STRUKTUR ISI TEKS PANTUN
Teks Pantun
Definisi Pantun
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang disampaikan secara lisan.Namun,
pada perkembangannya, pantun disampaikan secara tertulis.Pantun berasal dari
bahasa Minangkabau, patuntun yang artinya “petuntun”.
Struktur
Pantun
Pantun memiliki struktur isi yang sangat khas.Struktur pantun terdiri dari
sampiran, isi, bait, dan rima.Berikut ciri khas struktur isi pantun.
1.
Sampiran
Setiap pantun harus terdiri dari sampiran dan isi.Sampiran adalah dua baris pertama (awal) yang merupakan pengantar pantun.Sampiran berupa pengantar sajak/rima yang berfungsi menyiapkan rima dan irama agar memudahkan pendengar dalam memahami isi pantun.Sampiran berfungsi sebagai pembentuk rima atau nada.Sampiran juga disebut sebagai pembayang karena sampiran itu membayangkan isi dari pantun. Jadi, inti dari sampiran adalah pengantar pantun
v Tips membuat sampiran
Cari kata terakhir untuk sampiran , jangan lupa! rima harus sama . Kamu bisa membuat alternatif kata dengan rima yang sama terlebih dahulu .
Contoh Sampiran:
Pantun 1 : Daun pisang di atas nampan (sampiran)
Nampan bambu wangi baunya (sampiran)
Bila abang berwajah tampan
Maulah adik dekat kiranya
Pantun 2 :Kucing hitam halus bulunya (sampiran)
Kumis panjang putih warnanya (sampiran)
Geram sudah hatiku dibuatnya
Uang hilang, siapa pelakunya?
2. Isi
Isi adalah dua baris berikutnya (akhir) yang menjadi tujuan atau kesimpulan pantun.Antara sampiran dan isi terkadang tidak ada hubungan makna yang jelas.Namun, biasanya, sampiran disampaikan berupa hal-hal yang berkaitan dengan alam, budaya, dan kebiasaan hidup masyarakat sekitar.Sedangkan isi berupa tujuan dari pantun.Dua baris berikutnya (akhir) yang menjadi tujuan atau kesimpulan pantun.Jadi, inti dari bagian isi pantun adalah menyimpulkan tujuan pantun.
Contoh Isi:
Daun pisang di atas nampan
Nampan bambu wangi baunya
Bila abang berwajah tampan (Isi)
Maulah adik dekat kiranya (isi)
Kucing hitam halus bulunya
Kumis panjang putih warnanya
Geram sudah hatiku dibuatnya (isi)
Uangku hilang, siapa pelakunya?(isi)
3. Bait
Bait adalah bagian dari
teks pantun yang terdiri dari beberapa baris. Bait merupakan teks harmonis yang
serupa dengan satu pengertian dalam sebuah paragraf. Pada pantun, bait biasanya
terdiri dari empat baris atau larik.Setiap baris atau larik biasanya terdiri
dari 2-6 kata atau 8-12 suku kata.
Contoh Bait
Daun pisang di atas nampan (baris/larik 1)
Nampan bambu wangi baunya (baris/larik 2)
Bila abang berwajah tampan(baris/larik 3)
Barulah adik dekat kiranya (baris/larik 4)
4. Rima
Rima disebut juga sajak, yaitu bunyi-bunyi akhiran yang dihasilkan oleh huruf
dalam larik dan bait sehingga menimbulkan
keindahan kata, rasa, dan menimbulkan suasana khusus. Pantun memiliki pola
sajak akhir
a-b-a-b dan a-a-a-a.
Contoh Rima:
Daun pisang di atas nampan
Nampan bambu wangi baunya
Bila abang berwajah tampan
Barulah adik dekat kiranya
(rima a-b-a-b)
Kucing hitam halus bulunya
Kumis panjang putih warnanya
Geram sudah hatiku dibuatnya
Uang hilang, siapa pelakunya?
(rima a-a-a-a)
Kesimpulan
• Struktur pantun terdiri dari sampiran (dua baris pertama/awal yang merupakan pengantar pantun), isi (baris berikutnya/akhir yang menjadi tujuan pantun), bait (bagian dari teks pantun yang terdiri dari beberapa baris), dan rima (bunyi-bunyi akhiran yang dihasilkan oleh huruf dalam larik dan bait sehingga menimbulkan keindahan kata, rasa, dan menimbulkan suasana khusus).
Ciri
Bahasa Teks Pantun
Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain.
Tujuannya adalah agar apa yang ada dalam pikirannya dapat tersampaikan dengan
baik. Pada pantun, bahasa yang digunakan pun harus dapat mengomunikasikan apa
yang akan disampaikan.
Adapun ciri bahasa teks pantunadalah diksi, bahasa kiasan, imaji, dan bunyi.
A. Diksi = pilihan kata yang tepat dan selaras untuk memperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan dan menggambarkan masyarakat pada zamannya.
Pantun zaman 2016-an: Pantun zaman dulu/tradisional
Jalan-jalan ke pasar unik
membeli baju dan handphone baru
Siapa gerangan wanita cantik
yang tersenyum di hadapanku
B. Imaji = Penggambaran yang diciptakan secara tidak langsung.
Macam imaji = Imaji Visual, Imaji Auditif, Imaji Taktil.
(1) bahasa kiasan dan (2) bahasa imaji.
1. Bahasa Kiasan (Majas)
Bahasa kiasan atau disebut juga majas adalah gaya bahasa yang digunakan pada
pantun. Bahasa kiasan adalah bahasa yang menggunakan kata-kata indah; dan kata-kata konotasi (kata dengan arti bukan
yang sebenarnya. Artinya, makna pada sebuah kata atau bahasa yang digunakan
memiliki arti lain).
Majas berkaitan erat dengan diksi, yaitu pemilihan kata yang digunakan agar
memiliki nilai lebih, memiliki arti yang berkesan, dan yang utama adalah
ketepatan kata. Dengan demikian, pantun yang dihasilkan bukanlah pantun yang
asal-asalan, tidak bermakna, dan tidak berkesan.
Karena itu ketika membuat pantun atau karya sastra lain, dapat dikatakan sebagai proses berpikir bahasa.
Berikut beberapa contoh bahasa kiasan.
Kucing
hitam halus bulunya kucing hitam pada
baris 1 artinya =
Kumis panjang putih warnanya geram pada baris 3
Geram sudah hatiku dibuatnya kumis panjang
artinya = uang hilang
Uang hilang, siapa pelakunya?
(rima a-a-a-a)
Contoh kiasan pada karya sastra berupa puisi, novel
a. banting tulang = bekerja
b. tangan kanan = orang kepercayaan
c. naik darah = marah
a. Perbandingan
Majas perbandingan adalah bentuk majas yang membandingkan antara satu dengan
yang lain. Jenis majas perbandingan adalah asosiasi, personifikasi, metafora,
sinekdoke, metonimia, simbolik, alegori, dan simile.
Contoh:
1) Kulitnya putih halus bagaikan salju. (asosiasi)
2) Nyiur melambai-lambai di pinggir pantai. (personifikasi)
3) Si jago merah melahap gedung perkantoran dalam sekejap. (metafora)
4) Sampai jam segini ia belum kelihatan batang hidungnya. (sinekdoke)
5) Paman datang diantar Daihatsu. (metonimia)
6) Sejak keluar dari bui, ia dianggap sebagai sampah masyarakat. (simbolik)
7) Dalam kehidupan berumah tangga, suami sebagai nakhoda, istri sebagai juru
mudi. (alegori)
8) Kau selayaknya kembang, akulah kumbangnya. (simile)
b. Pertentangan
Majas pertentangan adalah bentuk majas yang mempertentangkan sesuatu. Jenis
majas pertentangan adalah hiperbola, litotes, antithesis, dan paradoks.
Contoh:
1) Air matanya menganak sungai. (hiperbola)
2) Aku hanyalah rakyat jelata. (litotes)
3) Siang malam bekerja tak kenal lelah. (antithesis)
4) Terasa sepi hati ini meski berada di ingar bingar suara keras. (paradoks)
c. Penegasan
Majas penegasan adalah bentuk majas yang bertujuan menekankan sesuatu. Jenis
majas penegasan adalah pleonasme, paralelisme, repetisi, klimaks, antiklimaks,
retorika, dan tautologi.
Contoh:
1) Semua siswa segera turun ke bawah. (pleonasme)
2) Hidup adalah ujian, hidup adalah perjalanan panjang menuju keabadian.
(paralelisme)
3) Selamat datang kawanku, selamat berjumpa sahabatku. (repetisi)
4) Semua yang hadir mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, dan orang tua,
memberi ucapan selamat. (klimaks)
5) Mulai dari perkotaan, pedesaan, hingga kampong-kampung, menggelar upacara
Kemerdekaan RI. (antiklimaks)
6) Untuk apa kita sesungguhnya hidup di dunia ini? (retorika)
7) Hendaknya kamu menjadi anak yang patuh, turut, dan nunut, Nak. (tautologi)
d. Sindiran
Majas sindiran adalah bentuk majas yang memuat kata-kata menyindir tetapi
disampaikan dengan bahasa kiasan. Jenis majas sindiran adalah ironi, sarkasme,
dan sinisme.
1) Sangking rajinnya, rumah bagaikan kapal pecah. (ironi)
2) Muak rasanya melihat tingkah polahnya. (sarkasme)
3) Suaramu bagus sekali kalau menyanyikannya di dalam hati! (sinisme)
2. Bahasa Imaji
Bahasa imaji adalah gaya bahasa yang digunakan pada pantun. Bahasa imaji adalah
bahasa yang mengungkapkan pencitraan, gambaran, kesan, bayangan, dan imajinasi
(menimbulkan khayalan).
Tujuan penggunaan bahasa imaji adalah memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang kita pikirkan. Bahasa imaji biasanya menggambarkan pencitraan indera, seperti pendengaran (telinga), penglihatan (mata), penciuman (hidung), rasa (hati), raba (kulit), kecap (lidah), dan gerak (tubuh makhluk hidup). Imaji = Penggambaran yang diciptakan secara tidak langsung.
Macam imaji = Imaji Visual, Imaji Auditif, Imaji Taktil.
Berikut contoh bahasa
imaji.
a. embusan angin (pendengaran, raba), gelak tawa (pendengaran),
b. desir ombak (pendengaran dan penglihatan),
c. rintik hujan (penglihatan dan pendengaran),
d. wangi bunga, aroma busuk (penciuman),
e. gelak tawa, diiris sembilu, gundah gulana (rasa),
f. kulit halus mulus, halus lembut (raba),
g. lezat, nikmat (kecap), dan
h. lengan melambai, kaki melangkah, (gerak)
i. rambut hitam lebat (penglihatan),
j. ombak bergulung (penglihatan).
Kesimpulan
• Ciri bahasa teks pantun adalah bahasa kiasan (bahasa yang menggunakan kata-kata indah, kata-kata bukan dalam arti yang sebenarnya) dan bahasa imaji (bahasa yang mengungkapkan pencitraan, gambaran, kesan, bayangan, dan imajinasi).
BERPANTUN/MEMBUAT PANTUN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
O 1. DISESUAIKAN DENGAN SUASANA/KONDISI SAAT ITU
O 2. DIGUNAKAN UNTUK MENGHIDUPKAN/MENYEGARKAN SUASANA
O 3. BISA DIGUNAKAN UNTUK HUMOR
Pada prakteknya: • 1. Puisi lama Mematuhi syarat-syarat puisi
2. Puisi baru Sudah tak mematuhi be berapa syarat puisi yang di tentukan
3. Puisi modern Tak mematuhi syarat yang ditentukan
MACAM PANTUN
Pantun Nasihat : Berakit rakit ke hulu
Berenang renang ke tepian
Bersakit sakit dahulu
Bersenang senang kemudian
b. Pantun Teka teki :Kalau puan,puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaksana
Binatang apa tanduk di kaki
c. Pantun Jenaka : Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh di dekat limau tungga
Elok berbini orang sumbing
Biar marah ketawa juga
d. Pantun Adat : Lapun Melapun ke Inderagiri
Singgah sebentar ke belipuh
Ampun hamba tegak berdiri
Ujudnya duduk dengan bersimpuh
e. Pantun Agama : Asam hadis asm gelugur
Ketiga asam riang riang
menangis di pintu kubur
teringat badan tidak sembahyang
f. Pantun Nasib : Asam pauh dari seberang
Tubuhnya dekat tepi tebat
Badan Jauh di rantau orang
Jika sakit siapa mengobat
g. Pantun Perkenalan : Dari mana hendak ke mana
Dari Jepang ke Bandar Cina
Kalau Boleh kami bertanya
Bunga yang kembang siapa punya
h. Pantun Cinta Kasih
Jika roboh kota Jakarta
papan di Jawa saya tegakkan
jika sungguh kanda berkata
jiwa dan raga saya serahkan
Pantun Anak-anak
i. Pantun Berduka cita
Sungguh harum bunga kamboja
jika disiram tak pernah layu
hati ini sungguh merana
ditinggal ayah ditinggal ibu
Perbedaan dan Persamaan Pantun, Puisi, Syair, dan Gurindam
Meskipun merupakan bentuk sastra puisi, namun pantun, puisi, syair, dan gurindam tidaklah serupa.Pantun, syair, dan gurindam masuk dalam kategori puisi lama.Sedangkan puisi modern saat ini dikenal dengan puisi baru.Lalu bagaimana perbedaan dari pentun, puisi, syair dan gurindam?Kita akan usut lebih lanjut, silahkan simak penjelasan di bawah ini.
Berikut pengertian dan penjelasan dari pantun, puisi, syair, dan gurindam.
Pengertian Pantun
Pantun adalah bagian dari sastra yang merupakan bentuk puisi lama dengan sampiran dan isi.
Struktur Pantun
- Terdiri atas empat baris dalam satu bait.
- Terdiri atas sampiran dan isi (baris I dan II adalam sampiran dan baris III dan IV adalah isi).
- Dalam satu barus terdiri atas empat kata.
- Bersajak atau berima a-b-a-b.
- Satu bait cukup.
- Terikat dengan aturan.
Syair
Pengertian Syair
Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri atas empat baris dan dengan isi.
Struktur Syair
- Terdiri atas empat baris dalam sebait dengan isi semua di setiap barisnya.
- Bersajak a-a-a-a.
- Lebih dari satu bait.
- Satu baris terdiri atas empat kata.
- Tidak terikat dengan aturan.
Gurindam
Pengertian Gurindam
Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang terdiri atas dua baris dalam sebait.dengan rima akhir yang sama, merupakan satu kesatuan yang utuh.
Struktur Gurindam
- Terdiri atas dua baris.
- Bersajak a-a
- Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.
- Baris kedua berisi jawaban atau konsekuensi dari baris pertama.
Puisi
Pengertian Puisi (Puisi Baru)
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan.bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Struktur Puisi
- Menekankan diksi dan ritme sehingga membentuk suatu nilai estetika.
- Tidak terlalu terikat.
- Berisi imaji/pengindraan dan penuh dengan gaya bahasa.
Perbedaan Pantun, Puisi, Syair, dan Gurindam
Lalu apa perbedaan pantun, puisi, syair, dan gurindam?
Dengan memedomani pengertian dan struktur di atas, sangatlah mudah menentukan perbedaan dan persamaan dari Pantun, Puisi, Syair, dan Gurindam.Silahkan pedomani untuk menentukan perbedaan dan persamaan dari ke-empat karya sastra tersebut.
Singkat kata Pantun, Puisi, Syair, dan Gurindam harus kita lestarikan sebagai khazanah budaya Indonesia agar kelak anak cucu kita masih bisa berinteraksi dengan karya-karya sastra tersebut.
1. Gurindam
Gurindamadalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang
Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat
2. Hikayat
Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah.Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama.
3. Karmina
Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi.Memiliki pola sajak lurus (a-a).Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Contoh :
Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula
4. Pantun
Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b.Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata.
Contoh :
Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang
5. Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
a. contoh seloka 4 baris:
anak pak dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat,
nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat ?
b. contoh seloka lebih dari 4 baris:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
6. Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak.Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama a-a-a-a, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).Syair berasal dari Arab.
7. Talibun
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Contoh Talibun :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanakpun cari
Induk semang cari dahulu
No comments:
Post a Comment