Thursday, November 26, 2020

DEFISIENSI IODIUM - MAKALAH

 

Defisiensi Iodium

Makalah

Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Patologi Penyakit Tidak Menular

yang dibimbing oleh Ibu Ir. Endang Sutjiati, M.Kes

 

 

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

 

  

 MENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI

Januari 2019

 

PENYUSUN

1.      Alfa Laili Rohmatin                     (P17111171001)

2.      Santy Oktaviani                            (P17111171003)

3.      Nindya Tresna Wiwitan                   (P17111171005)

4.      Novanda Rizkiadefta D.                     (P17111171007)

5.      Ulul Azmi Mu’affa                  (P17111171011)

6.      Siti Qodriyatus Solikhah                   (P17111173031)

 

 KATA PENGANTAR

 Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Matakuliah Patologi Penyakit Tidak Menular ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Ir. Endang Sutjiati, M.Kes yang telah memberikan dan membimbing kami dalam tugas ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan yang berasal dari pihak yang bersedia berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah dikontribusikan.

Dan kami berharap semoga tugas ini mampu menambah pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk kedepannya kami sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatan isian.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman, kami percaya tetap banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun dan memotivasi.

Malang, 24 Januari 2019

 

 

 

                                                                                                                      Penyusun

 

 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PENYUSUN……………………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR
..................................................................................................3
DAFTAR ISI.........................................................................................................
........4

BAB I  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang............................................................................................5

1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................6

1.3  Tujuan.........................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

            2.1 Pengertian Defisiensi Iodium……………………………………………….8

            2.2 Etiologi Defisiensi Iodium…………………………………………………..9

            2.3 Patogenesis Defisiensi Iodium………………………………………………9

            2.4 Tanda dan Gejala Defisiensi Iodium………………………………………..13

            2.5 Tatapelaksanaan Defisiensi Iodium.............................................................25

                        2.51 Perilaku..........................................................................................25

                        2.52 Fisik...............................................................................................27

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................29

3.2 Saran............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30

 


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

 

Berdasrkan letak geografis Indonesia, semestinya Indonesia memiliki simpanan bahan pangan yang kaya. Namun masalah yang terjadi di Indonesia tidak hanya Gizi lebih dikarenaknan banyaknya simpanan bahan pangan.Namun sebagai negara berkembang Indonesia juga memiliki masalah kekurangan gizi. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan ketidaktepatan masyarakat dalam mengelola bahan pangan yang melimpah yang sesuai dengan standard gizi kesehatan. Salah satu zat gizi yang masih sering mengalami permasalahan kekurangan yaitu Defisiensi Iodium.

 

Defisiensi Iodium merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan zat gizi iodium sehingga tubuh akan mengeluarkan benjolan di leher yang disebut dengan Gondok ataupun Gondong. Dengan melihat letak geografis semestinya masyarakat Indonesia terjamin akan kebutuhan Iodium di dalam tubuhnya. Namun dikarenakan kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia menyebabkan terjadinya kesalahan yang berdampak terhadap status gizi seseorang.

 

Defisiensi Iodium akan mengarah kepada GAKY atau yang disebut dengan Gangguan AKibat Kekurangan Yodium. Di Indonesia penderita GAKY mengalami kenaikan setiap tahunnya sehingga diperlukannya edukasi kepada masyarakat agar mengetahui bagaimana cara memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah sehingga tidak terjadi kekurangan gizi.

 

Untuk mengatasi permasalahan kekurangan yodium dapat memanfaatkan garam sebagai pemenuhan yodium dalam tubuhnya. Berdasarkan Standard Nasional Indonesia (SNI) garam yang beryodium harus mengandung 30 – 80 ppm, kebutuhan tersebut sesuai dengan kebutuhan setiap individu 100 – 150/g tiap orang per hari.

Kegiatan penanganan defisiensi iodium dapat dilakukan dengan penilai awal pada seseorang sebagai pendeteksi apakah seseorang tersebut menderita kekurangan iodium. Salah satu bentuk pencegahan lainnya dengan adanya penyuluhan kepada masyarakat mengenai defisiensi iodium. Penyuluhan tersebut mengenai pengertian defisiensi iodium sampai pada perjalanan terjadinya kekurangan iodium serta tanda dan gejala  dan diakhiri dengan bagaimana tatalaksana jika seseorang mengalami defisiensi iodium.

 

Apabila seseorang yang telah mengalami defisiensi iodium dalam rentan waktu yang lama, maka dapat mengarah kepada GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium). GAKY dapat menganggu system tubuh menjadi tidak normal dan sulit untuk melakukan kegiatan belajar. GAKY juga mengarah kepada gangguan pemikiran pada seseorang. Sehingga perlu adanya pemahaman masyarakat mnegenai pentingnya Iodium dalam tubuh dan cara memenuhi kebutuhan Iodium dalam tubuh.

 

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan antara lain :

1.      Apakah pengertian defisiensi iodium ?

2.      Bagaimana etiologi seseorang mengalami defisiensi iodium ?

3.      Bagaimana patogenesis defisiensi iodium yang terjadi pada seseorang ?

4.      Bagaimana tanda gejala pada seseorang yang mengalami defisiensi iodium ?

5.      Bagimana tatalaksana penderita defisiensi iodium yang meliputi zat gizi, perilaku, dan fisik?

 

1.3  Tujuan Penulisan

 

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum defisiensi iodium yang terjadi pada seseorang

 

1.3.2        Tujuan Khusus

1.      Dapat menjelaskan pengertian defisiensi iodium

2.      Dapat menjelaskan etiologi seseorang mengalami defisiensi iodium

3.      Dapat menjelaskan defisiensi iodium yang terjadi pada seseorang

4.      Dapat menjelaskan tanda gejala pada seseorang yang mengalami defisiensi iodium

5.      Dapat menjelaskan tatalaksana penderita defisiensi iodium yang meliputi zat gizi, perilaku, dan fisik

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Defisiensi Iodium

Iodium merupakan zat gizi essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini, yaitu trijodotyronin (T3) dan tetrajodotyronin (T4) atau thyroxin. Iodium dikonsentrasikan di dalam kelenjar gondok (glandula thyroxin) untuk dipergunakan dalam sintesa hormon Universitas Sumatera Utara thyroxin. Hormon ini ditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin) yang disebut thyroglobulin yang merupakan bentuk yodium yang disimpan dalam tubuh, apabila diperlukan, thyroglobulin dipecah dan akan melepaskan hormon thyroxin yang dikeluarkan oleh folikel kelenjar ke dalam aliran darah (Yuastika, 1995).

Kekurangan yodium memberikan kondisi hypothyroidism dan tubuh mencoba untuk mengkompensasikan dengan penambahan jaringan kelenjar gondok yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid tersebut.

Jumlah iodium dalam tubuh manusia relative sangat kecil dan kebutuhan untuk pertumbuhan normal hanya 100-150 mikrogram (0,1-0,15 mg) perhari. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dari konsumsi 6 gram garam beriodium dengan kandungan minimal 40 ppm, sekitar 60 mikrogram iodium yang dikonsumsi tersebut akan ditangkap oleh kelenjar tiroid untuk pembentukan hormon thyroxin (Permaesih, 2000).

 

 

 

2.2 Etiologi Defisiensi Iodium

Etiologi defisiensi iodium

1.      Kandungan iodium dalam tanah rendah

2.      Konsumsi iodium kurang dari kebutuhan harian selama beberapa waktu

Kebutuhan iodium harian pada orang dewasa sekitar 150 mg dan meningkat menjadi 200 mg saat kehamilan. Selain itu, pubertas pada anak perempuan juga menyebabkan peningkatan kebutuhan iodium.

3.      Konsumsi makanan tinggi goiterogenik,

Konsumsi makanan tinggi goiterogenik dapat menghambat penyerapan iodium

4.      Kegagalan bawaan dalam hal sintesis hormon tiroid (dishormonogenesis)

 

2.3 Patogenesis Defisiensi Iodium

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. (Supariasa, 2002).

Gangguan akibat kekurangan yodium  (GAKY) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid) dan diderita oleh sejumlah besar penduduk yang tinggal di suatu daerah tertentu.

Gangguan akibat kekurangan yodium  (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh kekurangan yodium secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Setelah cadangan iodium itu habis, barulah timbul manifestasi gangguan akibat kekurangan iodium misalnya pembesaran kelenjar tiroid

 

Tubuh kita memiliki sistem keseimbangan iodida. Iodida masuk kedalam lambung dalam bentuk ion iodida, kemudian ia akan diproses menjadi iodida kemudian diserap di usus halus. Pada kondisi kekurangan iodium atau iodida, cadangan iodida tubuh akan digunakan sehingga kondisi kekurangan itu tidak akan berdampak apapun pada tubuh. Yang menjadi masalah adalah apabila kondisi kekurangan iodida tersebut terjadi selama kurun waktu yang cukup lama, lebih dari 2 bulan misalnya, sehingga menyebabkan tubuh kehabisan cadangan iodida (Guyton, 2008).

Ketika tubuh kehabisan cadangan iodida, maka hormon tiroksin atau triiodotironin yang dihasilkan akan berkurang, hal ini akan menimbulkan manifestasi kekurangan hormon tiroid dalam tubuh. Kekurangan iodida mencegah produksi hormon tiroksin dan triiodotironin. Akibatnya tidak tersedia hormon yang dapat dipakai untuk menghambat produksi TSH oleh hipofisis anterior, hal ini menyebabkan kelenjar hipofisis menyekresi banyak sekali TSH (Guyton, 2008).

Selanjutnya TSH merangsang sel-sel tiroid menyekresi koloid tiroglobulin kedalam folikel, dan kelenjarnya tumbuh semakin besar. Tetapi oleh karena iodida yang kurang, produksi tiroksin dan triiodotironin tidak meningkat dalam molekul tiroglobulin dan oleh karena itu tidak ada penekanan secara normal pada produksi TSH oleh kelenjar hipofisis. Ukuran folikelnya menjadi sangat besar dan kelenjar tiroidnya dapat membesar 10 sampai 20 kali ukuran normal (Guyton, 2008).

Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok.

 

Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH) yang juga dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid. Serum hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke hipofisis, mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon tiroid TSH menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH, seperti chorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.

 

Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan produksi TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan cellularity dan hiperplasia kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Jika proses ini berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan hormon tiroid termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium, dan goitrogens.

 

Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid hipofisis, adenoma kelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi human chorionic gonadotropin.

 

 

·         Periode Patogenesis

a.    Subklinis

1)      Iodium darah kurang dari normal (dapat di tes melalui   urin).

2)      Peningkatan produksi TSH (jml TSHdalam darah meningkat).

3)      Penurunan sintesis hormon tiroid.

b.   Klinis

1. Pembesaran kelenjar tiroid.

2. Kretinisme (cebol).

3. IQ rendah (pada anak).

4. kelelahan kronis

c. Preventif Sekunder

1.      Memberi makanan dengan nutrisi simbang.

2.      Pemberian Iodium secara bertahap hingga kadar iodium darah kembali normal.

d. Periode Kovalesens

1.      Sembuh total (kelenjar gondok dapat kembali keukuran normal).

2.      Sekuele ( cacat mental biasanya bersifat permanen.

3. Meninggal (bila tidak segera ditanggulangi)

Ketika tubuh mengalami kekurangan yodium, kandungan hormon T4 dalam darah akan mengalami penurunan. Tubuh akan berusaha menyeimbangkan keadaan dengan cara mengaktivasi thyroid-stimulating hormone (TSH). Hormon TSH akan memaksa kelenjar tiroid untuk bekerja lebih keras guna menghasilkan hormon tiroid. Kerja hormon TSH menyebabkan peningkatan signifikan pada kadar T3, yang jauh lebih aktif daripada T4 dan membutuhkan lebih sedikit yodium. Hal tersebut adalah cara tubuh untuk mengimbangi rendahnya produksi T4 karena kekurangan yodium.

Pemeriksaan kadar T4 dan TSH merupakan salah satu pemeriksaan dasar penegakan diagnosis kelainan fungsi tiroid. Pemeriksaan fungsi tiroid. Metode diagnosis studi fungsi tiroid adalah dengan cara mengukur kadar hormon TSH, triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) dalam darah. Pada penderita kekurangan yodium dan eutiroidisme, kandungan TSH dalam darah umumnya berada pada level normal atau mengalami peningkatan.

Kandungan T3 dalam darah akan cenderung mengalami peningkatan sedangkan T4 akan mengalami penurunan. Pada penderita kekurangan yodium ekstrim, baik kandungan T3 maupun T4 akan mengalami penurunan dari level normal diikuti dengan kenaikan level TSH di atas normal.

2.4 Tanda dan Gejala Defisiensi Iodium

Yodium berperan penting dalam memproduksi hormon tiroid dalam tubuh. Hormon tiroid ini berfungsi untuk membantu metabolisme dan mendukung tumbuh kembang anak.

Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tapi faktanya tidak sedikit orang yang mengalami kekurangan asupan mineral yang satu ini. Berbagai tanda dan gejala kekurangan yodium meliputi:

A. Gejala Klinik

1. Pembengkakan kelenjar tiroid

Saat asupan yodium Anda kurang dari 100 mcg (mikrogram) per hari, tubuh akan mulai memproduksi hormon tiroid (TSH) secara berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan kelenjar tiroid, atau yang dikenal sebagai goiter.

Di Indonesia sendiri, kondisi ini lebih dikenal sebagai penyakit gondok. Benjolan gondok dapat terlihat jelas di bagian leher dan terasa nyeri.

2. Berat badan naik drastis

Berat badan naik drastis, padahal tidak sedang makan banyak, bisa jadi Anda kekurangan yodium. Namun memang, tidak semua kasus peningkatan berat badan sudah pasti gejala kekurangan yodium.

Fungsi utama hormon tiroid adalah membantu mengendalikan metabolisme tubuh, yaitu dengan memecah makanan menjadi energi dan panas. Saat kadar hormon tiroid ini rendah, maka tubuh akan kewalahan untuk memproses makanan. Akibatnya, kalori dari makanan akan disimpan dalam bentuk lemak dan menambah berat badan.

3. Mudah lelah dan kedinginan

Wajar jika tubuh merasa lelah setelah seharian beraktivitas. Namun hati-hati, ini juga bisa jadi salah satu gejala kekurangan yodium.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada jurnal Hippokratia tahun 2010 mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen orang dengan kadar tiroid yang rendah cenderung gampang kelelahan dan kedinginan. Pasalnya, metabolisme tubuh yang lambat membuat tubuh gagal memproduksi energi. Tubuh pun jadi terasa lemas dan mudah kedinginan.

4. Rambut rontok dan kulit kering

Bukan hanya mengatur metabolisme tubuh, hormon tiroid juga berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan folikel rambut. Saat hormon tiroid tubuh rendah, folikel rambut Anda akan berhenti beregenerasi alias tumbuh kembali. Hal inilah yang membuat rambut tipis dan mudah rontok.

Tak hanya rambut, regenerasi sel juga bergantung pada tinggi atau rendahnya hormon tiroid dalam tubuh. Sel-sel kulit akan sulit beregenerasi dan lebih jarang berkeringat saat tubuh kurang mendapatkan asupan yodium. Akibatnya, kulit cenderung kering dan mudah terkelupas.

5. Detak jantung melambat

Cepat atau lambatnya detak jantung  ternyata dipengaruhi oleh kandungan yodium dalam tubuh. Jika kadar mineral yang satu ini terlalu rendah, maka detak jantung akan menurun. Begitu pula sebaliknya, kebanyakan asupan yodium bisa meningkatkan detak jantung.

Kekurangan yodium yang tergolong parah dan kronis dapat membuat detak jantung melambat secara abnormal. Jika tidak segera diatasi, hal ini bisa mengakibatkan tubuh terasa lemah, letih, pusing, bahkan sampai pingsan.

6. Sulit mengingat

Sebuah studi yang melibatkan 1.000 orang dewasa menemukan bahwa peserta yang kadar hormon tiroidnya tinggi cenderung memiliki memori yang kuat dan tanggap, dibandingkan peserta yang hormon tiroidnya rendah.

Hormon tiroid ternyata juga berperan penting terhadap tumbuh kembang otak. Para ahli menemukan bahwa ukuran hippocampus, yaitu bagian otak yang mengontrol memori jangka panjang, cenderung lebih kecil pada orang dengan kadar tiroid yang rendah. Itu sebabnya, kekurangan yodium bisa menghambat perkembangan otak dan membuat  jadi mudah lupa.

B. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis klasik dari GAKI adalah pembesaran kelenjar gondok dan kretin

1.      Kretin

Retardasi mental disertai dengan bisu, tuli,dan cara berdiri Dan berjalan yang khas, hipothyroid Dan pertumbuhan yang terhambat (short statue).

  Merupakan kelainan akibat defisiensi iodium yang sangat berat terutama pada masa fetal

  Indikator klinik yang penting untuk GAKI

  Prevalensi di daerah endemik berat 1%-15%


Pembesaran kelenjar gondok belum tentu karena kekurangan iodium tapi bisa karena kelebihan iodium, berikut merupakan perbedaan dari Hipotiroid dan Hipertiroid

2.      Hypothyroid :

1)      Gondok  ( noduler)

2)      Bradikardi

3)      Mudah kedinginan

4)      Cenderung apatis

5)      Tidak bersemangat.Lemas/

6)      Mudah lelahKurang /sulit berkeringat

7)      Mudah haus(minum banyak)

8)      Kurang Nafsu makan

9)      Kulit  kusam Kering.

10)  Rambut rontok

11)  Suara Parau

12)  Depresi/Gangguan mental/memory

13)  Ngantukan

14)  Gangguan mensturasi/ereksi.

15)  BB mudah bertambah/gemuk

16)  Jarang/sulit BAB (konstipasi)

17)  Non piting edema

18)  Nyeri Sendi Kebas-kebas/baal/ mudah  kram

19)  Reaksi gerak lambat

20)  Kadar kholesterol meninggi

3.      Hyperthyroid

1)      Gondok. ( Rata melebar)

2)      Takicardi

3)      Selalu marasa panas

4)      Tremor

5)      Emosional/pemarah/ mudah tesinggung

6)      Sangat Mudah capai/lemas

7)      Selalu berkeringat berlebihan

8)      Selalu lapar dan haus

9)      Makan Banyak

10)  Sulit tidur

11)  Kulit kusam selalu basah ada noda kasar disiku yang sulit hilang

12)  Rambut rontok/patah-patah.

13)  BB sulit bertambah/ Kurus.

14)  Berbicara groyok

15)  Gangguan menturasi/ereksi

16)  Gelisah

17)  Sering diare.

18)  Ada gerakan 2 yang terkontrol.

19)  Pegal-pegal di otot gerak (kaki/tangan).

20)  Exopthalmus (mata melotot).

C. Biokimia

Kelebihan Iodium dikeluarkan melalui urine dan sedikitnya melalui feses yang berasal dari cadangan empedu. TSH adalah hormon perangsang tiroid yang dikenal dengan thyrotropin. TSH meningkatkan pertumbuhan sel tiroid yang menyebabkan pembentukan gondok.  TRH yang dilepaskan oleh hipotalamus, membawa thyrotrop di dalam anterior pituitary  (otak) untuk mensintesis dan melepaskan TSH. TSH disintesis dan dilepaskan dengan cara pulsatile, yang berpuncak setiap 100 menit.  TSH terikat dengan receptor TSH membran pada sel-sel kelenjar tiroid (Elmer, 2005). Nilai batasan normal kadar serum TSH di Laboratorium GAKY UNDIP adalah 0,4-0,5 mikroUnit/ml  (WHO, 2001).

 

D. Kadar Iodium Dalam Urine :

      Klasifikasi Kecukupan Yodium Berdasarkan Median UEI (Stanbury, 1996)

Klasifikasi

Nilai UEI

Defisiensi Berat

Median UEI < 20µg/L

Defisiensi Sedang

Median UEI 20-49 µg/L

Defisiensi Ringan

Median UEI 50-99 µg/L

Klasifikasi

Nilai UEI

Optimal

Median UEI 100-200 µg/L

Lebih

Median UEI 200-300 µg/L

Kelebihan

Median UEI >300 µg/L

 

E. Tata Pelaksanaan Zat Gizi

Yodium merupakan salah satu mineral penting yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu. Fungsi utama yodium adalah untuk sintesis hormon di dalam kelenjar tiroid. Sumber utama yodium diperoleh adalah dari makanan yang mengandung garam atau dari makanan laut.

Kebutuhan yodium harian untuk orang dewasa berkisar antara 0,1-0,15 mg per hari. Detail kebutuhan yodium sesuai kelompok umur berdasarkan rekomendasi Institut Kedokteran Amerika Serikat dapat dilihat sebagai berikut:

a.       Dewasa = 0,15 mg per hari

b.       Wanita hamil = 0,22 mg per hari

c.        Wanita menyusui = 0,29 mg per hari

d.       Anak usia 1-11 tahun = 0,09-0,12 mg per hari

e.        Bayi = 0,11-0,13 mg per hari

Atau konsumsi yodium antara 50 -1000 mcg dinilai aman/ mencukupi kebutuhan perhari.

Usia

Asupan (mcg/hari).

0   -   6  bulan

40

6    -  12 bulan

50

1    -  10 tahun

70 – 120

11  tahun   - dewasa

150

Ibu hamil

175

Menyusui

200

Sumber : World Health Organization. Trace Elements in Human  Nutrition. Geneva. WHO,In Press,1994;

Saat ini, sumber utama yodium adalah garam dapur yang sudah ditambahkan garam yodium. Sedangkan sisanya berasal dari makanan laut. Perlu diingat bahwa kandungan yodium dalam tanah sangat sedikit sehingga sulit untuk mendapatkan sayuran dengan kandungan yodium tinggi. Beberapa jenis makanan bukan dari laut, namun mengandung yodium tinggi antara lain adalah kuning telur, susu, dan produk dari susu. Kandungan yodium pada makanan tersebut berasal dari tambahan yodium untuk pakan ternak (terutama ayam dan sapi).

Daftar makanan dengan kandungan yodium tinggi adalah sebagai berikut:

a.       Garam dapur beryodium

b.       Ikan air laut

c.        Kerang

d.       Rumput laut

e.        Susu sapi dan produk olahannya (keju, yoghurt, es krim)

f.        Telur

g.        Susu kedelai

h.       Kecap

i.         Multivitamin yang mengandung yodium

F. Pengaturan Diet Penyakit Hipo/Hipertiroid

a.       Tujuan Diet

      Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal

      Menormalkan kembali kadar TSH, fT4 dan fT3

      Tidak Memperberat kerja kelenjar tiroid

b.      Lama Pemberian

Diberikan sampai kadar TSH, fT4 dan fT3 dalam darah dan BB menjadi normal

c.       Syarat Diet

1        Hipotiroid

a.       Energi sesuai kebutuhan

b.      Protein 15%, lemak 25%, Kh 50-60%

c.       Hindari makanan yang mengandung goitrogenikàmenghambat kerja HT

d.      Konsumsi rumput laut, ikan dan kerangàtinggi kandungan yodium

e.       Asupan iodium >150 mg/hari àkonsumsi dibawah itu àkelenjar tidk dapat mensekresi hormone secara adekuat.

f.       Konsumsi cukup seng, selenium, coper (bnyak pada hati dan daging) àmembantu mensekresi tiroksin dan mengubah tiroksin T4 menjadi T3.

g.      Dianjurkan konsumsi makanan laut (seprti ikan, kerang), namun usahakn yg masih segar dan jgn sudah diawetkan (seprti ikan asin)

h.      Konsumsi cukup vitamin A dan omega 3 àmeningkatkan hormone tiroid

i.        Hindari konsumsi produk kedelaià Isoflavon kedelai juga dapat menyebabkan anti-tiroid antibodi yang akan diproduksi. Ini akan menciptakan situasi di mana tiroid akan menyerang sendiri seperti dalam Tiroiditis autoimun. 

j.        Hindari konsumsi makanan yang mengandung gluten pada biji-bijian (gandum, oat)àmemicu penyakit hashimoto.

2. Hipertiroid

      Jenis dietàTKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)àuntuk mencegah dan mengurangi kerusakkan jaringan dan menambah BB

      Untuk syarat diet bisa dilihat dari syarat diet TKTP

      Asupan iodium <150 mg/hari àmencegah membesarnya kelenjar tiroid dan dpt menurunkan kadar TSH

      Hindari konsumsi kafein dan nikotin àdapat meningkatkan kerja jantung

      Hindari konsumsi garam dan makanan yg mengandung yodium secara berlebihan

      karena tubuh mengalami metabolisme yang berlebihan, maka dibutuhkan asupan vitamin dan mineral tambahan, seperti: vitamin B kompleks (B1, B6, B12), vitamin C, vitamin E, asam amino esensial yang dapat terkandung di berbagai suplemen. 

       

d.      Pengaturan Diet Penyakit Hipo & Hiperthyroid

      Omega 3 asam lemak yang penting untuk fungsi normal dari kelenjar tiroid dan karena itu harus dimasukkan dalam diet untuk hipertiroidisme. Biji rami merupakan sumber ideal untuk asam lemak esensial.

      Sayuran berdaun hijau seperti sawi dan bayam diyakini menekan fungsi tiroid dan harus berlimpah dalam diet. Hindari sayuran ini jika menderita gejala hipotiroidisme.

      Anggota dari keluarga sayuran silangan seperti kubis, kembang kol, dan brokoli juga akan membantu mengontrol gejala hipertiroid dengan mengurangi produksi hormon.

      Sayuran lobak mengandung zat yang disebut thioglucosides yang menghambat penyerapan yodium dan membantu orang dengan tiroid yang terlalu aktif.

      Kedelai juga diyakini untuk membantu diet untuk hipertiroidisme untuk mengontrol tiroid over-dirangsang.

      Kalsium dan magnesium hanya bekerja sama dalam rasio 3:1 adalah cara luar biasa untuk meningkatkan diet untuk hipertiroidisme.

      Tiroid penurunan berat badan adalah salah satu gejala hipertiroid. Protein diet tinggi dikombinasikan dengan latihan moderat diyakini untuk membantu dalam membangun kembali otot massa yang hilang karena hipertiroid.

      Antioksidan makanan kaya seperti buah, anggur, buah-buahan segar dan sayuran harus berlimpah disertakan dalam diet untuk hipertiroidisme yang akan mengimbangi kekurangan gizi disebabkan oleh metabolisme yang tinggi.

      Seluruh butir seperti millet, beras merah, dan lain-lain yang dikombinasikan dengan berbagai kacang-kacangan dan biji-bijian merupakan sumber kaya seng, unsur penting yang diperlukan untuk semua fungsi tubuh yang mungkin habis karena hipertiroidisme.

      Produk susu merupakan sumber protein yang sangat baik dan komponen lemak serta diperlukan untuk diet hipertiroidisme.

 

2.5 Tatapelaksanaan Defisiensi Iodium

A.    Tata Pelaksanaan Perilaku

Prinsip pencegahan berbagai penyakit akibat kekurangan yodium adalah dengan mendapatkan asupan yodium yang cukup sesuai dengan rekomendasi. Pada level populasi, kekurangan yodium di suatu daerah dapat dicegah dengan cara menambahkan yodium ke dalam makanan dan minuman. Umunya langkah ini dilakukan dengan cara menambahkan yodium pada garam meja yang digunakan sehari-hari. Pada beberapa negara berkembang, tambahan yodium dilakukan dengan cara injeksi suplemen yodium dalam bentuk minyak.

Penambahan yodium pada suplemen makanan dan minuman harus sesuai dengan rekomendasi instansi kesehatan terkait. Pada orang dewasa, asupan yodium sebanyak 0,15 mg perhari sudah cukup untuk menjaga fungsi tiroid dengan optimal. Cara yang paling mudah untuk menjaga asupan yodium adalah menggunakan garam beryodium pada makanan. Selain dengan asupan yodium dari garam, dapat dianjurkan untuk mengonsumsi sumber yodium lain seperti ikan laut, susu, produk susu, kecap dan telur.

Selain mengkonsumsi garam beryodium, berikut ini ada beberapa upaya penanggulangan terhadap gaky, diantaranya :

1.      Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik gondok.

Adapun dosis kapsul yang diberikan berbeda-beda sesuai yang dianjurkan, yaitu :

-          Untuk anak usia sekolah dasar yang berada pada daerah endemik berat cukup diberikan 1 kapsul/tahun.

-          Sedangkan untuk daerah endemik sedang dan berat; 2 Kapsul/tahun setara dengan 200 mg untuk Wanita Usia Subur, 1 Kapsul /tahun untuk Ibu hamil dan 1 Kapsul selama menyusui untuk Ibu Menuyusui.

Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnyaStroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat  menyebabkan kematian.

2.      Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.

3.      Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik gondok.

4.      Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan laut.

5.      Melakukan pemeriksaan secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan pembesaran kelenjar tiroid.

6.      Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium.

 

B.     Tata Pelaksanaan Fisik

Gaya hidup sehat merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kondisi fisik kita. Dimana terdapat manfaat bagi kesehatan, seperti melancarkan metabolisme dalam tubuh, dsb. defisiensi yodium merupakan salah satu keadaan yang disebabkan ketika seseorang kekurangan asupan yodium dalam tubuhnya sehingga mengakibatkan   membesarnya kelenjar tiroid, dan gangguan fungsi tubuh lainnya.

Hypothyroid merupakan keadaan dimana kelenjar tiroid tidak mengeluarkan hormone tiroid. Salah satu akibat dari hypothyroid adalah penambahan berat badan yang pesat. Untuk mengatasi kelebihan berat badan tersebut, bisa dilakukan dengan olahraga yang teratur. Selain untuk mengembalikan berat badan yang optimal, olahraga merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Dalam mengatasi kekurangan yodium dengan penatalaksanaan fisik akan sulit jika di spesifikasikan. Karena pada umumnya penyebab dari defisiensi yodium sendiri adalah kurangnya asupan yodium sesuai kebutuhan. Dimana yodium bisa diperoleh dari pangan, lingkungan/geografis, dsb. pula, pada aktivitas fisik lebih pada untuk mengoptimalkan fungsi tubuh.

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Iodium merupakan zat gizi essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Kekurangan yodium memberikan kondisi hypothyroidism dan tubuh mencoba untuk mengkompensasikan dengan penambahan jaringan kelenjar gondok yang menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid tersebut.

Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan terjadinya pembesaran kelenjar gondok (kelenjar tiroid). Beberapa tanda-tanda dan gejala kekurangan iodium selain pembengkakan pada kelenjar tiroid seperti berat badan cepat naik, denyut jantung lemah dan lain-lain. Dengan menerapkan gaya hidup sehat yaitu konsumsi gizi seimbang, konsumsi garam beriodium dan olahraga yang cukup, akan mengatasi defisiensi iodium.

3.2 Saran

          Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam penjelasan makalah selanjutnya dengan sumber-sumber yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

 

Daftar Pustaka

 Adelia Marista Safitri. 2018. 6 Gejala yang Timbul saat Kekurangan Iodium. [Online] : https://hellosehat.com

Arestimh. 2014. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium. [online]. (http://arestimh.blogspot.com/2014/02/gangguan-akibat-kekurangan-yodium.html), diakses pada 25 Januari 2019.

Bambang Wirjatmadi, Merryana Adriani. 2012, Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: kencana, cetakan peretama.

Helmiyati, S., Yulianti, E., Maghribi, R., Wisnusanti, SU. 2018. Manajemen Gizi dalam Kondisi Bencana. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

INFODANTIN. 2015. Situasi dan Analisis Penyakit Tiroid : Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI [Online] : www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 22 Januari 2019.

Marianti. 2017. Kekurangan yodium. [online]. (https://www.alodokter.com/kekurangan-yodium), diakses pada 25 Januari 2019.

Novita, 2014. Makalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (http://apikanovita.blogspot.com/2014/04/makalah-gangguan-akibat-kekurangan.html) diakses 25 Januari 2019

Rubenstein, D., Wayne, D., Bradley, J. 2003. Lecture Notes: Kedokteran Klinis Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga

Supariasa IDN Dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC; 2012.

World Health Organization. Trace Elements in Human  Nutrition. Geneva. WHO,In Press,1994;

Theresa, 2016. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (https://dokterthesa.wordpress.com/2009/06/25/gaki/) (diakses 25 Januari 2019).

 

No comments:

Post a Comment

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...