2. Menurut
saya ilustrasi diatas termasuk ke dalam industrial organization. Ilustrasi di
atas dikatakan sebagai industrial organization dikarenakan keunggulan dari
mengakuisisi lahan oleh perusahaan sawit X berasal dari faktor eksternal
perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang ada ketika perusahaan mengakuisisi diantaranya
yaitu:
1) Lahan
yang diakuisisi oleh perusahaan perkebunan sawit X di Papua memiliki sumber
daya alam yang baik.
2) Lahan
yang di akuisisi oleh perusahaan juga berpotensi dalam menghasilkan produk
crude palm oil (CPO) yang memiliki kualitas tinggi karena kesuburan tanah yang
belum tereksploitasi sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai keunggulan
yang dimiliki oleh perusahaan karena belum tentu hasil produksi perusahaan
perkebunan sawit lain memiliki produk crude palm oil (CPO) yang berkualitas
tinggi karena rata-rata lahan tanah di Indonesia sudah banyak tereksploitasi.
3) Letaknya
yang dekat dengan area konservasi dan pemukiman lokal dapat memudahkan
perusahaan dalam melakukan Corporate Social Responsibility sehingga dapat
meningkatkan citra perusahaan, brand perusahaan, dan mengembangkan kerjasama
dengan stakeholders lebih mudah.
4) Kegiatan
CSR juga dapat menumbuhkan perbedaan antara perusahaan kita dengan perusahaan
yang lain. Ketika perusahaan sawit X memberikan program CSR yang rutin untuk
masyarakat, perusahaan tersebut bisa lebih unggul dimata masyarakat
dibandingkan kompetitornya karena masyarakat menganggap perusahaan sawit X
peduli dengan lingkungan perusahaannya.
Hal
tersebut sesuai dengan prinsip industrial organization dimana dengan
mengakuisisi lahan maka perusahaan dapat mengoptimalkan segala keunggulan yang
dimiliki lahan tersebut untuk menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan
untuk bersaing dengan perusahaan lain dengan melihat faktor eksternal yang ada.
Model ini menekankan pada karakteristik atau pengaruh eksternal yang ada di
sebuah perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Faktor eksternal yang
ada dalam ilustrasi diatas yaitu kualitas lahan yang subur dan letak lahan yang
dekat dengan area konservasi dan pemukiman lokal masyarakat. Dengan dua faktor
eksternal tersebut perusahaan bisa mengoptimalkan kedua hal tersebut agar dapat
dijadikan sebagai perbedaan yang lebih menonjol bagi perusahaan sawit X dibandingkan
dengan perusahaan sawit lainnya.
3. The
Five Forces of Porter dari Michael Porter terdapat lima kekuatan yang dapat
berpengaruh dalam persaingan (Khoirunnisa, 2020).
Analisis penggunaan Five Forces of Porter pada perusahaan produk Buavita
a. The
threat of a substitute product
Perusahaan
yang memunculkan produk jus buah kemasan sangat banyak sehingga hal tersebut
menjadi ancaman bagi perusahaan produk Buavita karena konsumen dapat dengan
mudah menemukan produk penggantinya dengan produk yang sejenis di pasaran. Sehingga
hal tersebut membuat perusahaan harus bisa memberikan perbedaan yang signifikan
dari pada produk perusahaan lain yang sejenis. Dalam hal ini perusahaan Buavita
berusahan memberikan diferensiasi dengan perusahaan lain dari sisi kualitas dan
kuantitas. Pada perusahaan Buahvita ini menggunakan buah asli bukan menggunakan
perisa buah saja sehingga dapat dijadikan sebagai nilai tambah perusahaan.
Selain itu isi jus buah kemasan pada Buavita lebih banyak dibandingkan produk perusahaan
lain walaupun dengan harga yang sama.
b. The
threat of the entry of new competitors
Dalam
perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman seperti jus buah kemasan
ini, bagi pendatang baru sangat sulit untuk menyaingi perusahaan yang sudah
berdiri lama. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan konsumen membeli produk
minuman berasal dari pengalaman. Selain itu dari sisi memproduksi produknya,
ketika ingin memulai memproduksi minuman diperlukan modala yang cukup besar
untuk membeli bahan baku dan mesin pengolah sehingga dapat menciptakan produk
yang berkualitas.
c. The
bargaining power of customers
Dalam
hal ini kebanyakan konsumen menginginkan harga yang murah atau kualitas yang
baik. Sehingga perusahaan bisa memilih salah satu strategi tersebut untuk
mendapatkan kekuatan di pasar. Seperti ketika perusahaan Buavita menjual produk
jus buah kemasan dengan kualitas baik namun harga yang di pasarkan harus sesuai
dengan harga umumnya tidak boleh kemahalan karena dapat mengurangi pembeli.
Selain itu, untuk pembeli grosir perusahaan bisa memberikan diskon pembelian
sehingga kekuatan pembelian dapat tercipta.
d. The
bargaining power of suppliers
Bahan
baku untuk membuat jus buah sangat beragam. Hal tersebut membuat pemasok saling
bersaing untuk berusaha menjadi pemasok di perusahaan Buavita. Oleh karena itu,
perusahaan Buavita berusaha menyeleksi seluruh pemasok sesuai dengan kriteria
produk yang akan dihasilkan. Dalam hal ini perusahaan bisa memilih pemasok yang
memiliki kualitas bahan baik namun harganya murah atau standar.
e. The
intensity of competitive rivalry
Perusahaan
Buavita yang memproduksi kemasan jus buah memiliki pesaing yang banyak.
Persaingan tersebut sangatlah ketat bisa dari segi harga, promosi, hadiah,
kualitas, dan masih banyak lagi demi menarik minat beli konsumen. Perusahaan Buavita
dalam menarik minat pembeli bisa dilakukan dengan cara memberikan kualitas yang
terbaik namun harga tetap standar. Selain itu, bisa juga perusahaan memberikan
promo yang menarik seperti buy one get one
setiap satu bulan sekali.
4. Saat
ini competitive strategy yang cocok
diterapkan pada perusahaan game lokal adalah Porters Generics Competitive
Strategi yaitu strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Menurut Kim & Lim (1988)
perusahaan yang menekankan pada kedua strategi disebut kelompok strategi
terpadu. Perusahaan game cocok menerapkan strategi terpadu. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan game lokal memiliki segmen pasar yang lebih kecil dan spesifik
sehingga cocok menerapkan strategi terpadu. Segmen pasar game lokal ini bisa
menjangkau masyarakat yang lebih luas dan pasar yang besar. Pada kenyataannya
perusahaan game lokal sulit bersaing dengan perusahaan game yang skalanya sudah
internasional. Oleh karena itu, perusahaan game lokal harus bisa mengimbangi
hasilnya dengan perusahaan game lainnya. Salah satu contohnya, game cepat
mengalami perubahannya. Sehingga perusahaan harus bisa terus mengembangkan game
sesuai dengan keinginan para peminat. Mengembangkan game bukan berarti
perusahaan harus membuat game baru namun bisa memperbaiki konsep dan fitur yang
ada di dalam game tersebut. Selain itu, perusahaan harus bisa mengembangkan
game sesuai dengan pasar yang ada dan harus bisa di spesifikan. Dari segi
biaya, perusahaan game membutuhkan biaya yang besar ketika akan mengembangkan
game tersebut sehingga perusahaan harus bisa meminimalkan biaya yang dipakai
dengan cara mengoptimalkan waktu yang ada dengan menggunakan asset yang sudah
ada, software pembantu yang lebih signifikan, dan menekankan idealisme.
Sumber:
Khoirunnisa, A. (2020). Analisis Penerapan Strategi Generik
Porter dalam Meningkatkan Daya Saing Perusahaan (Studi Kasus Bisnis Kuliner
Sehat “Naturicha Healthy Food and Drink”). Jurnal Manajemen Pendidikan Dan
Ilmu Sosial, 1(1). https://doi.org/10.38035/JMPIS
Kim, & Lim. (1988). Environment
Generic Strategies, and Performance in Rapidly Developing Country: a Taxonomic
Approach. Academy of Management Journal.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-ekonomi-organisasi-industri-industrial-organization-economics/120537
No comments:
Post a Comment