon
thyroxin. Kekurangan
yodium memberikan kondisi hypothyroidism dan tubuh mencoba untuk
mengkompensasikan dengan penambahan jaringan kelenjar gondok yang menyebabkan
pembesaran kelenjar tiroid tersebut.
Gangguan
akibat kekurangan iodium (GAKI) adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid). Beberapa tanda-tanda dan gejala kekurangan iodium selain pembengkakan
pada kelenjar tiroid seperti berat badan cepat naik, denyut jantung lemah dan
lain-lain. Dengan menerapkan gaya hidup sehat yaitu konsumsi gizi seimbang,
konsumsi garam beriodium dan olahraga yang cukup, akan mengatasi defisiensi
iodium.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail
dalam penjelasan makalah selanjutnya dengan sumber-sumber yang lebih akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan.
Daftar Pustaka
Arestimh. 2014. Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium. [online]. (http://arestimh.blogspot.com/2014/02/gangguan-akibat-kekurangan-yodium.html),
diakses pada 25 Januari 2019.
Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani. 2012, Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:
kencana, cetakan peretama.
Helmiyati, S., Yulianti, E., Maghribi, R.,
Wisnusanti, SU. 2018. Manajemen Gizi
dalam Kondisi Bencana.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
INFODANTIN. 2015.
Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid : Pusat Data dan Informasi Kesehatan
RI [Online] : www.depkes.go.id/ diakses
pada tanggal 22 Januari 2019.
Marianti. 2017.
Kekurangan yodium. [online]. (https://www.alodokter.com/kekurangan-yodium),
diakses pada 25 Januari 2019.
Novita, 2014. Makalah
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (http://apikanovita.blogspot.com/2014/04/makalah-gangguan-akibat-kekurangan.html) diakses 25 Januari 2019
Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J. 2003. Lecture Notes: Kedokteran Klinis Edisi
Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga
Supariasa IDN Dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC; 2012.
World Health Organization. Trace Elements in Human
Nutrition. Geneva. WHO,In Press,1994;
Theresa, 2016. Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (https://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/) (diakses 25 Januari 2019).
No comments:
Post a Comment