TUGAS ETIKA
PROFESI
“SUARA HATI”
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1.
Nindya
Tresna Wiwitan (P17111171005)
2.
Alfis
Dyan Treesma (P17111173033)
3.
Sugiono
(P17111174056)
4.
Nathasya
Arleta Dewi (P17111171010)
5.
Dewi
Sartika (P17111174060)
6.
Selvira
Maudy Rusto Putri (P17111173042)
7.
Laras
Safirna (P17111173043)
1.
Suara
Hati adakah yang tidak baik? Kalau ada apa sebabnya? Dan bagaimana cara
mengatasinya?
Ada, Pada hakikatnya suara
hati adalah kesadaran dalam batin seseorang bahwa dirinya berkewajiban mutlak
untuk selalu menghendaki apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Dari
kehendak itulah tergantung kebaikannya sebagai manusia, dan bahwa hanya ialah
yang dapat dan berhak untuk mengetahui apa yang menjadi kewajiban dan tanggung
jawabnya itu. Tidak selalu suara hati itu benar dan baik, karena sering kai
manusia berada dalam keadaan terdesak sehingga suara hati yang memberikan
informasi pada mereka adalah suara hati yang salah.
Sebenarnya, hal tersebut bukanlah termasuk dalam
suara hati melainkan sebuah emosi yang tidak dapat dikendlikan. Tentunya emosi tersebut
bukanlah emosi yang positif. Penyebab munculnya emosi yang tidak baik karena
terlalu sering dilanggar, kurangnya perhatian keluarga, kurangnya iman terhadap
Tuhan, dan pengaruh lingkungan.
Cara mengatasi suara hati yang tidak baik, Suara
hati perlu diasah dan dibina dengan cara :
·
Mengikuti suara hati.
·
Lebih dekat dengan keluarga.
·
Mencari sumber ilmu yang baik.
·
Introspeksi diri.
·
Berusaha untuk dekat dengan Tuhan,
dengan cara ibadah yang baik.
·
Mencari lingkungan yang dapat memberikan
hal positif.
2.
Wujud
nyata suara hati yang mana saja yang harus kita pupuk dalam diri? Dan bagaimana
cara memupuknya? Jelaskan!
Wujud nyata suara hati yang harus kita pupuk dalam
diri antara lain, manusia adalah makhluk sosial oleh karena itu, sebagai
makhluk sosial kita harus peka terhadap lingkungan sekitar. Kita harus selalu
membantu orang lain dikala mereka kesusahan. Karena, dengan begitu akan ada
hubungan timbal baliknya juga, dan pada akhirnya bila kita mengalami kesusahan
mereka akan membantu kita pula. Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai
pada akhirnya.
Selain saling tolong-menolong atau membantu, sebagai
manusia tidak akan luput dari dosa dan permasalahan. Oleh karena itu, sebaiknya
kita harus melakukan hal yang benar. Boleh percaya diri namun harus berhati –
hati. Kita harus bijak dalam bertindak, dan jujur dalam bertutur.
Lingkungan juga mempengaruhi pemahaman manusia, akan
tetapi bukan berarti suara hati seseorang menjadi sama dengan lingkungan
tersebut. Justru ketika berhadapan dengan perintah atau pun aturan yang salah,
suara hati mengambil peran untuk menuntun manusia ke arah
yang baik. Pada poin inilah, suara hati menegaskan otonomitas manusia. Suara
hati menjadi pangkal kebebasan karena manusia berani mengambil resiko atas
tindakan yang dipilhnya. Dengan adanya suara hati, dapat mengavaluasi tindakan
yang telah kita lakukan dan menyadarkan manusia betapa berharganya harga diri.
Cara memupuk suara hati antara lain :
·
Mawas diri dengan cara membedakan mana
yang baik dan buruk.
·
Mematuhi suara hati, semakin dipatuhi
akan semakin peka.
·
Ketika suara hati memutuskan mana yang
akan dilakukan, itu berarti bahwa putusan itu harus dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional.
·
Sadar akan kewajiban pada saat kondisi
teretentu.
·
Memperhatikan mana yang harus
diprioritaskan atau diutamakan.
·
Memperluas wawasan dan mau belajar dari
orang lain.
·
Membiasakan diri untuk selalu peka dan
menaati suara hati.
·
Bersedia untuk bersikap moral. Jangan menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan emosi atau dari segi kepentingan pribadi, seperti
mencari alasan dan pertimbangan yang sangat moral tetapi sebenarnya hanya
melindungi kepentingan kita.
·
Mengasah
pengertian moral kita. Mendidik suara hati dengan menuntut keterbukaan kita dan keinginan kita untuk
belajar.
No comments:
Post a Comment