BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian kepedulian sosial?
1.2.2 Apa saja dalil-dalil kepedulian sosial menurut prespektif islam?
1.2.3 Apa saja bentuk kepedulian sosial menurut prespektif islam?
1.2.4 Bagaimana hubungan antara islam dengan kepedulian sosial?
1.2.5 Apa saja hikmah kepedulian sosial menurut prespektif islam?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian kepedulian sosial.
1.3.2 Mengetahui dalil-dalil kepedulian sosial menurut prespektif islam.
1.3.3 Mengetahui bentuk kepedulian sosial menurut prespektif islam.
1.3.4 Mengetahui hubungan antara islam dengan kepedulian sosial.
1.3.5 Mengetahui hikmah kepedulian sosial menurut prespektif islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepedulian Sosial
Kata kepedulian berasal dari akar kata peduli yang artinya memerhatikan atau menghiraukan. Menaruh peduli berarti menaruh perhatian atau menghiaraukan sesuatu. Kepedulian merupakan suatu sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain ( sesam anggota masyarakat). Kepedulan sosial bukan berarti mencampuri urusan orang lain tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan. Mengapa manusia perlu memiliki kepedulian sosial? Dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan orang lain. Kerjasama itu dapat terjalin harmonis manakala masing-masing pihak memiliki kepedulian sosial. Sikap kepedulian sosial sangat dianjurkan dalam ajaran islam.
2.2 Dalil – Dalil Kepedulian Sosial
1. Surah al- Kautsar.
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Artinya, 1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah 3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.
Penjelasan Surah Al Kautsar. Surah al-Kautsar terdiri dari 3 ayat, termasuk golongan surat-surat makiyyah. Surah ini diturunkan oleh Allah menghibur hati nabi Muhammad.
Adapun isi kandungan surah al- Kautsar sebagai berikut: Ayat 1, menerangkan tentang Allah Swt telah memberikan yang banyak kepada Nabi Muhammad Saw. Nikmat yang banyak tersebut disebut Al-Kautsar. Ayat 2, menerangkan tentang dua perintah kepada Nabi Muhammad saw., khususnya dan umat Islam pada umumnya, yaitu melaksanakan sholat dan berqurban. Pelaksanaan dua perintah tersebut sebagai bukti rasa syukur atas limpahan nikmat Allah Swt. Yang begitu banyak. Ayat 3, menerangkan tentang orang yang membenci Nabi Muhammad saw. Dan risalahnya akan terputus dari rahmat-Nya.
Dalam ayat ini terdapat lafal al-abtar. Menurut kebiasaan orang arab, kata ini digunakan untuk menyebut orang yang tidak memiliki anak laki-laki. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa isi kandugan surah al-Kautsar menjelaskan bahwa Allah mengnugerahkan nikmat yang berlimpah kepada nabi muhammad, sehingga Allah memerintahkan untuk bersyukur denga mendirikan salat dan berkurban penuh keikhlasan.Orang-orang yang membenci Nabi Muhammad tidak akan mendapat kebaikan dunia dan akhirat, dia benar-benar orang yang merugi.
2. Surah al- Ma’un. َ
رَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ . فَذَٰلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ . وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ . فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ
Terjemah surah 1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. orang-orang yang berbuat riya. 7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Penjelasan Surah Al-Ma'un. Ayat1-3 menjelaskan tentang pendusta agama yaitu orang yang menghardik ( menyia-nyiakan) anak yatim dan enggan memberi makan kepada orang miskin. Ayat 4-7 menjelaskan tentang orang-orang yang melaksanakan salat tetapi mendapat celaka. Kecelakan disebabkan karena mereka lalai atau mengabaikan waktu salatnya. Orang yang melalaikan salatnya termasuk pendusta agama. Juga menjelaskan tentang ria, yaitu orang-orang yang berbuat baik karena ingin memperoleh pujian dan sanjungan dari orang lain bukan ikhlas karena Allah.
Al- Ghazali dalam menjelaskan ria terjadi jika seseorang menampilkan amal dalam bentuk ibadah dengan tujuan supaya diperhatikan oleh orang lain, sehingga ia mendapat tempat di dalam hatinya. Orang yang ria termasuk pendusta agama karena pernbuatan itu menyekutukan Allah. Ayat 7, mnerupakan salah satu ajaran tentang larangan berperilaku bakhil atau kikir yaitu enggan memberi bantuan kepada orang lain. Perilaku ini termasuk pendustaan terhadap agama.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa surah al- Ma’un menjelaskan tentang sifat manusia yang dipandang oleh Allah sebagai pendusta agama, yaitu: 1. Orang-orang yang menghardik anak yatim 2. Enggan memberi bantuan kepada orang lain lain yang sangat membutuhkan bantuannya. 3. Orang yang enggan member makan kepada fakir miskun. 4. Orang yang lalai dalam salat dan ria.
Pertama, menghardik anak yatim. Pengertian menghardik anak yatim ada dua kategori yaitu menghardik secara verbal dan menghardik secara non verbal. Menghardik secara verbal yaitu menghardik dengan ucapan-ucapan yang kasar, sedangkan menghardik yang bersifat nonverbal misalnya bertutur kata lembut dengan anak yatim , tetapi tidak memberikan makan dan pakaian yang dan pendidikan yang layak bagi mereka.
Para pelaku kesewenang-wenangan terhadap yatim, akan mendapatkan balasan dari Allah Swt. antara lain, ditegaskan di dalam Al-Qur'an. Allah Swt mengganjar mereka yang memakan harta yatim secara lalim, sebenarnya menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala neraka.
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَىٰ ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا ۖ وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
Artinya, “ Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisaa' : 10)
Kedua, menghina anak yatim sama saja dengan menempuh jalan ke neraka. Karena, dengan menyakiti hati anak yatim, apa pun doa anak yatim akan dikabulkan oleh Allah swt. “Doa baik dan buruk dari yatim akan dikabulkan oleh Allah.,”
3.
حدثنا عبدالرحمن حدثنا شعبة عن سعيد بن ابي بردة عن ابيه عن جده انرسول الله صلى الله عليه وسلم قال على كل مسلم صدقة قال افرايت ان لم يجد قال يعمل بيده فينفع نفسه وتصدق قال افرايت ان لم يستطع ان يفعل قال يعن ذا الحاجة الملهوف قال افرايت ان لم يفعل قال ياء مر بلاخير او بالعدل افرايت ان لم يستطع ان يفعل قال يمسك عن الشر فانه له صد قة
Artinya : mengajrakan Abdurrahman mengajarkan Syu’bah dari Sya’id bin abi Burdah dari ayahnya dari kakekeknya bahwasannya Rasulallah saw berkata; setiap orang muslim itu sodaqah, berbicara rasul apakah kamu tidak tahu kalau tidak menjumpai, maka berkata rasul beramal dengan tangan mencari manfaat terhadap dirinya sadaqah , apa kamu tidak mengetahui jikau tidak mapu untuk mengerjakannya maka rasul berkata tentukan kebutuhan yang dianiyaya, berkata rasul apa kamu tidak mengetahui kalau tidak mengerjakan itu berkata rasul, memerintah terhadap kebaikan atau terhadap keadilan, jikalau tidak mampu untuk mengerjakannya maka berhentilah kamu dari berbuat kejelekan maka itu sudah merupakan sadaqah buat kamu.
2.3 Bentuk Kepedulian Sosial Menurut Prespektif Islam
Bentuk dari kepedulian sosial ada bermacam-macam diantaranya adalah zakat, infaq, dan shodaqoh
2.3.1 Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun islam ke tiga yang diwajibkan kepada setiap muslim. Arti zakat dalam syari’at islam : sebagai harta yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat yang tertentu pula. Secara teknis, zakat berarti menyucikan harta milik seseorang dengan cara pendistribusian oleh seseorang yang mampu sebagiannya diberikan kepada seseorang yang kurang mampu sebagai hak mereka,denagan pembayaran zakat, maka seseorang memperoleh penyucian hati dan dirinya, serta melakukan tindakan yang benar, dan memproleh rahmat dan hartanya akan bertambah.
Sesudah mengeluarkan zakat seseorang telah bersih ( suci ) dirinya dari penyakit kikir dan tamak, hartanya juga telah bersih karena tidak ada lagi hak orang lain pada hartanya itu.
Allah Berfirman atas Ayat-Nya :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka . . .”( AT-Taubah : 103 )
2.3.2 Infaq
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki sebanyak yang dikehendakinya. Menurut bahasa infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut istilah syari’at, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam islam. Infaq berbeda dengan zakat, iinfaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orong-orang yang sedang dalam perjalanan.
Adapun urgensi infaq bagi seorang muslim antara lain, infaq merupakan bagian dari keimanan dari seorang muslim.Orang yang enggan berinfaq adalah orang yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan.
Di dalam ibadah terkandung hikmah dan manfaat besar. Hikmah dan manfaat infaq adalah sebagai realisasi iman kepada Allah, merupakan sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan umat islam, menolong dan membantu kaum duafa.
Perbedaan antara zakat dan infaq adalah zakat hukumnya wajib sedangkan infaq hukumnya sunnah, zakat ditentukan nisabnya sedangkan infaq tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq boleh diberikan kepada siapa saja. Infaq sunah diantaranya, infaq kepada para fakir miskin, sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain. Terkait dengan infaq, Rasulullah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim : Ada malaikat yang senantiasa berdoa setiap pagi dan sore: “Ya Allah berilah orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain: “Ya Allah yang menahan infaq, kehancuran”.
2.3.3 Shodaqoh
Islam telah memerintahkan umatnya untuk bersedekah, dalam firman Allah
حَدِيْثُ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ وَالْمَسْئَلَةَ: اَلْيَدُ الْعُلْيَى خَيْرٌ مِّنَ الْيَدِ السُّفْلَى، فَالْيَدُ الْعُلْيَى هِيَ الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ
Dalam hadits diatas dinyatakan dengan tegas bahwa tangan orang yang di atas (pemberi sedekah) lebih baik dari pada tangan yang di bawah (yang diberi). Bagi orang yang selalu membantu orang lain, di samping akan mendapatkan pahala kelak di akherat, Allah juga akan mencukupkan rezekinya di dunia.[3] Dengan demikian, pada hakekatnya dia telah memberikan rezekinya untuk kebahagiaan dirinya dan keluarganya. Karena Allah SWT Akan memberikan balasan yang berlipat dari bantuan yang ia berikan kepada orang lain.
Lembaga sedekah sangat digalakkan oleh ajaran islam untuk menanamkan jiwa sosial dan mengurangi penderitaan orang lain. Sedangkan tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja, tetapi juga berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan tersenyum dengan ikhlas untuk menyenangkan orang termasuk shodaqoh.
Bahwasanya zakat,infaq, dan shodaqoh merupakan kebuktian iman kita kepada Allah dan sesama muslim yang membutuhkannya. Dan hikmah dari semua itu:
1. Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu’afa.
2. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk.
3. Alat membersih harta dan menjaga dari ketamakan orang jahat.
4. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang allah berikan.
5. Untuk pengembangan potensi ummat.
6. Menolong, membantu,dan membina kaum dhu’afa yang lemah.
2.4 Mengetahui Hubungan Antara Islam dengan Kepedulian Sosial
2.5 Mengetahui Manfaat Kepedulian Sosial MenurutPrespektif Islam
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-dan-konsep-kepedulian-sosial.html
https://faroji83.wordpress.com/2008/06/05/hadis-sosial/
http://blog.unnes.ac.id/sitirofiah/2015/11/19/kepedulian-dalam-islam/
No comments:
Post a Comment