Monday, October 25, 2021

Kumpulan Soal Kasus PENYAKIT ALERGI untuk Asuhan Gizi, Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan

 

 

Patofisologi alergi makanan diduga berkaintan dengan teori yang disebut “hipotesis hygiene”. Hipotesis patofisiologi ini menyatakan bahwa semakin bersih lingkungan hidup seseorang, semakin rentan pula mengalami alergi. Hal ini disebabkan oleh minimnya paparan terhadap parasit, flora lambung, dan agen infeksi lainnya. Meskipun demikian, penelitian yang membuktikan hubungan antara hipotesis ini dan alergi makanan masih minimal.

Alergi makanan dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi yang dimediasi IgE (hipersensitifitas tipe I) dan reaksi yang tidak dimediasi IgE. Selain itu, terdapat tipe campuran yang melibatkan IgE dan sel T. Alergi makanan yang dimediasi oleh IgE memiliki onset gejala yang cepat, sementara yang tidak dimediasi IgE lebih lambat. Alergi makanan yang dimediasi IgE juga dapat menimbulkan reaksi anafilaksis.

1.      Alergi Makanan Yang Dimediasi Ig E

Protein atau peptida dari makanan masuk ke dalam tubuh melalui kulit, saluran pencernaan, atau pernapasan. Antigen tersebut kemudian diproses dan dipresentasikan oleh antigen presenting cell (APC) ke major histocompatibility complex (MHC). Selanjutnya, MHC akan mengaktifkan sel B untuk menghasilkan IgE yang spesifik terhadap antigen tersebut. IgE akan bersikulasi dan menempel pada reseptornya di permukaan sel mast dan basofil.

Eksposur terhadap antigen berikutnya akan dikenali oleh IgE. Kemudian terjadi pelepasan histamin dan triptase. Mediator lain yang turut terlibat adalah prostaglandin, leukotrien, dan kemokin, Mediator-mediator inilah yang menyebabkan vasodilatasi, sekresi mukosa, kontraksi otot polos, dan respons inflamasi lainnya.

2.      Alergi Makanan Yang Tidak Dimediasi IgE

Mekanisme alergi makanan yang tidak dimediasi IgE masih belum jelas. Diperkirakan sel imun lainnya (sel T) terlibat dalam proses ini. Gejala yang muncul biasanya bersifat subakut atau kronik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kasus 1. :

Nn.F usia 20 th memiliki TB:155,3 cm, BB: 52,2 kg adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Malang. Kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari ada berkuliah dari hari senin sampai kamis. Nn. F sering berjalan untuk ke kampus, dengan jarak dari kos ke kampus kurang lebih 1 km. Pada akhir pekan biasanya olah raga, yaitu mengikuti senam dan lari pagi. Nn. F sedang ingin menurunkan berat badan, oleh karena itu frekuensi makannya dalam sehari hanya 1-2 kali, terkadang tidak makan nasi. Belakangan ini sering mengonsumsi minuman sereal, jarang mengonsumsi buah, seminggu sekali minum jus. Nn. F tidak suka sawi hijau dan daging kambing, serta berpantangan makan terong ungu. Nn. F juga memiliki alergi terhadap udang.

Kasus 2:

Nn.L usia 20th memiliki TB: 161,4 cm, BB: 58,3 kg, memiliki lingkar pinggang 69 cm, ia adalah seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri di Malang. Ia selalu membiasakan sarapan sebelum kuliah dan cukup mengonsumsi air putih. Setelah kuliah mulai pukul 7.30—15.00, biasanya ia mengerjakan tugas hingga malam. Ia mempunyai kebiasaan sering mengonsumsi makanan-makanan yang pedas, pengolahan makanan yang paling sering adalah digoreng. Serta mengonsumsi buah 2 kali dalam seminggu. Ia sangat menyukai ayam goreng, dan menghindari makan makanan kelompok sea food karena sering merasa gatal. 

Kasus 3:

Nn. C berusia 20 tahun dengan TB 154,4 cm, dan berat badan 46,1 kg adalah seorang mahasiswa dari perguruan tinggi di kota Malang. Nn. C anak wanita perama dari dua bersaudara. Nn. C berasal dari kota Malang. Ayah dari Nn. C memiliki riwayat hipertensi dan ibu Nn. C memiliki riwayat penyakit DM. kegiatan dari Nn. C adalah berkuliah dari hari senin hingga jumat. Setiap minggu dua kali ia sering melakukan olahraga yaitu senam, jika tidak sempat berolahraga biasanya diganti dengan yoga kurang lebih sekitar 10menit. Nn. C memiliki alergi terhadap ikan tongkol dan ikan pindang.

Kasus  4:

Seorang wanita bernama Nn. H, salah satu mahasiswa perguruan tinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang jurusan Gizi memiliki berat badan 44.7 kg dan tinggi badan 151 cm. Di umurnya yang sudah menginjak angka 20 tahun ini, ia memiliki keluhan badannya terasa berat berhari-hari sehingga ia memutuskan untuk datang dan konsultasi kepada ahli gizi di salah satu puskesmas di dekat rumahnya. Saat konsultasi, ahli gizi tersebut memeriksa bahwa IMT Nn. H tersebut adalah 19,6 dimana ia memiliki berat badan normal. Saat diperiksa dengan menggunakan alat body composition, lingkar pinggang (WC) sebesar 59,5 cm (normal), lingkarpanggul (HC) 82 cm, sehingga umur dalam tubuhnya seperti orang berusia 18 tahun. Setelah ditelusuri penyebabnya, ternyata ia kurang melakukan aktivitas fisik. Ia tinggal di kos yang jaraknya 10 menit dari kampus menggunakan sepeda motor. Di kos ia juga kurang melakukan olahraga, setelah makan biasanya ia kembali ke kamar lagi untuk melakukan aktifitas rutinnya yaitu mengerjakan tugas. Ia sangat sibuk untuk dapat melakukan olahraga rutin, sehingga waktu yang digunakan untuk olahraga tersita. Sehari-hari di kos ia selalu makan nasi sekitar 1 centong.Ia mengonsumsi sayur½ gelas belimbing seperti wortel, brokoli, kol kembang, sawi daging, sawi putih.Untuk lauk hewani dan nabati yang sering ia konsumsi adalah ayam, daging, tempe, tahu. Ia memiliki riwayat alergi seafood seperti udang, kepiting dan cumi, biasanya efek yang ditimbulkan yaitu gatal-gatal di wajah.

 

Kasus 5:

Nn. C berusia 20 tahun dengan TB 154,4 cm, dan berat badan 46,1 kg merupakan  seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi, kota Malang. Nn. C adalah anak  pertama dari dua bersaudara. Nn. C berasal dari kota Malang. Ayah dari Nn. C memiliki riwayat hipertensi dan ibu Nn. C memiliki riwayat penyakit DM. kegiatan Nn. C adalah sebagai mahasiswi aktif hari senin hingga jumat. Setiap dua minggu sekali ia sering melakukan olahraga yaitu senam, jika tidak sempat berolahraga biasanya diganti dengan yoga kurang lebih sekitar 10 menit.

Kebiasaan makan Nn. C  yaitu menkonsumsi nasi 2-3x/hari dengan 2 centong nasi yaitu 200g. Lauk hewani dan nabati yang dikonsumsi yaitu ayam goreng 1 potong 50 gram, daging sapi 50 gram, udang ukurang sedang 50 gram, telur 1 butir 50 gram, dan tempe goreng 1 potong 50 gram. Sayur yang biasa dikonsumsi yaitu wortel, kacang pancang, dan bunga kol. Nn.C alergi terhadap ikan tongkol dan ikan pindang.

 Kasus 6:

Nn. A adalah seorang mahasisiwi di salah satu PTN terkenal di Kota Malang. Nn. A berusia 20 tahun memiliki BB 42,9 Kg dan TB 155 Cm. Usianya 20 tahun. Selama dimalang dia tinggal di Kos. Aktivitas sehari-harinya kadang – kadang memasak, kuliah, mencuci baju, membersihkan kamar tidur dan biasa berolahraga 1 kali seminggu. Nn A biasa tidur pukul 22.00 dan bangun pagi pukul 04.30. Kebiasaan makan Nn. A adalah 3x sehari. Nn A memiliki alergi terhadap makanan tertentu yang berprotein tinggi yaitu seafood dan memiliki riwayat penyakit flu dan batuk. Makanan yang biasa dikonsumsi :

Makanan Pokok           : Nasi, Roti Tawar

Lauk hewani                 : Ayam, Ikan Lele

Lauk Nabati                 : Tahu dan tempe goreng.

Sayur                           : bayam, wortel, kangkung, sawi, buncis.

Buah                            : Apel, pepaya, dan pisang

Lain                              : Biskuit, jamur, bakso, nugget, sosis.

 

Kasus 7:

 

Nn.F usia 20 th memiliki TB:155,3 cm, BB: 52,2 kg adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Malang. Kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari ada berkuliah dari hari senin sampai kamis. Nn. F sering berjalan untuk ke kampus, dengan jarak dari kos ke kampus kurang lebih 1 km. Pada akhir pekan biasanya olah raga, yaitu mengikuti senam dan lari pagi. Nn. F sedang ingin menurunkan berat badan, oleh karena itu frekuensi makannya dalam sehari hanya 1-2 kali, terkadang tidak makan nasi. Belakangan ini sering mengonsumsi minuman sereal, jarang mengonsumsi buah, seminggu sekali minum jus. Nn. F tidak suka sawi hijau dan daging kambing, serta berpantangan makan terong ungu.


 

 

No comments:

Post a Comment

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...