MAKALAH
PENILAIAN STATUS GIZI PADA IBU HAMIL
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Status Gizi
Yang dibina oleh Ibnu Fajar, S.KM. M.Kes
Oleh: Kelompok 1
1. Alfa Laili Rohmatin (P17111171001)
2. Linda Rahmaeka (P17111171009)
3. Fiqih Dzulfaqor (P17111171017)
4. Jihan Rohadatul Aisy (P17111173025)
5. Alfis Dyan Treesma (P17111173033)
6. Selvira Mauldy Rustoputri (P17111173042)
7. Dian Wardhani Rahadi Putri (P17111173050)
8.
Utami
Nur Kusdiana (P17111174059)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI D IV GIZI
MALANG, 2018
A. Antropometri Gizi Ibu Hamil
Antropometri gizi adalah penilaian
status gizi pada ibu hamil. Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua
yaitu: pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari
sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang
berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada
saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.
a. Pertumbuhan linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang.
Contohnya:
1. Panjang badan
Tinggi badan ibu hamil < 145 cm menunjukkan ukuran panggul yang kecil sehingga ibu beresiko melahirkan secara sectio caesaria.
2. Lingkar dada
Lingkar dada dapat digunakan untuk mempreduksi fungsi paru-paru dengan cara mengukur perbedaan antara lingkar dada saat menarik nafas maksimal dengan saat menghembuskan nafas. Perbedaan kedua ukuran itu harusnya sekitar 5,5 cm.
3. Lingkar kepala.
Ukuran lingkar kepala digunakan untuk memprediksi volume otak.Pada anak-anak volume otak dan lingkar kepala sama-sama meningkat.Sementara, pada orang dewasa volume otak justru menurun tapi lingkar kepala tidak berubah. Namun jika dikelompokkan berdasarkan usia, lingkar kepala memang dapat digunakan untuk memprediksi volume otak. Lingkar kepala normal untuk perempuan dewasa adalah sekitar 53 cm, sedangkan lingkar kepala untuk laki-laki sekitar 58,5 cm.
Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau.
b. Pertumbuhan Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contohnya :
1. Berat badan
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI) |
Total Kenaikan BB (Kg) |
Penambahan BB |
|
TM I (Kg) |
TM II (Kg) |
||
Normal ( BMI 19,8-26) |
12,5 – 13 |
2,3 |
0,49 |
Kurus ( BMI < 19,8 ) |
11,5 – 16 |
1,6 |
0,44 |
Lebih |
7 – 11, 6 |
0,9 |
0,3 |
Obesitas ( BMI > 29 ) |
6 |
BMI, body mass index
2. Lingkar lengan atas (LLA)
Lingkar Lengan Atas Lingkar lengan atas diukur pada setengah panjang lengan nondominan, nilainya harus lebih dari 23,5 cm. LILA menunjukkan status gizi ibu hamil. LILA < 23,5 cm menunjukkan status nutrisi ibu hamil kurang dan harus mendapatkan penanganan agar tidak berkomplikasi pada janin.
Sumber: Buku Ajar Keperawatan Maternitas,2007
3. Tebal lemak bawah kulit.
Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:
Klasifikasi |
Laki-laki |
Wanita |
Lean |
< 8 % |
< 13 % |
Optimal |
8 – 15 % |
14 – 23 % |
Slightly overfat |
16 – 20 % |
24 – 27 % |
Fat |
21 – 24 % |
28 – 32 % |
Obesitas |
25 % |
33 % |
Sumber.Sirajudin 2012.
Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan.
B. Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.Umumnya penilaian status gizi biokimia untuk melengkapi penilaian status gizi secara konsumsi pangan dan klinis.
1. Darah
a. Tekanan darah
b. Hemoglobin
Pada ibu hamil, batas hemoglobin dalam darah adalah 11 g/dL sedangkan pada wanita normal sekitar 12 g/dL. Pada saat kehamilan terjadi penambahan jumlah volume plasma dan massa sel darah merah sehingga Hb menjadi lebih encer. Sebagai akibatnya nilai Hb menjadi turun.Keadaan ini menjadi terlihat nyata pada akhir trimester kedua kehamilan ibu, namun secara perlahan meningkat pada umur kehamilan trimester ketiga.Pengukuran hemoglobin ini dapat mengetahui apakah ibu hamil sedang mengalami anemia atau tidak.
Tekanan Darah |
Tekanan sistolik |
Tekanan diastolik |
Rendah normal Tekanan Darah |
110 mmHg |
75 mmHg |
Normal Tekanan Darah |
120 mmHg |
80 mmHg |
Tinggi normal Tekanan Darah |
130 mmHg |
85 mmHg |
c. Penyakit Infeksi
Pemeriksaan darah pada ibu hamil dapat juga untuk mengetahui bahwa apakah ibu mengalami penyakit infeksi seperti HIV, Hepatitis dan lain-lain.
d. Rhesus
Tes rhesus ini perlu dilakuakan untuk mengetahui apakah rhesus keduanya cocok atau tidak. Jika rhesus antara ibu dan janin tidak cocok, maka, akan muncul Penyakit Rhesus pada Bayi yaitu sel-sel darah merah pada janin bisa dirusak oleh antibodinya sendiri. Dan kondisi ini perlu diketahui sejak dini.
2. Urine
a. Protein
Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda - tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin.
b. Iodium
Pada ibu hamil yang mengalami kekurangan iodium maka akan kekurangan hormon tiroid, dikhawatirkan bayinya akan mengalami cretenisma, yaitu tinggi badan di bawah ukuran normal yang disertai dengan keterlambatan perkembangan mental dan tingkat kecerdasan (stunting). Ibu hamil dikatakan memiliki asupan yodium kurang jika < 100 mg / L , dikatakan cukup jika kadar yodium 100 - 199 mg / L , dikatakan lebih dari cukup jika kadar yodium 200-299, dan dikatakan lebih jika kadar yodium ≥300 mg / L (Riskesdas, 2013).
C. Klinis
Penilaian status gizi secara klinis didasarkan atas perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan asupan zat gizi. Sebagai contoh dapat dilihat pada jaringan epitel (supravicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metoda klinis berguna untuk survei klinis secara cepat atau rapid clinical survey untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Di samping digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang, yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit (IDN Supariasa, 2001
Pemeriksaan klinis meliputi:
q Riwayat medis, yaitu catatan mengenai perkembangan penyakit untuk mengetahui apakah malnutrisi disebabkan oleh konsumsi makanan atau bukan.
q Pemeriksaan fisik, yaitu dengan melihat dan mengamati gejala malnutrisi meliputi sign (gejala yang dapat diamati) dan symptom (gejala yang tidak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh penderita). Meliputi pemeriksaan terhadap semua perubahan fisik yang ada kaitannya dengan malnutrisi (kulit atau jaringan epitel, jaringan yang membungkus permukaan tubuh seperti rambut, mata, muka mulut, lidah, gigi, dan kelenjar tiroid).
Status |
Tanda Kecukupan Gizi |
Kulit |
Tidak kusam, cukup lembab, dan tidak kering |
Rambut |
Mengkilap, tidak rontok, dan kulit kepala bersih |
Mata |
Bersih, bersinar, selaput besar berwarna merah, dan tidak ada pendarahan |
Muka |
Warna sama dengan leher, cukup lembab, tampak segar dan sehat |
Mulut |
Tidak ada luka |
Lidah |
Berwarna merah mudah dan permukaannya tertutup papillae, tidak berbintik, dan tidak bergelombang atau nyeri |
Gigi |
Bersih, mengkilap, tidak berlubang, dan tidak ada pendarahan |
Kelenjar tiroid |
Tidak terjadi pembesaran |
D. Survei Konsumsi Ibu Hamil
Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok.Pada awal tahun empat puluhan survei konsumsi, terutama metode Recall 24 Jam banyak digunakan dalam penelitian kesehatan dan gizi.
Survei konsumsi makanan Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis gizi yang dikonsumsi.
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yangsering kali menjadi kekurangan adalah energy protein dan beberapa mineral seperti zatbesi dan kalsium.Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 84.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari.Hal ini perlu tambahan ekstrasebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil. Ibu hamil dianjurkanmengkonsumsi makanan yang beraneka ragam, kekurangan zat gizi pada jenis makananyang satu akan dilengkapi oleh zat gizi dari makanan lainnya (Iraputmasa, 2012)
1. Pesan Gizi Seimbang Ibu Hamil
a. Mengonsumsi aneka ragam pangan lebih banyak berguna untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan vitamin serta mineral sebagai pemeliharaan, pertumbuhan dan perkembangan janin serta cadangan selama masa menyusui
b. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan
c. Minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari)
d. Membatasi minum kopi, kandungan KAFEIN dalam kopi meningkatkan buang air kecil yang berakibat dehidrasi, tekanan darah meningkat dan detak jantung menuingkat. Paling banyak 2 cangkir kopi/hari
2. Penambahan Kebutuhan Zat Gizi Saat Hamil
a. Kebutuhan gizi untuk ibu hamil setiap harinya ditambah sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan janin. Berikut merupakan jumlah penambahan yang harus dipenuhi selama hamil:
b. Jumlah atau Porsi Dalam 1 Kali Makan
Merupakan suatu ukuran atau takaran makan yang dimakan tiap kali makan
c. Frekuensi Makan dalam Sehari
Frekuensi Makan Sehari merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan makan dalam sehari baik makanan utama atau pun selingan, sebanyak 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan atau porsi kecil namun sering dan harus sesuai porsi dibawah ini:
· JENIS MAKANAN YANG TERSUSUN DALAM 1 HIDANGAN MAKAN
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis pangan yang dikonsumsi semakin mudah untuk memenuhi kebutuhan gizi, semakin mudah tubuh memperoleh berbagai zat yang bermanfaat bagi kesehatan.
Selain menerapkan keanekaragaman makanan dan minuman juga perlu memperhatikan keamanan pangan yang berarti makanan atau minuman itu harus bebas dari cemaran yang membahayakan kehatan.
Cara menerapkan yaitu dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengkonsumsi lebih dari 1 jenis untuk setiap kelompok makanan setiap kali makan akan lebih baik.
f. Akibat kekurangan gizi pada ibu hamil
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,baik pada ibu, janin dan terhadap proses persalinan yaitu:1)
Terhadap ibuGizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi padaibu antara lain: anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secaranormal dan mudah terkena infeksi.2)
Terhadap persalinanPengaruh gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulitdan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelahpersalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.3)
Terhadap JaninKekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus pada bayi, bayi lahir mati,kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum(mati dalam kandungan), bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
E. Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia, lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial di dalam suatu daerah dan waktu tertentu yang mempunyai pengaruh pada status kesehatan.Lingkungan atau ekologi sangat berpengaruh besar dalam status kesehatan manusia, lingkungan yang bersih sudah pasti ditempati oleh masyarakat yang sehat, sedangkan lingkungan yang tidak bersih atau kotor atau kumuh sudah pasti ditempati oleh masyarakat yang sering terserang penyakit.
1. Keadaan Infeksi
Ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus dan parasit) dengan malnutrisi. Mereka menekankan interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan penyakit infeksi, dan juga infeksi akan mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi.Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, yaitu:
a. Penurunan asupan gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit.
b. Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat penaykit diare, mual/muntah dan pendarahan yang terus menerus.
c. Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebuthan akibat sakit (human host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh.
Contoh penyakit yang dijumpai dalam tubuh janin ada 3 yang menyebabkan pengaruh teratogenik: (1) Rubella, (2). Sitomegalovirus dan (3). Herpesvirus hominis.
2. Konsumsi Makanan
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengatur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi. Konsumsi makanan yang rendah juga disebabkan oleh adanya penyakit, terutama penyakit infeksi saluran pencernaan.
Contoh makanan yang baik untuk ibu hamil adalah telur, produk susu, salmon, ubi, kacang polong, alpukat, dan daging tanpa lemak.
3. Faktor Budaya
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain sikap terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan produksi pangan. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahyul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah.
Aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah:
a. Pengaruh tradisi
b. Sikap fatalistis
c. Sikap ethnosentris
d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
e. Pengaruh norma
f. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit dan pada tingkat kesehatan.Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalanganmasyarakat yang status ekonominya rendah.
Faktor Sosial Ekonomi ada 2 yaitu :
1. Data sosial
Data sosial yang diperlukan adalah: Keadaan penduduk disuatu masyarakat (jumlah, umur, distribusi, seks dan geografis)
2. Data ekonomi
Data ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan keluarga, kekayaan yang terlihat, pengeluaran dan anggaran, Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musiman.
5. Produksi Pangan
Data yang relevan untuk produksi pangan adalah :
a. Penyediaan makanan keluarga (produksi sendiri, membeli, barter, dll).
b. Sistem pertanian (alat pertanian, irigasi, pembuangan air, pupuk, pengontrolan serangga dan penyuluhan pertanian).
c. Tanah (kepemilikan tanah, luas per keluarga, kecocokan tanah, tanah yang digunakan, jumlah tenaga kerja).
d. Peternakan dan periklanan (jumlah ternak seperti kambing, bebek, dll) dan alat penangkap ikan, dll.
e. Keuangan (modal yang tersedia dan fasilitas untuk kredit).
6. Fasilitas Kesehatan & Pendidikan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, penerimaan masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta bermutu.
Faktor perilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan antara lain:
a. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling)
b. Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)
c. Sumber-sumber Daya (Resources)
d. Kebudayaan (Cultures)
e.
F. Statistik Vital
Salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan cara menganalisis statistik kesehatan. Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat dipertimbangkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
· Angka Kematian Ibu (AKI)
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI).AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Gambaran AKI di Indonesia dari tahun 1991 hingga tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.
Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Pada bagian berikut, gambaran upaya kesehatan ibu yang disajikan terdiri dari : (1) pelayanan kesehatan ibu hamil, (2) pelayanan imunisasi Tetanus Toksoid wanita usia subur dan ibu hamil, (3) pelayanan kesehatan ibu bersalin, (4) pelayanan kesehatan ibu nifas, (5) Puskesmas melaksanakan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan (6) pelayanan kontrasepsi.
· Angka Kesakitan ibu
Kesakitan yg disebabkan oleh 3 hal yaitu patologi, fisiologi dan kontrasepsi (WHO, 1992). Kesakitan yang terjadi saat kehamilan yang disebabkan dengan kesalahan manajemen kehamilan, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan Penyebab: (1) Patologi langsung (2) Patologi tdk langsung (3) Psikologi patologi.
1. Patologi Langsung : komplikasi patologi saat hamil, melahirkan, masa nifas, biasa samp 42 hari paska persalinan, terjadi akibat intervensi, kelalaian dan atau kesalahan terapi.
2. Patologi tidak langsung : kondisi/penyakit yang memperburuk kehamilan seperti TBC.
3. Psikologi Patologi : psikosis masa nifas/depresi masa nifas, terjadi akibat intervensi patologi misalnya isolasi, perubahan peran dll.
Berbagi penyakit yang terjadi pada ibu hamil, contohnya :
· Perdarahan : akibat kehamilan, persalinan dan masa nifas yang dapat menyebabkan kematian jika tidak diberikan intervensi medis ek transfusi, pemberian oksitosin, plasenta manual
· Sepsis : berhubungan dengan ketidakseterilan tindakan, ISR/PMS, dapat dicegah dengan manejemen pencegahan inos
· Eklampsia : akibat keracunan kehamilan, peningkatan Tekanan Darah, protein uri, udema. Dapat diidentifikasi pd saat periode kehamilan dengan memonitor tekanan darah, pemeriksaan urin dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya obat sedatifa dan anti kejang.
Daftar Pustaka:
Par’i Holil dkk. 2017. Penilaian Status Gizi(E-Book)(file:///E:/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf) diakses pada 18 Agustus 2018.
Sona P.2014. Status Gizi Ibu Hamil(https://putusona.wordpress.com/2014/09/02/status-gizi-ibu-hamil/ ) diakses pada 18 Agustus 2018.
Handayani S. 2014. Hubungan Kadar Yodium Urindan Kadar HemoglobinIbu Hamildengan Berat Badan Lahir Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas MusukiI KabupatenBoyolali(Naskah Publikasi) (http://eprints.ums.ac.id/39808/1/02.%20NASKAH%20PUBLIKASI.pdf )diakses pada 19 Agustus 2018.
No comments:
Post a Comment