Monday, October 25, 2021

Tugas Manajemen

 

2.      Menurut saya ilustrasi diatas termasuk ke dalam industrial organization. Ilustrasi di atas dikatakan sebagai industrial organization dikarenakan keunggulan dari mengakuisisi lahan oleh perusahaan sawit X berasal dari faktor eksternal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang ada  ketika perusahaan mengakuisisi diantaranya yaitu:

1)      Lahan yang diakuisisi oleh perusahaan perkebunan sawit X di Papua memiliki sumber daya alam yang baik.

2)      Lahan yang di akuisisi oleh perusahaan juga berpotensi dalam menghasilkan produk crude palm oil (CPO) yang memiliki kualitas tinggi karena kesuburan tanah yang belum tereksploitasi sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan karena belum tentu hasil produksi perusahaan perkebunan sawit lain memiliki produk crude palm oil (CPO) yang berkualitas tinggi karena rata-rata lahan tanah di Indonesia sudah banyak tereksploitasi.

3)      Letaknya yang dekat dengan area konservasi dan pemukiman lokal dapat memudahkan perusahaan dalam melakukan Corporate Social Responsibility sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan, brand perusahaan, dan mengembangkan kerjasama dengan stakeholders lebih mudah.

4)      Kegiatan CSR juga dapat menumbuhkan perbedaan antara perusahaan kita dengan perusahaan yang lain. Ketika perusahaan sawit X memberikan program CSR yang rutin untuk masyarakat, perusahaan tersebut bisa lebih unggul dimata masyarakat dibandingkan kompetitornya karena masyarakat menganggap perusahaan sawit X peduli dengan lingkungan perusahaannya.

Hal tersebut sesuai dengan prinsip industrial organization dimana dengan mengakuisisi lahan maka perusahaan dapat mengoptimalkan segala keunggulan yang dimiliki lahan tersebut untuk menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain dengan melihat faktor eksternal yang ada. Model ini menekankan pada karakteristik atau pengaruh eksternal yang ada di sebuah perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Faktor eksternal yang ada dalam ilustrasi diatas yaitu kualitas lahan yang subur dan letak lahan yang dekat dengan area konservasi dan pemukiman lokal masyarakat. Dengan dua faktor eksternal tersebut perusahaan bisa mengoptimalkan kedua hal tersebut agar dapat dijadikan sebagai perbedaan yang lebih menonjol bagi perusahaan sawit X dibandingkan dengan perusahaan sawit lainnya.

3.      The Five Forces of Porter dari Michael Porter terdapat lima kekuatan yang dapat berpengaruh dalam persaingan (Khoirunnisa, 2020). Analisis penggunaan Five Forces of Porter pada perusahaan produk Buavita

a.       The threat of a substitute product

Perusahaan yang memunculkan produk jus buah kemasan sangat banyak sehingga hal tersebut menjadi ancaman bagi perusahaan produk Buavita karena konsumen dapat dengan mudah menemukan produk penggantinya dengan produk yang sejenis di pasaran. Sehingga hal tersebut membuat perusahaan harus bisa memberikan perbedaan yang signifikan dari pada produk perusahaan lain yang sejenis. Dalam hal ini perusahaan Buavita berusahan memberikan diferensiasi dengan perusahaan lain dari sisi kualitas dan kuantitas. Pada perusahaan Buahvita ini menggunakan buah asli bukan menggunakan perisa buah saja sehingga dapat dijadikan sebagai nilai tambah perusahaan. Selain itu isi jus buah kemasan pada Buavita lebih banyak dibandingkan produk perusahaan lain walaupun dengan harga yang sama.

b.      The threat of the entry of new competitors

Dalam perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman seperti jus buah kemasan ini, bagi pendatang baru sangat sulit untuk menyaingi perusahaan yang sudah berdiri lama. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan konsumen membeli produk minuman berasal dari pengalaman. Selain itu dari sisi memproduksi produknya, ketika ingin memulai memproduksi minuman diperlukan modala yang cukup besar untuk membeli bahan baku dan mesin pengolah sehingga dapat menciptakan produk yang berkualitas.

c.       The bargaining power of customers

Dalam hal ini kebanyakan konsumen menginginkan harga yang murah atau kualitas yang baik. Sehingga perusahaan bisa memilih salah satu strategi tersebut untuk mendapatkan kekuatan di pasar. Seperti ketika perusahaan Buavita menjual produk jus buah kemasan dengan kualitas baik namun harga yang di pasarkan harus sesuai dengan harga umumnya tidak boleh kemahalan karena dapat mengurangi pembeli. Selain itu, untuk pembeli grosir perusahaan bisa memberikan diskon pembelian sehingga kekuatan pembelian dapat tercipta.

d.      The bargaining power of suppliers

Bahan baku untuk membuat jus buah sangat beragam. Hal tersebut membuat pemasok saling bersaing untuk berusaha menjadi pemasok di perusahaan Buavita. Oleh karena itu, perusahaan Buavita berusaha menyeleksi seluruh pemasok sesuai dengan kriteria produk yang akan dihasilkan. Dalam hal ini perusahaan bisa memilih pemasok yang memiliki kualitas bahan baik namun harganya murah atau standar.

e.       The intensity of competitive rivalry

Perusahaan Buavita yang memproduksi kemasan jus buah memiliki pesaing yang banyak. Persaingan tersebut sangatlah ketat bisa dari segi harga, promosi, hadiah, kualitas, dan masih banyak lagi demi menarik minat beli konsumen. Perusahaan Buavita dalam menarik minat pembeli bisa dilakukan dengan cara memberikan kualitas yang terbaik namun harga tetap standar. Selain itu, bisa juga perusahaan memberikan promo yang menarik seperti buy one get one setiap satu bulan sekali.

 

4.      Saat ini competitive strategy yang cocok diterapkan pada perusahaan game lokal adalah Porters Generics Competitive Strategi yaitu strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Menurut Kim & Lim (1988) perusahaan yang menekankan pada kedua strategi disebut kelompok strategi terpadu. Perusahaan game cocok menerapkan strategi terpadu. Hal tersebut dikarenakan perusahaan game lokal memiliki segmen pasar yang lebih kecil dan spesifik sehingga cocok menerapkan strategi terpadu. Segmen pasar game lokal ini bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas dan pasar yang besar. Pada kenyataannya perusahaan game lokal sulit bersaing dengan perusahaan game yang skalanya sudah internasional. Oleh karena itu, perusahaan game lokal harus bisa mengimbangi hasilnya dengan perusahaan game lainnya. Salah satu contohnya, game cepat mengalami perubahannya. Sehingga perusahaan harus bisa terus mengembangkan game sesuai dengan keinginan para peminat. Mengembangkan game bukan berarti perusahaan harus membuat game baru namun bisa memperbaiki konsep dan fitur yang ada di dalam game tersebut. Selain itu, perusahaan harus bisa mengembangkan game sesuai dengan pasar yang ada dan harus bisa di spesifikan. Dari segi biaya, perusahaan game membutuhkan biaya yang besar ketika akan mengembangkan game tersebut sehingga perusahaan harus bisa meminimalkan biaya yang dipakai dengan cara mengoptimalkan waktu yang ada dengan menggunakan asset yang sudah ada, software pembantu yang lebih signifikan, dan menekankan idealisme.

Sumber:

Khoirunnisa, A. (2020). Analisis Penerapan Strategi Generik Porter dalam Meningkatkan Daya Saing Perusahaan (Studi Kasus Bisnis Kuliner Sehat “Naturicha Healthy Food and Drink”). Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(1). https://doi.org/10.38035/JMPIS

Kim, & Lim. (1988). Environment Generic Strategies, and Performance in Rapidly Developing Country: a Taxonomic Approach. Academy of Management Journal.

 https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-ekonomi-organisasi-industri-industrial-organization-economics/120537

 

No comments:

Post a Comment

KATALOG MENU BALITA

  KATALOG A.       Nasi -Nasi merah -Nasi tim - Nasi tim beras merah - Bubur nasi B.       Ayam -Bola-bola ayam kuah -Siomay...