Seperti kita ketahui bahwa besi sangat berperan dalam sintesa hemoglobin dan terkait erat dengan masalah anemia. Peranan zat besi berhubungan dengan kemampuannya dalam reaksi oksidasi dan reduksi, zat besi merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mampu berinteraksi dengan oksigen. Dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga elektron sehingga memiliki tiga sisa muatan positif (Fe 3+ /feri), sedangkan dalam keadaan tereduksi besi kehilangan dua elektron sehingga memiliki dua sisa muatan positif (Fe2+ /fero). Keberadaan besi dalam dua bentuk ion ini menyebabkan besi berperan dalam proses respirasi sel yaitu sebagai kofaktor bagi enzim enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasireduksi. Aktifitas SOD (superoksida dismutase) dan katalase bergantung pada zat besi ini. Antioksidan enzimatis bekerja dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru. Sebagian besar zat besi berada dalam hemoglobin, hemoglobin didalam darah membawa oksigen dari paruparu ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon dioksida dari seluruh sel keparu paru untuk dikeluarkan tubuh, selain itu zat besi juga berperan dalam imunitas dan pembentukan sel-sel limfosit. Disamping itu dua protein pengikat besi yaitu transferin dan laktoferin dapat mencegah terjadinya infeksi dengan cara memisahkan besi dari mikroorganisme, karena besi diperlukan oleh mikroorganisme untuk berkembang biak. Kekurangan besi akan berdampak pada reaksi imunitas berupa aktivitas neutrofil yang menurun, dan sebagai konsekuensinya kemampuan untuk membunuh bakteri intraseluler secara nyata menjadi terganggu. Sel NK sensitif terhadap ketidakseimbangan besi dan memerlukan jumlah besi yang cukup untuk berdiferensiasi dan berproliferasi, jika tubuh kekurangan besi kemampuan sel NK untuk membunuh bakteri menjadi rendah.
Siswanto,
Budisetyawati , Fitrah Ernawati. 2013. Peran
beberapa zat gizi mikro. Jurnal Gizi Indon 2013, 36(1):57-64
No comments:
Post a Comment