NINDYA TRESNA WIWITAN / 26 / XII MIPA 1
Judul : Patung
Jenderal Soedirman
Seniman : Sunario,
dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung
Bahan :
Perunggu
Ukuran : 12 m (tinggi patung 6,5 m dan voetstuk atau
penyangga 5,5 m)
Berat : 4 ton
Lokasi :
Kawasan Dukuh Atas, di tengah ruas jalan yang
membelah Jalan
Soedirman dan berbatasan dengan Jalan Thamrin
Deskripsi :
a. Sejarah
Jenderal
Besar Raden Soedirman adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa
Revolusi Nasional Indonesia. Menjadi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia
pertama, ia terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jasanya yang besar
terhadap bangsa Indonesia menjadikannya selalu dihormati hingga sekarang. Untuk
mengenang jasa dan pengabdiannya, maka didirikanlah sebuah patung yang
menggambarkan dirinya. Patung ini berdiri kokoh di kawasan Dukuh Atas tepatnya
depan gedung BNI di tengah ruas jalan yang membelah dua jalan Soedirman dan
berbatasan dengan jalan Thamrin.
Patung
ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton dengan anggaran sebesar 3,5 miliar
rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa Institut Teknologi
Bandung, Sunario. Biaya pembangunan patung yang menelan dana 6,6 miliar rupiah
ini berasal dari pengusaha, bukan dari APBD DKI Jakarta. Sebagai kompensasinya
pengusaha mendapat dua titik reklame di lokasi strategis, yaitu Dikuh Atas. Dan
pengusaha yang beruntung dipilih langsung oleh keluarga adalah PT. Triamega.
Secara otomatis, perusahaan itu mendapatkan dua titik reklame di lahan
strategis yang berada di Dukuh Atas, yaitu di titik A dan 6B.
b. Tafsiran
Sosok Jenderal Soedirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan
kepala sedikit mendongak ke atas untuk memberi kesan dinamis. Karena berdirinya
patung ini di tengah kawasan yang penuh dengan beragam aktivitas, patung sengaja
didesain sederhana dan tidak memerlukan banyak rincian. Pose ini sempat menjadi kontroversi, namun
akhirnya patung tetap diresmikan tahun 2003. Menurut cucu sang jenderal yang
bernama Ganang Soedirman, patung berbentuk seperti itu karena Jenderal Soedirman
ingin menghormat kepada rakyat, beliau tidak mau dihormati. Jenderal Soedirmn
adalah sang pemangku jabatan, sebagai pemangku jabatan sudah seharusnya
menghormati yang memberi jabatan yaitu rakyat.
c. Kekurangan
Patung Jenderal Soedirman dibuat dengan berposisi
berdiri menghormat dan kepala sedikit
mendongak ke atas. Sedangkan posisi patung dianggap tidak pada tempatnya karena
sebagai Panglima Besar, Soedirman tidak selayaknya menghormat kepada sembarang
warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormatinya. Kemudian, di
sekitar patung tersebut ornamennya sederhana sehingga agar lebih terlihat mewah
menurut saya bisa dibangun sedikit ornamen seperti air mancur contohnya dan
diberi tulisan yang besar bahwa itu merupakan patung Jenderal Soedirman. Agar
orang yang lewat patung tersebut dari tidak tahu menjadi tahu bahwa itu
merupakan pahlawan nasional kita yaitu Jenderal Soedirman.
d. Kelebihan
Patung Jenderal Soedirman ini bagus. Letak
berdirinya patung ini sudah strategis. Yaitu di jalan ibukota, sehingga akan
banyak orang tau bahwa patung itu merupakan pahlawan nasional Indonesia yaitu
pahlawan Jendral Soedirman. Patung ini juga memberikan manfaat untuk memberi
pengetahuan dan sebagai simbol semangat perjuangan bangsa. Sehingga menimbulkan
jiwa nasionalisme pada seseorang. Selain itu bahan yang digunakan cukup kuat
sehingga akan bertahan dalam jangka waktu yang lama yaitu dengan bahan
perunggu. Selain itu, patung itu diletakkan di jalan yang sama namanya dengan
patugnya yaitu Soedirman.
No comments:
Post a Comment